13. Imagine Jeonghan

22.8K 2K 14
                                    

Kau memandang laki-laki cantik di depanmu untuk beberapa saat. Laki-laki yang dulu adalah pacarmu yang sangat kau sukai.

"Sudah lama tak bertemu." Ujarnya pelan.

Kau memalingkan wajahmu ke air mancur yang ada di depanmu. Kau dan dia tidak sengaja bertemu tadi saat kau sedang berjalan-jalan di taman dengan anjingmu. Dia yang pertama kali memanggilmu sehingga mau tak mau kau melihatnya.

"Iya." Jawabmu singkat lalu mengelus kepala anjingmu.

"Bagaimana kabarmu?"

"Baik."

Keadaan kembali hening. Kau tak tahu harus berkata apa dan laki-laki di sampingmu itu sama sekali tidak melihat ke arahmu.

"Um, (Y/n)." Ujarnya setengah berbisik.

"Iya?"

Laki-laki itu menghela nafas panjang. "Maafkan aku."

Seketika badanmu terasa membeku. "Untuk apa?"

"Karena telah memutuskan hubungan kita secara sepihak." Jawabnya dengan kepala tertunduk.

Kau segera bangkit berdiri. "Aku sudah melupakannya Jeonghan. Dan aku sekarang sudah bahagia tanpa kehadiranmu di hidupku!"

Belum sempat kau melangkah, Jeonghan segera berdiri dan menarik tanganmu dengan cukup keras sehingga kau langsung masuk ke dalam pelukannya.

"Kau tahu benar waktu itu keadaan sekitar memaksaku untuk memutuskanmu." Seru Jeonghan.

Tanpa kau sadari kau mulai terisak di dalam pelukannya. Kau sangat merindukan tangannya, tubuh kekarnya, wangi tubuhnya, bahkan suaranya. Kau tahu benar kalau kau belum bahagia, kau belum bisa melupakannya, kau belum bisa menghapus keberadaannya dari hidupmu.

"Lepaskan aku Yoon Jeonghan!" Kau berusaha mendorong dirinya namun tak berhasil.

"Kumohon (Y/n), biarkan aku menebus kesalahanku." Mohonnya tanpa melonggarkan pelukannya padamu.

"Bagaimana caranya? Dengan meminta maaf?" Balasmu sinis. Air mata masih mengalir dari matamu.

"Tidak." Jawab Jeonghan tegas. "Aku ingin kita kembali lagi seperti dulu."

"APA?!" Serumu tak percaya.

"(Y/n), dari dulu sampai sekarang perasaanku padamu belum berubah sedikitpun." Akunya padamu.

"Aku... tidak pecaya padamu." Ujarmu dengan susah payah.

"Apa yang harus kubuktikan padamu?" Tanya Jeonghan. Kali ini ia melepaskan pelukannya tapi ia masih menggenggam tanganmu erat-erat.

"Tidak ada." Jawabmu singkat.

"Lalu kenapa kau menangis?" Tanyanya sambil menyeka air matamu.

"Karena... karenaaa..." Kau menahan nafasmu saat tangan Jeonghan mengelus pipimu dengan lembut. "Karena aku membenci diriku yang masih merindukanmu dan mencintaimu walaupun kau telah memutuskanku."

Air mata kembali menetes dan kali ini kau menangis sambil memukul dada Jeonghan berulang kali.

"(Y/n)-ya. Maafkan aku." Ia kembali memelukmu dengan erat sambil mengelus puncak kepalamu lembut.

Setelah kau agak tenang Jeonghan mengantarmu pulang ke rumahmu.

"(Y/n)-ya, mengenai hari ini aku benar-benar serius dengan perasaanku." Kau menatapnya tanpa ekspresi. "Kuharap kau mengerti perasaanku."

Tepat sebelum Jeonghan berbalik kau memanggilnya. "Kalau kau memang serius."

Kau menghela nafas sebelum melanjutkan perkataanmu. "Kalau kau memang serius, kau harus membuktikan padaku kalau kau memang masih mencintaiku."

Wajah Jeonghan berubah menjadi cerah.

"(Y/n)."

"Asal kau tahu, aku masih memiliki tempat untukmu tapi aku mau usahamu. Aku bukan perempuan yang kau kenal beberapa bulan lalu. Aku adalah aku yang sekarang dan kau satu-satunya laki-laki yang ku sukai hingga saat ini." Jelasmu panjang lebar. "Perlihatkan padaku bahwa kau menganggapku penting dan berharga."

Jeonghan segera menarikmu ke dalam pelukannya dengan sangat lembut. "Terima kasih (Y/n). Akan ku pastikan bahwa kau tidak akan menyesal telah memberiku kesempatan kedua."

Kau tersenyum kecil di dalam pelukannya. Kau berharap kalau ini adalah keputusan yang tepat.

Seventeen Imagine [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant