118. DK

12.8K 1K 39
                                    

Requested by puputardilla blackpetals_

"(Y/n)-ya, (Y/n)-ya, (Y/n)-ya!"

Kau mengerang kesal seraya menutup kedua telingamu. "Ayolah Seokmin, aku harus menyelesaikan laporan terakhir ini sebelum jam 2 jika tidak profesor Jung akan menggagalkanku di mata kuliah filsafat. Yang nantinya akan menimbulkan masalah besar pada program pertukaran pelajarku."

"Eeeh~~ Tapi kan kau sudah janji akan membantuku membuat surat cinta."

Tanganmu langsung berhenti mengetik dan kau menarik nafas panjang.

Lee Seokmin, cinta pertamamu ini menyukai salah satu sahabatmu. Entah ia memang bodoh atau bagaimana tapi dia tidak pernah peka akan semua kode yang kau berikan padanya bahwa kau menyukainya sejak lama.

"Aku akan membantumu setelah aku selesai mengerjakan laporan ini. Ya?" Ujarmu setengah memohon.

Seokmin mengerucutkan bibirnya kecewa namun ia duduk di sampingmu dan melihat isi dari laporanmu.

"Hei, kurasa bagian ini salah." Serunya ketika kau sedang menscroll layar laptopmu ke atas.

"Yang mana?" Tanyamu sambil mencari kesalahan tersebut.

"Ini." Ujar Seokmin seraya mendekatkan wajahnya padamu.

Kau menatapnya kaget karena sekarang wajahnya sangat dekat dengan wajahmu.

"Benar kan! Lihat! Kau salah mendeskripsikan pengertian sen..." Seokmin menoleh ke arahmu sehingga bibirmu dan bibirnya hanya berjarak sekitar 7 cm.

Tentu saja wajahmu merona.

"Apa? Kenapa wajahmu merah?" Tanya Seokmin seraya menatapmu bingung.

Kau mendengus lalu segera menoleh ke arah lain.

Seokmin menyeringai jahil melihat perilakumu. "Apa? Jangan-jangan...."

Kau melik ke arah Seokmin seraya menahan nafasmu. "Jangan-jangan apa?"

"Kau kepanasan?"

Kau segera menghela nafas lega. "Iya."

"Karena kau menatapku yang tampan?" Godanya.

"Hah?" Sontak saja kau menoleh ke arah Seokmin. Namun karena ia masih belum bergerak dari tempat semula akhirnya bibirmu dan bibirnya bertemu.

Kau tentu saja membelalakan matamu dan segera menarik dirimu menjauh darinya.

Seokmin mengerjabkan matanya berulang kali seraya menatapmu.

"Barusan."

Wajahmu semakin merona karenanya lalu kau segera bangkit dari tempat dudukmu dan berlari keluar. Meninggalkan Seokmin sendiri.

"Argh! Bodohnya aku!" Rutukmu dalam hati.

Kaupun segera masuk ke ruang belajar pribadi dan memukul kepalamu berulang kali. "Dasar bodoh. Bodoh."

Saat sedang memukuli dan merutuki dirimu sendiri, ponselmu bergetar dan kau melihat nama Seokmin di sana. Kau menunggu hingga ponselmu berhenti bergetar barulah kau mengirimkan pesan pada Seokmin.

'Maaf, aku akan membuatkan surat cinta untukmu nanti.
P.s: Jangan hubungi aku dulu.'

Setelah itu kau langsung menonaktifkan ponselmu dan berusaha fokus pada laporanmu.

Malamnya, kau mengetikkan dua buah surat cinta. Salah satunya adalah surat yang merupakan isi hatimu yang paling mendalam untuk Seokmin dan yang satunya adalah surat cinta yang dapat Seokmin berikan pada sahabatmu.

Seventeen Imagine [END]Where stories live. Discover now