152. Jun

11.9K 1K 14
                                    

Requested by Anixxx_

Jun menatap seisi apartemenmu yang gelap dan sepi.

Ia menghela nafas panjang sebelum berjalan menuju kamarmu yang pintunya tertutup rapat.

"(Y/n)?" Panggilnya setelah mengetuk pintu kamarmu.

"Pergi." Serumu tanpa bangun.

Jun menutup matanya lalu berjalan ke arahmu berbaring dan duduk di sampingmu.

"Bukankah sudah kubilang pergi? Pergi!" Serumu dari balik selimutmu.

"(Y/n), apa kau benar-benar ingin putus denganku?"

Kau menyibak selimutmu dengan sekali sentak dan memelototi Jun yang tengah menatapmu.

Kau menghela nafas sebelum memalingkan wajahmu. "Pikirkan saja sendiri."

Ketika kau akan kembali berbaring, Jun menahan tanganmu. "Apa kau ingin putus karna aku akan kembali ke China?"

Kau segera meronta, berusaha melepaskan cengkraman tangan Jun darimu. "Lepaskan."

"(Y/n), jawab aku!"

"Kubilang LEPASKAN!"

"(Y/N)-YA!"

Kau menatapnya tajam. "Iya! Aku marah karena kau memutuskan untuk kembali ke China tanpa mendiskusikannya denganku! Aku marah karena semua orang bilang kalau kau tidak mencintaiku, SEMUA ORANG BILANG KALAU AKU TIDAK LAYAK MENJADI KEKASIHMU! SEMUA ORANG BILANG KALAU KAU SUDAH BOSAN DENGANKU! SEMUA ORANG BILANG KAU INGIN PUTUS DENGANKU KARENA ITULAH KAU KEMBALI KE CHINA!" Serumu frustasi.

Kau mengatur nafasmu yang mulai tak beraturan lalu menyentak tangan Jun begitu saja dan kembali berbaring dengan selimut menutupi seluruh kepalamu. Seluruh emosi yang kau pendam, sekarang meluap-luap.

"Apa kau berpendapat seperti itu?" Suara Jun lebih rendah dan datar dari sebelumnya.

Kau memutuskan untuk tidak menjawabnya.

Tanpa kau sangka Jun menarik selimutmu dan menarik tubuhmu agar berbalik ke arahnya. Kau bertahan dengan sekuat tenaga, namun ketika kau merasakan bahwa Jun berpindah ke atasmu kau pada akhirnya meliriknya.

Ia menatapmu dengan ekspresi.... marah?

"Apa kau juga berpikir demikian?" Tanyanya lagi dengan tatapan tajam.

Ia membuatmu menatapnya dengan sekali hentakan.

"Jawab aku."

Kau menutup mulutmu rapat-rapat.

"JAWAB AKU (Y/N)!"

Kau terlonjak kaget karena baru kali ini Jun meneriakimu. Tak sadar air matamu mulai mengalir.

"Iya, aku berpikir seperti itu." Isakmu.

Ekspresi Jun terlihat terpukul. "Kenapa?"

"Karena aku merasa kalau belakangan ini kau terus menerus menghindariku, kau.... selalu mengabaikanku belakangan ini, kau bahkan tidak pernah menghubungiku setiap malam seperti dulu." Isakmu semakin jadi. "Puncaknya adalah ketika kau tiba-tiba bilang kalau kau akan kembali ke China."

Jun sekarang menyadarinya dan merasa bersalah. Belakangan ini ia memang mengabaikanmu karena kepalanya penuh dengan pikiran ia ingin melamarmu secepatnya setelah orangtuanya setuju. Rencana Jun untuk kembali ke China adalah untuk meminta izin pada orangtuanya dan merencanakan untuk mengajak seluruh keluarganya pindah ke Korea untuk bertemu denganmu.

"Maafkan aku (Y/n)." Ujarnya seraya mengusap pipimu yang basah dan mengecup keningmu.

"Jangan minta maaf, jika kita putus maka kau akan lebih bebas untuk kembali ke China." Ujarmu seraya memalingkan wajahmu. "Kau akan terbebas dari perempuan egois, manja, tidak spesial, bodoh, dan sebagainya."

Jun menutup matanya mendengarkan penghinaanmu atas dirimu sendiri.

"Kau akan menemukan perempuan yang lebih sepadan di sana. Kau bisa melupakanku. Kau..."

"Cukup!" Seru Jun seraya membungkan bibirmu dengan bibirnya.

Kau tentu saja langsung meronta, di satu sisi kau merindukannya namun di sisi yang lain kau merasa kau masih kesal dengan perbuatannya.

Jun menahan tanganmu agar tidak meronta lagi sebelum melepaskan ciumannya dan menatapmu tajam.

"Memang kau perempuan yang bodoh karena mempercayai perkataan orang-orang sekitar, kau juga egois karena tidak mau mendengarkan penjelasanku. Kau bilang apa tadi? Tidak spesial? Manja?" Jun mendengus kesal. "Aku menyukai sifat manjamu itu dan bagiku, kau ini spesial! Jangan pernah menganggap dirimu seperti itu lagi!"

"Kau tahu? Kepulanganku ke China nanti adalah untuk mempersiapkan diri dan keluargaku untuk bertemu denganmu karena aku ingin melamarmu! Orang bilang kau tidak pantas bagiku? Memangnya mereka siapa? Bagiku kau ini perempuan terpantas yang akan berada di sisiku seumur hidupku!" Lanjut Jun emosi.

Mendengar semua penjelasan Jun kau kembali menangis.

Jun menghela nafas panjang lalu melepaskan tanganmu dan berpindah ke sampingmu untuk memelukmu.

"Apa kau mengatakan hal yang sejujurnya?" Isakmu di dadanya.

"Untuk apa aku berbohong?" Jawab Jun seraya mengecup keningmu. "Aku minta maaf karena membuatmu salah paham begini, aku minta maaf karena tidak mengabarimu, maaf karena menghindarimu, dan maaf karena tidak memberimu penjelasan dari awal."

Kau menggelengkan kepalamu. "Aku yang minta maaf karena telah minta putus. Maafkan aku."

Jun memelukmu semakin erat.

"Dengarkan aku (Y/n), aku tidak peduli apa yang dikatakan orang tentang kita. Aku hanya mencintaimu seorang dan jangan pernah merendahkan dirimu lagi seperti tadi." Jun mengangkat kepalamu sehingga kau menatapnya. "Kau adalah bintangku, bintang yang sulit untuk diraih, bintang yang sangat berharga bagiku dan ketika kuraih bintang tersebut ia akan memberikanku kebahagiaan. Dan bintang itu adalah kau, (Y/n)."

Kau menatap Jun yang tersenyum padamu sebelum memeluknya.

"Aku mencintaimu."

Kau tersenyum kecil dan berbisik,  "aku juga mencintaimu."

♡♡♡♡♡

Done..
Maafin kalo minggu ini aku update hanya 1/2
Tugas menumpuk jadi harus lembur 😫
Kalau udah beres aku bakal sempetin update secepatnya ya
Maafin banget 🙇

Maafin kalo minggu ini aku update hanya 1/2Tugas menumpuk jadi harus lembur 😫Kalau udah beres aku bakal sempetin update secepatnya yaMaafin banget 🙇

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Seventeen Imagine [END]Where stories live. Discover now