76. Jun & Joshua

12.4K 1K 24
                                    

Requested by tessha_16

Kau menoleh ke kanan dan ke kiri sebelum mengendap-endap keluar dari kamarmu.

Kau berusaha keras untuk tidak menghasilkan suara apapun saat berjalan menyusuri lorong rumahmu hingga kau berhasil keluar dari rumahmu tanpa sepengetahuan orang-orang rumahmu. Kau berjalan melewati kolam renang yang berada di belakang rumahmu dengan perlahan-lahan.

Saat kau sampai di taman kecil rumahmu kau segera membuka pintu kecil yang menjadi jalan rahasiamu untuk kabur.

Tepat saat kau baru saja melongokkan kepalamu lewat pintu tersebut, seseorang menarik kakimu dengan cepat.

"Lihat apa yang ku tangkap!" Seruan bodyguardmu membuat tubuhmu kaku.

Kau menutup matamu rapat-rapat saat Jun mengangkat tubuhmu dan memggendongmu di bahunya.

"Jun kumohon turunkan aku." Rengekmu. "Aku akan melakukan apapun. Kumohon."

"Apapun?"

Kau menyesali perkataanmu barusan. "Iya."

"Kalau begitu aku akan ikut denganmu." Ujar Jun singkat.

"Eh? Tapi..."

"Sebaiknya kau pergi bersamaku (Y/n)." Jisoo melompat turun dari atas pohon di hadapanmu.

"Ohoh, ada mata-mata rupanya." Jun berujar dengan nada datar.

Kau menatap Jisoo yang merupakan pelayan pribadimu tanpa berkedip.

"Kenapa kalian berdua harus menghalangiku keluar dari rumah ini sendirian?" Tanyamu frustasi.

"Karena kau nona muda yang merepotkan." Jawab Jun.

"Jika kau tidak kabur seperti ini, aku tidak akan menghalangimu." Jawab Jisoo.

Kau mengerucutkan bibirmu sebal.

Jisoo mengusap kepalamu pelan. "Ayo kita pergi sekarang sebelum yang lain bangun."

Setelah berkata seperti itu Jun dengan mudah membawamu keluar dengan memanjat gerbang besar di dekat taman.

"Nah, kau mau pergi kemana nona muda?" Tanyanya seraya menurunkanmu.

"Namsan Tower."

Jisoo menatapmu sebelum tersenyum kecil. "Kenapa?"

"Karena aku mau mencoba memasang gembok cinta yang terkenal itu." Jawabmu antusias.

Jun dan Jisoo berpandangan sejenak lalu tertawa bersama dan kau mengerucutkan bibirmu kesal.

"Aku akan pergi sendiri." Ujarmu seraya berjalan dengan kaki dihentak-hentakan.

"Memangnya kau tau jalan ke Namsan Tower?" Pertanyaan Jun membuatmu menghentikan langkah.

Kau memang tak tahu jalan menuju ke sana dan kau benar-benar merasa seperti orang bodoh karenanya. Kau menutup matamu rapat-rapat, menekan seluruh egomu dan berbalik menghadap kedua orang tersebut lalu memegang kedua ujung baju mereka. "Antar aku."

Joshua dan Jun berpandangan sejenak lalu tersenyum kecil. "Ayo."

Jun memimpin jalan dan Joshua berjalan di sampingmu khususnya saat jalanan mulai ramai ia menggandeng tanganmu dan menjagamu agar tetap dekat dengannya.

Cukup lama kalian berjalan setelah menaiki taxi, kalian pun sampai ke Namsan Tower.

"Wuoooh!" Serumu saat melihat pemandangan dari dalam cable car.

"Dasar anak kecil." Seru Jun tanpa memandangmu.

Kau pun segera berbalik dan mengerucutkan bibirmu ke arah Jun yang melirikmu sambil menjulurkan lidahnya.

"Masalah?" Ujarmu kesal seraya menyikut pinggangnya.

"Aw! Hei!" Ia berusaha membalasmu dengan mengalungkan tangannya di lehermu.

Jisoo memperhatikan kalian dengan senyum mengembang di wajahnya.

Kalian masih bertengkar saat sampai di atas dan Jisoo meninggalkan kalian berdua entah kemana.

"Lepaskan aku!" Serumu saat Jun mulai menggelitikimu.

"Oho! Jika kau menyerah aku akan melepaskanmu."

"Oke-oke! Aku menyerah!"

Jun segera melepaskanmu saat kau mengatakan hal tersebut dan kau segera menerjangnya hingga keseimbangannya oleng dan kau ikut terjatuh bersamanya.

"Kau ini benar-benar." Ujar Jun kesal seraya memegangi kepalanya sedangkan kau segera duduk di sampingnya.

Ia bangun dan menatapmu yanh tengah melihat ke arah tanganmu.

"Kau terluka?" Jun segera menarik tanganmu dengan panik dan melihat adanya goresan baru di kulitmu.

Kau menatapnya lalu menatap tanganmu tepat sebelum ia menjilat lukamu dan menutupnya dengan hansaplast. Wajahmu benar-benar panas saat ia menjilat lukamu.

"Um, aku akan mencari Jisoo." Ujarmu salah tingkah saat ia menatapmu.

Kau segera meninggalkan Jun yang menghela nafas panjang sebelum ia mengacak-acak rambutnya.

"Apa yang kulakukan." Jun menundukan kepalanya frustasi.

Saat kau tengah berlari seraya memegangi wajahmu sebuah tangan menangkap tubuhmu dan tanpa kau sadari, kau telah berada dalam dekapan tubuh seseorang. Kau segera mendongak dan menemukan Jisoo tengah menatapmu dengan bingung.

"Mau kemana?"

Kau segera mendorong tangannya. "Mencarimu."

Jisoo menatap wajahmu sejenak. "Kenapa wajahmu merah?"

"Eh? Oh! Aku kepanasan."

Jisoo tersenyum kecil lalu menyerahkan es krim yang tadi ia beli padamu.

"Makanlah."

Kau menerima es pemberiannya lalu memakannya dengan cepat saat kalian telah duduk di tangga terdekat.

"Pelan-pelan saja." Jisoo mengusap puncak kepalamu dengan lembut.

Kau meliriknya sebelum melanjutkan makan dengan lebih pelan.

Ia memperhatikanmu dengan seksama dan tertawa saat melihat adanya es krim menempel di dekat pipimu.

"Kau benar-benar seperti anak kecil." Ujar Jisoo membuatmu menoleh ke arahnya.

Tubuhmu membeku saat Jisoo meraih wajahmu mengusap pipimu lalu ia menjilat jarinya. "Makanmu berantakan."

Es krim yang sedang kau pegang terjatuh begitu saja dan mengenai sebagian tanganmu.

Jisoo langsung meraih tanganmu dan menyeka tanganmu dengan sapu tangannya. Jari-jarinya bermain di atas tanganmu dan saat ia mendongak kau baru menyadari bahwa wajahnya sangat dekat dengan wajahmu.

Ia menatapmu dalam-dalam dan ia mendekatkan wajahnya padamu.

Tepat ketika bibirnya hampir menyentuh bibirmu, kau segera bangkit berdiri. "Aku akan pergi ke toilet."

Jisoo mengangguk kecil padamu sebelum kau segera pergi menjauhinya.

"Argh!" Jisoo meringis saat Jun menepuk bahunya keras-keras.

"Tampaknya kau juga melakukan sesuatu yang seharusnya tidak kau lakukan." Ujarnya seraya duduk di samping Jisoo.

Jisoo menghela nafas panjang sebelum mengusap wajahnya dengan kasar.

"Ah, kenapa dunia kita dengannya harus berbeda?" Ujar Jisoo seraya menatap langit.

"Yah, memang dunia tidak adil." Balas Jun dengan senyum kecut.

Kedua pria tersebut menghela nafas panjang lalu memandang ke atah langit.

♡♡♡♡♡

Doneeee
Semoga suka yaaw 😊

Seventeen Imagine [END]Where stories live. Discover now