40. Mingyu♡

22.3K 1.9K 72
                                    

Requested by Rifda_RAP star___light Lorensa97 Jenkyjen
twinkletwinklesss

Sorry before but I'll try a new genre and it's called angst 😈

First, pas nyari arti dri angst aku dapetnya ini nih
A genre of fanfiction that is centered on sadness, despair, gloominess, pain, regret, etc.
So... aku nyesuain dengan ini ya 😊

Semoga memuaskan ya.. soalnya ini pertama kali nulis genre angst (bru sadar juga genre ini di sebut angst 😂 jadi maapkan kalau dulu pernah bikin) secara disadari(?)

Enjoy ^^

"(Y/n)-ya!" Suara gebrakan pintu menyeruak di telingamu beriringan dengan suara panggilan namamu.

Dengan segera kau membuka pintu dan mendapati suamimu dalam keadaan mabuk.

"Mingyu-ya, kau tak apa-apa?" Dengan cepat kau membantunya berjalan masuk ke dalam rumah.

"Apakah aku terlihat baik-baik saja?" Serunya dengan agak keras hingga kau terperanjat.

Kau tahu persis kebiasaan buruk Mingyu saat mabuk, walaupun begitu kau masih belum terbiasa karena Mingyu memang jarang sekali mabuk.

Kau mendudukannya di kasur lalu segera pergi ke dapur untuk mengambil air minum untuknya.

Saat kau keluar dari dapur, sepasang lengan yang besar menarikmu dengan kasar ke dalam pelukannya. Gelas yang kau bawa langsung terjatuh dan pecah di lantai namun Kim Mingyu sama sekali tidak bereaksi. Kau memandang wajah Mingyu di dalam kegelapan dan kesunyian yang membuat perasaanmu tak menentu.

"Mingyu-ya." Ujarmu pelan dalam pelukannya.

"Maafkan aku." Kau mendengar isakan Mingyu.

Kau tercengang mendengar isakannya, kau pun mengelus punggungnya dengan lembut berharap dia dapat merasa lebih tenang.

"Mingyu-ya kau kenapa?" Tanyamu lembut.

"(Y/n)-ya, maafkan aku." Isaknya lagi kali ini kau merasakan air mata mengalir di pipimu, air mata milik Mingyu.

"Mingyu-ya."

"Maaf, maafkan aku." Kau ingin mengatakan sesuatu namun rasanya tenggorokanmu tercekat.

"Aku bukanlah suami terbaik bagimu." Isaknya lebih keras.

Kau berusaha untuk tidak bergerak maupun mengeluarkan suara.

"Aku telah gagal sebagai seorang suami." Ia memelukmu lebih erat hingga kau kesulitan bernafas.

"Aku tidak pernah bisa membahagiakanmu. Bosku selalu memakiku karena pekerjaanku yang tidak rapi, rekan kerjaku mengucilkanku, teman-temanku mulai meremehkanku, dan kau..." Serunya menahan emosi. "Kau bahkan tak pantas bersanding dengan diriku yang tak bisa melakukan apa-apa dengan benar! SEMUA ORANG BAHKAN MENGATAKAN BAHWA KAU ADALAH WANITA MALANG YANG BERAKHIR DENGAN DIRIKU!"

Kali ini kau merasakan air matamu mengalir bersamaan dengan air matanya. Ini pertama kalinya Mingyu mengatakan hal seperti itu padamu. Kau tak tahu harus berkata apa padanya.

"Kenapa kau harus memilihku? Kenapa kau harus menikah denganku? KENAPA AKU HARUS MENYUKAIMU? KENAPA?" Kau berusaha keras untuk menahan air matamu.

"Mingyu-ya." Kau mendengar bahwa suaramu pecah. Kau menghela nafas panjang lalu memeluk tubuh Mingyu.

"Aku tak pernah menyesali keputusanku untuk menikahimu. Aku percaya padamu sepenuhnya. Jangan hiraukan sekelilingmu, kau harus mempercayai dirimu sendiri." Ujarmu. Air mata mulai mengalir lagi.

Mingyu menjauhkan dirinya darimu. Tatapan matanya yang kosong membuat hatimu pilu.

"Mingyu-ya." Panggilmu seraya mengelus pipinya dengan lembut.

"Lebih baik kita berpisah." Ujar Mingyu dengan berat.

Kau membeku di tempat saat mendengat kalimat itu. Kau tak mempercayai indra pendengaranmu. Mingyu yang kau kenal selama ini tidak akan pernah menangis putus asa seperti saat ini. Ia akan terus berjuang untuk mendapatkan pengakuan dari lingkungannya dengan usahanya sendiri.

"Mingyu-ya." Serumu tak percaya.

"Ayo kita berpisah. Kau akan jauh lebih bahagia bersama dengan Se...." Kau menampar pipi Mingyu.

"Jangan..." Ujarmu dengan nafas berat. "Jangan pernah sekali-sekali kau mengukur kebahagianku seperti itu."

Air matamu benar-benar tak bisa berhenti dan kau merasakan emosi yang begitu meluap-luap dari dalam dirimu.

"SATU-SATUNYA ORANG YANG MEMBUATKU BAHAGIA ADALAH KAU! HAL YANG MEMBUATKU BAHAGIA ADALAH KAU! DAN AKULAH YANG MENENTUKAN APAKAH AKU BAHAGIA ATAU TIDAK!" Serumu seraya memandangi Mingyu yang saat ini telah berlutut di hadapanmu.

Kau mengacak-acak rambutmu sejenak lalu mendekat pada Mingyu. Beberapa serpihan gelas yang pecah menusuk telapak kakimu, namun kau tak mempedulikannya. Kau berhenti tepat di hadapannya.

"Mingyu-ya." Kali ini kau melembutkan suaramu. "Aku mencintaimu apa adanya. Jangan pernah kau mengatakan hal seperti itu di hadapanku lagi."

Seakan baru sadar dengan apa yang terjadi Mingyu bangkit berdiri lalu memelukmu erat.

"Ya ampun (Y/n). Apa yang telah kuberbuat! Maafkan aku." Ujarnya panik.

Kali ini kau benar-benar menangis di dalam pelukannya. Kau melepaskan emosi yang sempat meluap-luap.

"Maafkan aku." Seru Mingyu saat suara tangisanmu semakin keras.

"(Y/n)-ya, kumohon jangan menangis." Ujarnya lembut. Ia mencium puncak kepalamu dan tanganya terus menerus mengusap punggung dan kepalamu.

Kau berusaha menghentikan tangisanmu namun tak bisa. Mingyu melepaskan pelukannya lalu menatapmu penuh kasih. Ia mengusap air matamu lalu kembali memelukmu.

"Aku tidak akan mengulanginya lagi. Berhentilah menangis." Ujarnya lembut.

Setelah beberapa lama akhirnya kaupun berhenti menangis.

Mingyu menghela nafas lega lalu membopongmu ke sofa dan mendudukanmu di sana.

Ia pergi meninggalkanmu sebentar lalu saat ia kembali, ia segera mengobati telapak kakimu yang dipenuhi darah serta goresan-goresan.

"Besok aku akan mengantarmu ke rumah sakit." Serunya seraya membalut kakimu dengan perban. Kau hanya mengangguk kecil mendengar perkataannya.

Setelah itu Mingyu segera menggendongmu ke kamar tidur. Ia membaringkanmu dan mengganti pakaiannya sebelum bergabung denganmu dan memelukmu dengan erat. Ia sempat mencium bibirmu singkat lalu menggumamkan kata maaf terus menerus hingga kau tertidur.

Ia menatapmu dengan penuh tekad bahwa ia bisa melakukan semuanya demi dirimu.

"Aku mencintaimu. Terima kasih telah menyadarkanku." Bisiknya pelan sebelum mencium keningmu dan jatuh tertidur.

♡♡♡♡

SUKA GAAAA???
Jujur aja..... aku mah orangnya ga melankolis jadi susah bikin yg sedih' gtu 😷

Btw.... temen" aku pada kaget loh pas tw aku bsa bikin Imagine yg romantis banget 😂
Soalnya aku orangnya seneng bercanda dan jujur aja susah buat serius kecuali pas nugas di kampus..
Bisa ditebak kan aku orangnya gimana? Makan.a banyak yg ga nyangka klo aku bsa bikin Imagine romantis 😂😂

OH IYAAAA! Vomment ya jangan lupa 😆

Seventeen Imagine [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें