4. Jealousy

Mulai dari awal
                                    

            "Daddy, tidak ke kantor?" sapa Roxanne sambil mendekati pria paruh baya itu.

            Ah, daddy-nya rupanya, pikir Felix.

        Roxanne juga tidak habis pikir kenapa ia malah menawarkan ajakan itu. Bodoh. Pasti Felix sekarang akan memikirkan yang aneh-aneh. Sekarang, ia bingung harus menjelaskan apa jika orang tuanya bertanya. Pikiran dan hatinya kadang memang tak sejalan. Ia harus latihan mengontrolnya nanti.

            "Victor kan sudah ke kantor duluan. Daddy ingin di rumah dulu," jawab ayah Roxanne sambil meletakkan korannya.

            Ayahnya melirik ke belakang Roxanne dan menatap Felix dari ujung atas sampai bawah. Untung saja Felix menggunakan jas setelan kantornya. jika tidak, mungkin Roxanne sudah diceramahi ayahnya karena sembarangan membawa masuk pria ke dalam mansion.

 jika tidak, mungkin Roxanne sudah diceramahi ayahnya karena sembarangan membawa masuk pria ke dalam mansion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

           

           "Ah, dia anak dari customer langganan cafeku, Daddy," kata Roxanne sebelum ayahnya sempat bertanya.

            Felix maju menghampiri Roxanne dan ayahnya. Ia sungguh tampak percaya diri dari cara berjalannya.

            "Perkenalkan, Sir. Aku Felix Jullian. Such a pleasure to meet you," sapa Felix sambil mengulurkan sebelah tangannya.

            "Ah, begitu. Senang bertemu denganmu, Son," jawab ayah Roxanne langsung berjabat tangan dengan Felix dan merangkulnya. Ayah Roxanne mengajak Felix duduk di dekat taman, dan Roxanne hanya mengamati punggung mereka. Ia mengernyitkan dahinya tak habis pikir. Kenapa mereka sudah akrab sekali? Bahkan Roxanne saja yang sudah bertemu dengannya selama 2 hari ini, masih merasa asing.

            Roxanne hendak menuju ke dapur untuk membuatkan minum. Ternyata, mommy-nya ada di sana.

            "Ada tamu, Mom." Kata Roxanne.

            "Oh, ya? Tidak biasanya ada tamu di pagi hari seperti ini. siapa?" Tanya ibunya yang langsung membantu Roxanne mengambil cangkir dan beberapa snack.

            "Mommy tahu customer langganan caféku itu, kan? Anaknya yang kemari," jelas Roxanne singkat.

            "Benarkah? Dia laki-laki?" Tanya ibunya antusias dan menyenggol lengan Roxanne.

            "Mommyyy" erang Roxanne karena ia hampir menjatuhkan cangkirnya.

            "Ada seorang pria yang sedang mengobrol dengan daddy. siapa dia?" Tanya Jeanette, adik kecil Roxanne, tiba-tiba. Pertanyaan Jeanette menjadi jawaban untuk ibunya.

            "Just a guest" jawab Roxanne singkat.

            Ibunya hanya tersenyum menggelengkan kepalanya, dan Jeanette masih belum puas dengan jawaban kakaknya.

[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang