7. Confession and Rejection

Start from the beginning
                                    

"Aku menyukai seorang wanita," jawabnya dengan sekali tarikan napas.

*****

Roxanne sedang berada di kamarnya menonton televisi. Tiba-tiba ia tersenyum mengingat kejadian di club tadi. Ia segera menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan diri. Ada apa denganku, batin Roxanne.

"ANNE!!" teriak kakaknya memasuki kamar Roxanne. Roxanne yang terkejut langsung beranjak dan membalikkan badannya melihat kakaknya, Victorina.

"GOSH! Ada apa denganmu? Kamarku tidak sebesar halaman rumah, Kak!" kesal Roxanne. Ia melihat kakaknya malah mengabaikannya dan malah berjalan mondar mandir di depannya. "Ada apa denganmu, Kak?" Tanya Roxanne.

"Apa kau sudah tahu?" Tanya Victorina tiba-tiba. Roxanne mengangkat alisnya tidak mengerti. "Apa kau tahu tentang perjodohan ini?" Tanya Victorina lagi. Roxanne tidak mengerti. Ia hanya tahu tentang isu perjodohannya tadi pagi, tapi kenapa malah kakaknya yang panik seperti ini?

"GOSH! Ayah menjodohkanku dengan anak kenalannya, Anne!" Victorina tampak panik dan frustasi. Ia duduk di ranjang dan menutup mukanya. Roxanne hanya menatapnya bingung. Kemudian, ia menghela napasnya.

"Jadi, ada apa dengan pejodohanmu? Kau tidak ingin menerimanya?" Tanya Roxanne di depan kakaknya. Kakaknya hanya mengangguk. "Apa kau sudah bilang pada Ayah?" Tanya Roxanne lagi. Kali ini, kakaknya menjawab dengan sekali gelengan. "Baiklah, kalau begitu, ayo kita ke tempat Ayah untuk menjelaskan apa yang ingin kau bicarakan, Kak," ajak Roxanne.

Mereka menghampiri Ayah mereka. "Daddy," panggil Roxanne dulu. Victorina hanya menunduk. "Oh, ada apa?" tanya Ayahnya.

"Dad, kakak ingin mengatakan sesuatu," kata Roxanne.

"Ada apa, Rina? Katakan saja," kata Ayahnya. Victorina tampak menghela napas terlebih dahulu sebelum mengutarakan keinginannya.

"Aku tidak ingin menerima perjodohan ini, Dad," katanya kemudian dengan sekali nafas. Ayahnya tampak terkejut seketika. "Memang ada apa? Kau bahkan belum melihatnya, kan?" Tanya Ayahnya kemudian.

"Iya, Daddy. Tapi, aku sedang tidak ingin menjalin hubungan apapun. Bukankah Daddy juga sedang menjodohkan Anne dengan seseorang?" jelas Victorina. Mendengar namanya disebut, Roxanne mengangkat alisnya. Ia sampai lupa jika ia juga terjerat dalam masalah perjodohan.

"Aku tidak menerimanya, Kakak," kata Roxanne tiba-tiba. Ayahnya semakin terkejut. Tiba-tiba saja, kedua anaknya ini malah menolak semua perjodohan mereka. Ia memijit pelipisnya.

"Oh, maafkan aku, Daddy. Aku juga baru akan memberitahumu besok, tapi ternyata Kakak malah sudah menyinggungnya. Aku minta maaf, Daddy,tapi aku tidak bisa menerima perjodohan ini. Aku ingin mencari pria pilihanku sendiri," jelas Roxanne yang diikuti anggukan oleh Victorina. "Iya, Daddy, aku juga, aku juga," kata Victorina kemudian.

Ayahnya menghela napas berat. Apa boleh buat. Ia tidak bisa terus menerus mengatur kehidupan anak-anaknya. Mungkin, ini memang waktunya ia melepas dan memberikan hak kepada anak-anaknya untuk bisa mengatur kehidupan mereka sendiri.

"Okay, girls. Daddy won't force you to accept this match, but promise me one thing, when you have a lover relationship later," Ayahnya mengacungkan jari telunjuk kanannya, "You have to bring the man first here, face to face with me, got it?" lanjut ayahnya. Roxanne dan Victorina tertawa dan mengiyakan saja.

"By the way, Dad, dimana Mommy dan Jeanette?" Tanya Roxanne. Victorina sedang ke dapur. "Biasa, masih sibuk di salon," jawab Ayahnya. Roxanne hanya ber-oh ria dan segera kembali ke kamarnya.

[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)Where stories live. Discover now