7. Imagine Vernon

33K 2.9K 54
                                    

"Hansol-ah!" Kau memanggil pria yang sedang menggendong seorang anak kecil.

Ia menoleh dengan senyuman di wajahnya.

"Kau lagi-lagi lupa untuk memberi Hana snack." Ujarmu sambil berjalan ke arahnya.

"Ah, iya!" Hansol menepuk jidatnya seraya mengambil snack yang kau bawa ketika kau sampai di sebelahnya.

Mata anak perempuan kecil di pangkuan Hansol itu berbinar saat melihat snacknya.

"Hana-ya buka mulutmu."

Kau tersenyum melihat Hansol yang sedang menyuapi Hana. Anak kecil itu masih berusia satu setengah tahun dan sangat senang tersenyum. Namun di sudut hatimu kau juga merasakan cemburu karena merasa Hansolmu di rebut oleh Hana.

Setelah menghabiskan snacknya, Hana di beri susu dan sekarang tengah bermain di alam mimpi. Kau dan Hansol duduk di sofa menikmati waktu tenang hari itu. Kau menyenderkan kepalamu ke pundak Hansol.

"(Y/n), apakah kau ingin tidur?" Tawar Hansol seraya menggenggam tanganmu.

"Aku inginnya sih begitu." Kau memejamkan matamu.

"Kalau begitu tidurlah. Just sleep on my lap."

"Apa kau lupa kalau hari ini aku harus mengedit pekerjaanku?" Kau menjauhkan diri tanpa melepaskan genggaman tangan Hansol.

"Benar juga!" Ia membuka mulutnya seperti donat. "Perlu kubantu?"

"Hansol-ah, kau tidak bisa mengedit gambar. Ingat?"

"Ah... maaf." Ia menundukan kepalanya. Wajahnya berubah muram dan ia memainkan jari-jari tanganmu.

Kau terkekeh melihat kelakuannya. "Kenapa hari ini kau banyak sekali lupanya?"

"Benarkah?" Tanyanya.

"Pagi tadi kau lupa kalau kau memakai sepatu yang sudah rusak sehingga kau hampir terjatuh, kau lupa memakan makan siangmu, kau lupa membawa handphonemu, kau lupa untuk mengganti bohlam lampu di kamar mandi, dan masih banyak lagi." Jelasmu panjang lebar.

Ia menatapmu dengan geli lalu mencubit pipimu. "Benarkah aku melupakan semua hal yang kau sebutkan?"

"Aku jamin kalau kau lupa semua yang kukatakan tadi." Jawabmu seraya mendengus.

"Kau sangat mengerti diriku." Ia merangkulmu dengan penuh kasih sehingga mau tak mau kau tersenyum.

"Kau melupakan satu hal penting hari ini."

Ia menatapmu bingung tanpa berkata apapun lalu ia mengecup bibirmu secara tiba-tiba. Kau sempat kaget akan perbuatannya namun dengan segera kau berdeham dan mengalihkan pandanganmu.

"Ini yang kulupakan?" Tanya Hansol dengan nada menggoda.

Kau memutar bola matamu lalu menatapnya lurus. Kau mengangguk kaku sebelum tersenyum malu.

"Mau lagi?"

"Tidak!" Jawabmu cepat. "Aku harus mengerjakan pekerjaanku dan sebentar lagi Hana akan bangun."

"Oh ayolah, kau bisa mengerjakannya nanti malam dan setel saja Pororo di TV." Rewel Hansol.

"Apa kau akan melakukan hal yang sama jika nanti kau punya anak?" Tanyamu tak percaya dengan apa yang baru saja kau dengar.

"Tentu saja...." Ia menatapmu yang membelalakan mata lalu melanjutkan, "tidak."

Kau menghela nafas lega.

"Kalau begitu satu kecupan lagi." Mohon Hansol.

Kau menimang-nimang sebentar lalu dengan cepat mengecup bibir Hansol dan melarikan diri ke kamarmu.

Hansol sendiri senyum-senyum sendiri di ruang tengah. "Ah iya! Aku lupa kapan Seungcheol hyung akan menjemput Hana dan di mana!"

Ia beranjak dari sofa sambil berteriak, "(Y/n), pinjam handphonemu! Aku melupakan sesuatu lagi." Dan kau hanya menggelengkan kepalamu saat mendengar teriakan Hansol tersebut.

Seventeen Imagine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang