50. Joshua

17.6K 1.3K 21
                                    

Beberapa kali kau mendapati orang di sampingmu mencuri pandang ke arahmu.

Kau sempat menghentikan kegiatanmu yaitu menggambar pemandangan di sekitarmu untuk menatapnya balik namun bukannya memalingkan wajah ia malah tersenyum manis padamu.

Kau mendesah kesal sebelum menutup buku gambarmu, membereskannya, lalu berdiri dan menghampiri orang yang tersenyum semakin lebar tersebut.

"Joshua-ssi." Panggilmu saat berada di hadapannya.

"Sudah selesai menggambarnya?" Tanyanya ringan.

Kau mengerutkan dahimu sebelum menghela nafas kecil. "Apa maumu?"

Joshua menatapmu, ia nampak berpikir sejenak lalu tersenyum kecil padamu. "Mengajakmu kencan."

Kau mengerjabkan matamu berulang kali. "Hah?"

"Kan sudah ku bilang kalau aku ingin mengajakmu berkencan."

Kau memutar bola matamu lalu pergi meninggalkannya. Tak lama kemudian Joshua sudah berada di sampingmu, berjalan bersamamu.

Joshua Hong atau Hong Jisoo, laki-laki aneh yang selalu mendekatimu saat kau menggambar di taman. Ia bahkan selalu mengajakmu mengobrol namun kau hanya membalasnya karena sopan santun. Entah sejak kapan kau selalu merasa nyaman saat berada bersamanya yang selalu mengganggu waktumu menggambar. Ia bahkan selalu mengajakmu berkencan namun kau selalu menolaknya dengan alasan ingin menggambar.

"Ayolah, kau terus menerus menolak ajakanku." Ujarnya seraya menarik tanganmu lembut hingga kau berhenti berjalan dan menghadapnya.

"Sebutkan alasan kenapa aku harus berkencan denganmu?" Tanyamu datar.

"Satu, karena kau cantik. Dua, karena kau pintar. Tiga, kau ini tidak peka. Empat, kau tidak menyukaiku seperti perempuan lain." Kau menatap Joshua yang menyebutkan hal-hal tersebut dengan sangat mudah dengan tatapan bingung.

"Dan kelima, aku menyukaimu." Ia tersenyum lembut padamu.

Kau menatapnya datar lalu melihat kekiri dan kananmu.

"Kau menyukaiku?" Tanyamu datar.

Joshua mengangguk kecil. "Iya, kau."

Kau menunjuk dirimu sendiri, tak mempercayai apa yang kau dengar. "Aku?"

Joshua tertawa kecil lalu mengangguk.

"Kenapa?" Tanyamu.

"Karena hatiku bergetar saat ada di dekatmu." Jawabnya seraya meletakan tanganmu di dadanya.

Kau merasakan sensasi aneh saat tanganmu berada di dadanya sehingga kau cepat-cepat menarik tanganmu.

Joshua sempat kaget saat kau menarik tanganmu namun ia dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya dan tersenyum kecil.

"Jadi?"

Kau berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk. "Oke, kali ini saja."

Wajah Joshua langsung berubah cerah.

"Tapi hanya di sekitar taman ini saja." Tambahmu cepat.

Joshua tersenyum kecil lalu mengangguk.

"Kalau begitu ayo!" Ia segera merebut barang bawaanmu, membawanya, dan tangannya yang bebas mengandeng tanganmu.

Selama berjalan-jalan Joshua terus menerus mengajakmu berbicara padahal kau bukanlah tipe orang yang senang berbicara. Namun kau melihat wajah Joshua yang sangat senang saat kau menerawang pada sesuatu yang menurutmu menarik. Ia bahkan langsung mengajakmu untuk mendekat pada objek tersebut.

Tak terasa tiba-tiba saja hari sudah mulai sore. Kau menatap pemandangan di sekitarmu menjadi orange dan kau segera meminta buku gambarmu dari Joshua yang memberikannya padamu tanpa berkaya apapun.

Saat kau sedang asik menggambar, Joshua tiba-tiba meraih wajahmu dan menatapmu dalam-dalam.

"Cantik." Bisiknya.

Kau merasakan jantungmu mulai berdegup kencang, membuatmu merasa aneh dan tak nyaman.

Joshua menatap gambarmu sekilas lalu berbalik padamu. Ia mendekatkan wajahnya padamu, matamu terpaku pada matanya yang memancarkan sinar orange yang lembut dan menenangkan.

Kau melihatnya tersenyum kecil sebelum mencium hidungmu dengan cepat. Membuat matamu membelalak dan tubuhmu kaku.

"Kuharap kita bisa lebih sering seperti ini." Ujarnya seraya membelai puncak kepalamu menuju rambutmu. Ia memainkan rambutmu sejenak lalu menciumnya.

Ia tertawa kecil melihat ekspresimu yang tidak berubah sejak tadi. Ia berdiri lalu melirikmu yang masih membeku di tempat lalu tertawa. Ia menunduk lalu mengecup puncak kepalamu.

"Aku akan pergi sekarang. Sampai bertemu besok." Bisiknya di telingamu. "Jangan pulang terlalu malam ya."

Setelah berkata begitu ia sempat memandangimu lalu pergi begitu saja.

Saat menyadari bahwa ia telah pergi, barulah kau merasakan bahwa wajahmu memerah. Bahkan kau menjatuhkan buku gambarmu dan pinsilmu. Kau bahkan langsung berdiri dan berlari meninggalkan taman tanpa memungut barang-barangmu terlebih dahulu.

Joshua yang ternyata masih berada di sana tersenyum melihat tingkahmu. Ia segera memungut barang-barangmu dan membawanya pulang untuk dikembalikan padamu besok.

♡♡♡♡

Semoga suka yaaaa.....😆
Vomment jangan lupaaa

😆Vomment jangan lupaaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Seventeen Imagine [END]Where stories live. Discover now