97. Mingyu

16.7K 1.2K 111
                                    

Requested by sylkyachi caratisthenewcarrot

Angst, sad.

Note: ini adalah sebuah cerita yang diambil dari pengalaman pribadi temannya adder aku.. based from her real experience
Semoga dengan cerita ini dia dapat lebih kuat menghadapi hari-harinya.

Warning!
Karna alurnya maju mundur jadi tolong perhatikan cluenya. Ada kata flashback dan kata-kata yang di italic untuk bagian yang merujuk pada masa lalu.
Kalau kalian baperan mending siapin tissue dulu ya 😊
Enjoy ^^

Kau berlari-lari kecil menuju bukit di dekat rumahmu. Kau melirik sekilas selembar surat yang kau pegang di tangan kirimu dan tersenyum kecil saat melihat tulisan tangan yang sudah sangat familiar bagimu.

Setibanya di bukit, kau duduk di bawah pohon yang menjadi tempat rahasiamu dengan Mingyu seraya berusaha untuk mengatur napas.

"Maaf terlambat." Ujarmu seraya melemparkan senyum. "Hari ini jalanan padat sekali."

Hembusan angin memainkan rambutmu dengan lembut. Kau menikmati angin sepoi-sepoi tersebut seraya duduk di samping Mingyu yang tersenyum lebar.

"Kau tahu? Hari ini aku tidak datang sendirian." Ucapmu dengan senyum lembut. "Aku tahu kau tak akan suka mendengarnya, tapi aku kemari bersama Seokmin."

Kau melirik ke arah Mingyu yang masih tersenyum lebar.

Tiba-tiba angin berhembus kencang, membuatmu menutup matamu rapat-rapat. Sebuah ingatan muncul begitu saja di benakmu.

Flashback on

"(Y/n)-ya, dua hari lagi kau ulang tahun bukan? Aku sudah mempersiapkan kejutan untukmu!" Ujar Mingyu seraya menggandeng tanganmu.

Kau dan Mingyu sama-sama berjalan menuju rumahmu yang terletak di dalam kompleks.

Mingyu selalu memarkirkan mobilnya di luar kompleks rumahmu dan mengantarmu pulang dengan berjalan kaki. Katanya supaya sehat dan bisa bersamamu lebih lama.

"Hm? Bukankah itu seharusnya menjadi kejutan? Jika kau katakan sekarang namanya bukan kejutan lagi." Jawabmu geli.

"Aku bilang begini supaya kau tidak akan terkejut hingga pingsan nantinya!" Ujar Mingyu dengan yakin.

"Aish.." Dengan gemas kau mencubit pinggangnya. Ia langsung menjauh darimu namun ia tidak melepaskan tanganmu dari genggamannya.

Tak lama kemudian kau sampai di depan rumahmu. Seperti biasa Mingyu mencium keningmu lama sebelum ia berpamitan padamu.

"Aku pulang ya." Pamitnya.

"Ung, hati-hati ya." Ujarmu seraya melambaikan tanganmu padanya.

Flashback off

Kau membuka matamu secara perlahan dan menatap Mingyu nanar.

"Mingyu-ya." Panggilmu lembut.

Air mata mulai menggenang lagi di pelupuk matamu. Kau berusaha menahan air mata itu dengan sekuat tenagamu.

"Maafkan aku Mingyu." Bisikmu serak. "Karena akulah kau berada di sini sendirian."

Sebulir air mata menuruni pipimu dan kau dengan cepat mengusapnya.

"Jika saja waktu itu kau tidak memaksakan diri untuk mempersiapan kejutan ulang tahunku." Ujarmu parau.

Seventeen Imagine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang