51. Woozi ~ Last

15.6K 1.2K 52
                                    

Hurt/comfort

Kau menatap langit yang mulai gelap, sama seperti suasana hatimu yang sedang sedih.

"(Y/n)-ya." Jihoon yang merupakan pacarmu ah bukan! Pacar pura-puramu selama 2 tahun memanggilmu dengan lembut.

Kau menoleh padanya dengan perlahan-lahan.

"Besok semuanya akan berakhir." Ujarnya sambil menunduk.

Kau kembali melayangkan pandanganmu pada sungai Han di hadapanmu. "Ung."

Keadaan di sekitar kalian kembali hening. Perlahan-lahan tangan Jihoon meraih tanganmu dengan lembut, membuatmu merasa nyaman sekaligus sedih.

Besok semuanya akan berakhir. Besok Jihoon akan kembali ke Busan dan melanjutkan hidupnya di sana sedangkan kau akan mulai mengurus perusahaan milik keluargamu. Hubungan kalian akan benar-benar berakhir.

Tanpa sadar air mata mulai menggenang di pelupuk matamu.

"Maafkan aku." Bisik Jihoon seraya mengeratkan genggamannya pada tanganmu.

Kau menggeleng lemah. "Seharusnya sejak awal kita tidak mengambil langkah ini."

Jihoon menatapmu dengan ekspresi wajah sedih.

"Jika kita tak melakukannya maka kau tidak akan pernah merasakan kebebasan sebelum melanjutkan usaha keluargamu." Ujar Jihoon lembut. "Dan aku tidak akan bisa mematahkan kutukan yang mengatakan bahwa tidak ada perempuan yang melekat padaku."

Kau menatapnya sejenak lalu memejamkan matamu rapat-rapat.

"Aku benar-benar menyukaimu Lee Jihoon." Ujarmu.

Jihoon meraih wajahmu lalu mengangkatnya dan menatapmu dalam-dalam.

"Aku juga." Ujarnya lembut.

Kau tersenyum samar lalu menghela nafas kecil.

"Aku punya permintaan." Ujarmu pelan.

Jihoon menatapmu lalu mendekat padamu. "Katakanlah."

"Aku ingin kita melakukan semua hal yang biasanya kita lakukan untuk terakhir kalinya."

Jihoon tersenyum mendengar permintaanmu. "As you wish my sweet heart."

Ia menggenggam tanganmu erat-erat lalu memainkan jari-jari tanganmu. Setelah puas bermain dengan jari-jarimu, ia mencium punuk tanganmu. Setelah itu jari-jarinya beralih ke kepalamu dan mulai mengelus puncak kepalamu lalu perlahan-lahan turun ke rambutmu. Ia mencium rambutmu dengan lembut. Setelah selesai dengan semua hal itu Jihoon menatapmu dengan lembut.

Perlahan-lahan Jihoon mulai mendekatkan wajahnya padamu. Ia mulai mencium pipimu dengan lembut dan lama. Kemudian ia beranjak pada keningmu lalu hidungmu, dan tepat sebelum ia mencium bibirmu kau membuka matamu.

"Lakukanlah."

Jihoon pun segera mencium bibirmu dengan lembut. Saat bibir hangatnya bertemu dengan bibirmu air matamu mulai mengalir. Hanya saat ini lah kau dapat merasakan dirinya bersamamu untuk yang terakhir kalinya.

Saat ia menjauhkan diri darimu kau pun menyadari bahwa Jihoon pun meneteskan air matanya.

Ia menatapmu sejenak kemudian kembali menciummu.

Air matamu mulai mengalir semakin deras.

"Menangislah, menangislah selagi aku masih bisa bersamamu." Ujar Jihoon seraya mengusap air matamu. Ia bahkan sempat mencium kelopak matamu dan menahan tangisnya.

Ia menarikmu dalam pelukannya dan memelukmu dengan erat, membiarkanmu menangis dan membasahi bajunya.

Setelah agak tenang kau masih terus memeluknya seraya menatap lampu-lampu yang terpantul di atas permukaan sungai Han.

"Kuharap kau dapat menjalani hidup yang lebih baik lagi." Ujar Jihoon seraya merangkulmu semakin erat.

"Kuharap kau segera menemukan pacar baru di Busan nanti dan melanjutkan hidupmu dengan baik juga." Ujarmu tulus.

Jihoon mengecup keningmu singkat lalu tersenyum lembut padamu.

Kalian menikmati sisa waktu bersama seraya memandangi sungai dihadapan kalian.

Keesokan harinya, kau merasa lebih baik dan siap untuk menghadiri acara perpisahan dengan teman-teman kampusmu.

"Pagi (Y/n)." Kau menoleh ke arah Jihoon yang tengah tersenyum padamu saat kau baru turun dari mobilmu.

"Pagi Jihoon." Balasmu dengan senyum lebar seperti biasa.

Hari itu kalian menghadiri pesta dengan perasaan lebih tenang hingga tak terasa acara sudah selesai dan kalian harus pergi melanjutkan hidup kalian masing-masing.

Kau dan Jihoon bertatapan sejenak lalu menyunggingkan senyum tulus.

"Selamat tinggal (Y/n), jangan lupakan aku, hiduplah dengan bahagia, jangan lupa makan, jangan lupa untuk tidur, jangan lupa untuk berusaha dengan keras, dan jangan lupakan aku." Seru Jihoon seraya menggenggam kedua tanganmu.

Kau mengangguk kecil lalu balik tersenyum pada Jihoon. "Selamat tinggal, semoga kau menjalani hidupmu dengan bahagia, carilah pekerjaan yang kau sukai, jangan menemui perempuan yang tidak baik, dan kumohon lupakan aku."

Jihoon tersenyum mendengar ucapanmu lalu perlahan-lahan ia melepaskan genggaman tangannya.

Tanpa mengucapkan apapun lagi kalian berdua sama-sama pergi ke arah yang berbeda. Air matamu sempat lolos dan menuruni pipimu namun kau segera menyekanya lalu tersenyum samar.

"Aku menyukaimu, Lee Jihoon. Terima kasih karna telah hadir dalam hidupku selama 2 tahun terakhir ini." Gumammu kecil lalu segera berlari menuju mobilmu.

Di sisi lain Jihoon menoleh ke arahmu yang berlari ke arah parkiran. "Terima kasih atas segalanya, cinta pertamaku."

♡♡♡♡♡

끝...
Semoga sukaaaaa 😆
Vomment ya jangan lupa..

Semoga sukaaaaa 😆Vomment ya jangan lupa

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
Seventeen Imagine [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن