48. 98 Line/VerKwan

12K 1K 22
                                    

Requested by 17_saythename

"(Y/n)-ya!" Kau menutup buku di hadapanmu dan menoleh ke arah Hansol yang baru saja memanggilmu.

"Ada apa?" Tanyamu dengan senyum manis.

"Kenapa kau mengajak Seungkwan untuk makan siang bersama ki..." Belum sempat Hansol mengakhiri kalimatnya, kau melihat Hansol di dorong oleh sepasang tangan milik Seungkwan, sahabatmu.

"Seungkwan-ah!" Serumu dengan mata terbelalak.

Seungkwan hanya membalas perkataanmu dengan senyum manis tanpa dosa.

"Hei Boo Seungkwan, apa yang kau lakukan!" Tanya Hansol berang.

"Menyingkirkan serangga yang berada dekat (Y/n)." Jawab Seungkwan polos seraya duduk di sebelahmu. Ia mengistirahatkan kepalanya di pundakmu.

"Curang!" Seru Hansol tak terima. Ia duduk di sebelah kananmu dan melakukan hal yang sama dengan Seungkwan.

"Kepala kalian itu berat tahu!" Serumu seraya bangkit berdiri. Seungkwan dan Hansol yang tidak siap akhirnya jatuh dan membentur kepala satu sama lain.

Kau menghela nafas melihat kedua orang di hadapanmu. "Ayo kita makan siang."

Seungkwan dan Hansol sempat bertatapan tajam sebelum mereka menyusulmu.

Kalian memasuki restoran Itali dan memilih tempat duduk di pojok.

"Kau mau pesan apa?" Tanya Hansol padamu.

Kau menatap menu sejenak lalu memutuskan untuk memesan pasta dengan saus carbonara. Hansol dan Seungkwan juga memesan pasta dengan saus yang berbeda agar bisa saling mencicipi.

"(Y/n)-ya, sampai kapan kau akan menggantung pernyataan cintaku?" Seru Hansol tiba-tiba.

Kau berdeham sedangkan Seungkwan menatapmu tak percaya.

"Dia menyatakan cintanya padamu?" Seru Seungkwan agak keras hingga Hansol menutup mulutnya.

"Bukankah kau melakukan hal yang sama?" Balas Hansol kesal.

"Tapi kan..."

"Permisi." Seorang pelayan menyela perdebatan Seungkwan dan Hansol. "Pesanan kalian."

Setelah pelayan tersebut pergi kau segera melahap makananmu, berusaha untuk tidak mengungkin perbincangan yang tadi.

Saking terbutu-burunya, kqu tidak menyadari bahwa Seungkwan sedang memperhatikanmu. Saat kau mendongak tatapanmu dan Seungkwan bertemu.

Ia tersenyum kecil lalu mengankat tangannya dan ibu jarinya menyeka bibirmu yang penuh dengan saus lalu menjilatnya.

"Pelan-pelan saja makannya." Ujranya lembut.

Kau berusaha menelan air ludahmu dengan susah payah lalu mengangguk kaku. Ia tersenyum lalu mulai menyantap makanannya.

"(Y/n)-ya, kau harus coba ini!" Seru Hansol seraya menyodorkan garpu yang tertutupi gulungan pasta padamu. Kau menatapnya lalu memakannya. Hansol tersenyum kecil saat melihatmu memakan pasta yang ia suapkan padamu.

Kau sempat melihat Seungkwan menyikut pinggang Hansol namun ia tak mengubrisnya bahkan ia memfokuskan pandangannya pada makanannya. Kaupun segera menghabiskan makananmu. Untunglah perbincangan tadi terlupakan begitu saja.

Setelah kalian selesai makan kalian memutuskan untuk pergi ke toko buku. Saat kau sedang mencari-cari buku, kau menemukam buku yang kau cari ada di rak paling atas. Kau mengambil sebuah tangga yang sudah disediakan dan menaikinya untuk mengambil buku yang kau inginkan.

"(Y/n)?" Kau terperanjat saat mendengar suara tersebut hingga tubuhmu menjadi tak seimbang dan hampir terjatuh jika Hansol tidak menahan tubuhmu agar tidak terjatuh. "Hati-hati!"

Kau mengerjabkan matamu berulang kali, lalu kau merasa tubuhmu melayang dan tiba-tiba saja kau sudah berada di bawah dan Hansol berada di atas tangga.

"Buku ini?" Tanyanya seraya mengacungkan buku yang kau inginkan. Kau mengangguk kecil lalu ia tersenyum kecil, ia turun dan menyerahkan buku itu padamu.

"Terima kasih." Ucapmu.

Ia menepuk puncak kepalmu dengan lembut lalu pergi begitu saja. Saat kau berbalik kau menemukan Seungkwan sedang menatapmu dengan wajah serius.

"Apa?" Tanyamu.

Ia tak menjawab apapun namun ia terus berjalan ke arahmu hingga kau harus berjalan mundur. Saat tubuhmu menempel pada rak buku ia mencondongkan tubuhnya padamu. Ia menatapmu dalam-dalam lalu tersenyum kecil.

"Apa kau menemukan buku yang kau cari?" Tanyanya singkat.

Kau mengangguk dengan susah payah.

"Kalau begitu ayo kita bayar dan keluar dari sini." Ajaknya seraya menggandeng tanganmu.

Saat kau hendak berjalan sebuah tangan kekar melingkar di pinggangmu.

"Ayo kita pergi bersama." Seru Hansol seraya melirik tajam ke arah Seungkwan.

Kau melirik kedua pria di dekatmu secara bergantian lalu segera kabur meninggalkan mereka yang sibuk memanggilmu agar kembali.

♡♡♡♡♡♡

Done..
Susah? Banget!
Ga tw kenapa rasanya susah banget bikin Seungkwan romantis.. apalagi kalau bareng Vernon 😱😱
Semoga suka! Vomment ya 😆
Nite all.. 😙😗

 😙😗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seventeen Imagine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang