112. Seungkwan

10.4K 869 18
                                    

Requested by lastingfriend_ Chikosyaa yoonxx

"(Y/n)-ya, kumohon jangan marah."

Kau mendelik ke arah Seungkwan dengan sebal dan mengubah posisi dudukmu membelakanginya. "Kalau begitu kenapa kau tidak memberitahuku sejak awal?"

"Um, itu, aku.."

Kau menunggu kelanjutan perkataan Seungkwan dengan tatapan sinis.

Seungkwan tersenyum canggung lalu duduk di sampingmu dan meraih tanganmu lalu menggenggamnya.

"Aku ingin mengejutkanmu. Kau terkejut bukan?" Kau memutar bola matamu sebelum menarik tanganmu dari sentuhannya.

"Aku memang terkejut, tapi aku juga marah."

Seungkwan menggigit binir bawahnya sebelum berlutut di hadapanmu.

"Maafkan aku (Y/n), aku juga baru tahu jika kita dijodohkan sekitar 4 hari yang lalu dan aku terlalu senang hingga tidak mengabarimu."

Kau menghela nafas sebelum menatap Seungkwan dalam balutan jas hitamnya yang tengah menatapmu dengan tatapan memelas.

Kau memang berpacaran dengan Seungkwan sudah lama, sekitar 5 bulan, dan minggu lalu orangtuamu mengatakan bahwa kau akan bertunangan dengan seseorang pilihan ayahmu.

Kau berkata pada ayahmu bahwa kau sudah punya seorang kekasih dan kau sangat takut jika harus berpisah dengan Seungkwan. Kau awalnya akan membatalkan pertunangan ini saat kau bertemu dengan orang yang dipilihkan ayahmu. Kau bahkan sudah mempersiapkan mentalmu matang-matang karena kau harus berhadapan dengan banyak tamu undangan yang tak lain dan tak bukan adalah tamu yang diundang oleh ayahmu dan ayah pria tersebut namun nyatanya, kau malah bertemu dengan Seungkwan.

Tentu saja emosimu langsung memuncak antara lega, marah, kesal, dan senang.

"Aku menolak untuk memaafkanmu." Ujarmu masih kesal.

"Ayolah (Y/n), aku tahu aku salah tapi..." Perkataan Seungkwan terpotong saat melihat matamu berkaca-kaca. "Woah, woah, woah... Kenapa kau menangis?"

Kau sendiri tidak menyadari bahwa matamu mengeluarkan air mata hingga sebulir air mata lolos dan mengalir menuruni pipimu.

Seungkwan langsung memelukmu dan mengusap puncak kepalamu. "Aigoo, maafkan aku (Y/n). Jangan menangis."

Kau mengusap air matamu dan mengedipkan matamu berulang kali bermaksud untuk menghilangkan air mata yang mengumpul di pelupuk matamu.

"Kenapa kau menangis?" Tanya Seungkwan lembut.

"Tidak tahu." Jawabmu cepat.

Seungkwan langsung menjauh dan menatap wajahmu. Kau sudah berhasil menghilangkan sisa-sisa air mata di pelupuk matamu dan Seungkwan menyadarinya.

Ia menarik nafas lega.

"Jangan mengagetkanku seperti itu! Aku benar-benar takut tahu."

Kau tersenyum kecil mendengar nada bicara Seungkwan yang terdengar mirip dengan ibumu.

Seungkwan ikut tersenyum saat melihat senyummu. Ia lalu memelukmu lagi.

"Masih marah?"

Kau menggeleng pelan dalam pelukannya.

"Kau memaafkanku?"

Kau mendongak untuk menatapnya. "Aku akan memaafkanmu dengan satu syarat."

Seungkwan balas menatapmu. "Dan syarat apakah itu?"

"Kau harus menghangatkanku. Kau tahu suhu di beranda ini dingin sekali."

"Kalau begitu kit.."

"Aku tidak mau masuk." Potongmu cepat.

Seungkwan menatapmu bingung.

Kau lalu mendorong tubuhnya dan menunjuk ke arahnya.

"Perasaanku belum membaik karena kau menipuku. Aku bahkan hendak mempermalukan diriku sendiri tadi, jika saja aku tidak melihatmu maka aku akan berteriak dengan kencang bahwa aku membatalkan pertunangan ini secara sepihak dan tentu saja aku akan melarikan diri setelahnya."

Seungkwan tertawa kecil mendengar penjelasanmu sebelum melepas jasnya dan menyampirkannya di pundakmu.

"Kenapa kau memakai baju yang tipis jika kau akan menolak orang tersebut?" Tanya Seungkwan seraya duduk di sampingmu dan menarikmu ke dalam pelukannya.

Kau menyenderkan kepalamu ke dada Seungkwan. "Bukan aku yang memilih dress ini tahu."

"Ibumu?"

"Bukan, ayahku."

"Wow, ayah mertuaku ternyata punya selera yang bagus." Candanya.

Kau menusuk pinggangnya pelan dan ia langsung terlonjak kaget seraya tertawa.

"Uh.. aku masih merasa dingin." Ujarmu seraya mengeratkan pelukanmu di pinggang Seungkwan.

Seungkwan berpikir sejenak lalu melepaskan pelukanmu padanya.

Ia menaikan kakinya di atas bangku panjang tersebut lalu menatapmu. "Kemarilah, biar kupeluk kau dengan seluruh tubuhku."

Kau mengerjabkan matamu berulang kali sebelum tertawa geli.

Tanpa ragu kau masuk ke dalam pelukannya. Ia memeluk tubuhmu erat dan membiarkanmu menemukan posisi yang nyaman.

"Hangat?"

Kau mengangguk puas.

Seungkwan tersenyum lembut lalu ia mencium puncak kepalamu sebelum menumpukan dagunya pada puncak kepalamu.

"Terima kasih karena telah menjadi pacarku... ah tidak! Lebih tepatnya tunanganku."

Kau tersenyum sebelum menutup matamu. "Terima kasih kembali."

Seungkwan tersenyum lalu ia menatap ke arah pintu yang menghubungkan tempat pesta dengan beranda dan menemukan kedua kakak perempuannya, ibunya, dan ibumu sedang memperhatikan dengan wajah penuh arti.

"Um, (Y/n)? Sepertinya kita diperhatikan sejak tadi."

"Biarkan saja, anggap saja mereka hanya orang yang suka mengintip." Jawabmu cuek.

"Jadi kau suka jika kita bermesraan di tempat umum?"

"Tidak."

Seungkwan tersenyum kecil.

"Lain kali kita bisa coba berciuman di tempat ramai."

"Aku akan meninggalkanmu sendirian jika kau melakukannya."

"Aku akan mengerjarmu. Baik kau pergi ke luar angkasa sekalipun aku akan terus mengejarmu."

Kali ini kau tertawa geli. "Bagaimana caranya?"

"Entahlah, mungkin meminjam UFO?"

Kau tertawa mendengar perkataannya dan Seungkwan tersenyum puas saat kau tertawa. Ia lalu mempererat pelukannya dan berbisik. "I Love You."

"Aku juga." Balasmu.

♡♡♡♡

Done...
Seperti biasa....
Seungkwan...
Susah dapet feelnya 😂

Yg mw req boleh ke part 'Request' ya
Ada di part paling pertama
Tolong dibaca baik" rulesnya ^^

Jangan lupa vomment!
Semoga masalah Fansite sama Pledis cepet beres dan Fansite kembali bekerja seperti biasa ya
Dan jangan lupa streaming terus MV Boom Boomya Seventeen

Seventeen Imagine [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu