154. Mingyu

15.8K 1.2K 32
                                    

Requested by istrinyaoppa Rinantirekhwan99

Kau menatap ke arah Mingyu dan pacarnya yang sedang menggandeng tangan Mingyu dengan senyum manja sedangkan Mingyu sendiri tampak tak terlalu peduli.

Kau menghela nafas panjang sebelum berjalan menuju taman kampus dan duduk di salah satu bangku taman. Kebetulan jam-jam segitu memang sedang jam-jam sibuk sehingga tak banyak orang berada di taman tersebut. Kau memakai earphonemu dan memutar playlist yang tersimpan di handphonemu.

Kau menatap ke berbagai arah seraya menikmati alunan musik dan angin sepoi-sepoi.

Hari ini kau akan mengakhiri semuanya dengan pacarmu. Karena itulah kau menunggunya di taman, tentu saja kau sudah menghubunginya terlebih dahulu untuk menemuimu di sini.

Setelah kurang lebih 30 menit menunggu, kau melihat Mingyu berjalan ke arahmu.

"Apa kau lama menunggu?" Tanyanya seraya duduk di sampingmu yang segera melepaskan earphonemu.

"Tidak apa, apa kau sudah mengantar pacarmu ke rumah?"

"Ung." Ia meraih tanganmu dan menggenggamnya dengan erat. "Woah, tanganmu dingin sekali."

Kau hanya tersenyum kecil.

"Mingyu-ya."

"Hm?"

"Apa kau tahu kenapa aku mengajakmu bertemu hari ini?"

Mingyu mengernyitkan dahinya lalu menggeleng.

Kau menghela nafas panjang sebelum menatapnya.

"Aku...." Mingyu menatapmu lekat-lekat.

"Ada apa? Apa kau sakit?" Tanyanya khawatir.

Kau menggeleng. "Aku ingin berhenti menjadi pacar keduamu."

Kau merasakan tubuh Mingyu menjadi kaku.

"Apa?"

"Mingyu-ya, kau tahu kalau kau sudah punya kekasih sekaligus tunangan. Aku rasa kau harus berhenti melarikan diri dan menerimanya. Orangtuamu memilihkan perempuan itu dengan segala pertimbangan." Kau mengusap lengan Mingyu dengan lembut. "Aku bukan perempuan yang ditakdirkan untukmu. Dunia kita terlalu berbeda. Kau harus mengurus bisnis keluargamu sedangkan aku harus segera berlatih agar bisa mengikuti lomba resital selanjutnya."

Mingyu mendengus. "Apa yang dikatakan orangtuaku padamu?"

Kau tersenyum kecut. "Tidak ada. Aku hanya memikirkan bagaimana jika kita tidak mengakhiri hubungan kita secepatnya."

"(Y/n), aku tahu kalau orangtuaku mengatakan sesuatu padamu. Mana mungkin kau memikirkan sesuatu seperti itu!" Seru Mingyu. "Apa mereka mengancammu bahwa kau tidak akan bisa mengikuti pertunjukan resital lagi? Apa mereka mengatakan itu?"

"Aku tidak bisa menyembunyikan apapun darimu." Ujarmu dengan senyum tipis.

"Mereka benar-benar mengancammu begitu?" Serunya emosi seraya bangkit.

Kau segera menahan tangannya dan menariknya untuk duduk kembali.

"Mingyu-ya, kumohon. Kali ini aku ingin benar-benar berpisah denganmu." Ujarmu.

Mingyu menutup matanya lalu meraih dagumu dan membuatmu menatapnya.

"Aku...."

Kau merasa matamu panas ketika melihat ekspresi Mingyu yang sedih.

"Aku lelah Mingyu. Aku lelah dibicarakan oleh banyak orang. Aku..." Kau merasa bahwa air matamu mulai mengalir. "Aku ingin kau bahagia begitu pula denganku."

"(Y/n), jangan membohongi diri sendiri." Ujar Mingyu mengusap air matamu.

"Maaf Mingyu-ya, ini demi kebaikan kita berdua." Isakmu seraya bangkit. "Terima kasih atas semuanya."

"(Y/n)." Mingyu menahan tanganmu.

"Lepaskan aku Mingyu-ya." Ujarmu seraya berusaha melepaskan genggaman tangannya.

Mingyu menahan tubuhmu. "Lihat aku (Y/n). Lihat aku."

Kau berhenti meronta dan menatapnya.

"Jawab aku dengan jujur, apa kau membenciku?"

Kau menutup matamu dan menggeleng lemah.

"Apa kau benar-benar ingin berpisah denganku?"

Kau menggeleng lagi.

"Bisakah kita mencari cara lain?"

Kau kembali menggeleng. "Tidak Mingyu-ya, kita harus berpisah."

Mingyu menarikmu ke dalam pelukannya.

"Tak bisakah kita tetap begini?"

"Tidak, kau punya masa depan menantimu dan akupun demikian. Jika kita tetap bersikap egois aku yakin kita tidak akan bahagia." Ujarmu seraya menangis.

Mingyu menatap wajahmu lekat-lekat.

"Bisakah kita menghabiskan waktu bersama untuk terakhir kalinya?"

"Tentu."

Mingyu tersenyum kecil padamu sebelum mengecup kedua matamu. "Aku akan melakukan apa yang kau minta. Jika itu memang akan membuatmu bahagia."

"Terima kasih." Ujarmu dalam pelukannya. "Terima kasih Mingyu-ya."

♡♡♡♡♡

Done.. vomment ya!

 vomment ya!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Seventeen Imagine [END]Where stories live. Discover now