130. Hoshi

13.8K 1.1K 62
                                    

Requested by parkminri_15 rosserenity

"Lagi?"

Kau mengangguk menanggapi teriakannya. "Tapi dia bukanlah tipeku."

"Sudah berapa laki-laki yang kau tolak bulan ini?" Soonyoung menghela nafas panjang sebelum kembali menyalakan lagu dan kembali menari.

Kau sendiri mengambil tempat duduk yang ditempati oleh tas usang Soonyoung di pojok ruangan.

"Salah mereka tidak mau menyerah padahal aku sudah punya pacar. Btw, kau tidak pergi berkencan?" Tanyamu seraya mengacak-acak tas Soonyoung, mencari susu strawberry kesukaanmu yang selalu dibawa oleh Soonyoung.

"Tidak."

"Kenapa?"

"Aku baru saja memutuskan pacarku."

"Lagi?"

Soonyoung menatapmu lewat cermin dihadapannya sambil berkacak pinggang.

"Apa maksudmu dengan lagi?" Tanyanya seraya mematikan music player dengan remote control di tangannya. "Sudah 2 bulan aku berpacaran dengannya dan aku bosan dengannya."

Kau tersenyum semanis mungkin padanya. "Ah... bosan..."

"Lupakan saja, kemarikan handukku." Kau segera melempar handuk yang berada di samping tasnya tepat ke wajahnya. "Ya!"

Kau menjulurkan lidahmu sebelum meminum susu di tanganmu dengan wajah bahagia.

"Dasar anak kecil." Cibir Soonyoung seraya duduk di lantai tepat di depan kakimu dan ia menyenderkan tubuhnya di kakimu.

"Ya! Basah tahu!" Serumu ketika rambut Soonyoung yang basah karena keringat mengenai kakimu.

"Memangnya kenapa?" Jawabnya seraya menutup matanya.

Kau mengerucutkan bibirmu lalu memainkan tanganmu yang tidak memegang susu di wajah Soonyoung. Kau mencubit hidung dan pipinya lalu menyentil dahinya.

"Ya, berhentilah melakukannya! Aku tidak mau berhadapan dengan pacarmu yang posesif itu." Ujar Soonyoung seraya menangkap tanganmu.

"Jihoon tidak akan salah paham dengan tindakanku tapi ia tidak akan tinggal diam jika ia melihatmu bersandar seperti ini padaku." Jawabmu singkat.

"Argh! Kenapa pacarmu yang pendek itu harus menitipkan pacarnya yang populer ini padaku jika ia sendiri sebenarnya tipe pencemburu." Ujar Soonyoung kesal.

"Karena kau juga populer dan tampak tak berbahaya?" Jawabmu polos.

Soonyoung langsung menatapmu dengan rahang mengeras. "Aku? Tidak berbahaya?"

Kau mengangguk dan Soonyoung langsung bangkit lalu memerangkapmu dengan kedua lengannya. Ia menatapmu tajam dan kau hanya menatapnya balik.

Ia lalu mencondongkan wajahnya pada wajahmu namun kau sama sekali tidak bergerak dari tempatmu dan itu membuat Soonyoung langsung mundur dan berdeham.

"Apa yang kau lakukan?" Ujarmu seraya kembali meminum susu ditanganmu.

"Tadinya aku ingin membuatmu terintimidasi. Jika perempuan lain yang ada di posisimu, aku yakin mereka akan bersorak kegirangan."

"Maaf saja, kau bukan tipeku. Lagipula aku sudah berteman denganmu sudah lebih dari 13 tahun. Bahkan kita satu kampus dan satu jurusan sehingga aku sudah bosan melihat wajahmu." Jawabmu tanpa menyadari perubahan ekspresi Soonyoung yang menjadi kaku. "Lagipula aku percaya jika kau Kwon Soonyoung yang selalu menemaniku dan memberiku susu tidak akan melakukan sesuatu yang tidak kusukai."

"Ah, sudahlah. Lebih baik aku mencari pacar baru." Ujar Soonyoung.

"Bagaimana jika kau berkenalan dengan salah satu dari temanku?"

"Terserah saja." Jawab Soonyoung asal-asalan. "Sekarang kau keluar. Aku mau ganti baju dulu sebelum mengantarmu pada kekasihmu yang pendek dan maniak musik itu."

Kau mendengus kesal mendengar Soonyoung menghina pacarmu namun kau tetap berjalan keluar meninggalkan Soonyoung sendiri.

Setelah kau menutup pintu, Soonyoung meninju dinding di sampingnya. "Bodoh, kenapa kau mengatakan hal itu Kwon Soonyoung? Sudah jelas kau masih menyukai (Y/n)."

Soonyoung menutup matanya.

"3 tahun aku terus menerus berpacaran dengan orang yang berbeda. Berharap aku bisa melupakanmu, namun nyatanya aku masih menyukainya." Gumam Soonyoung.

Soonyoung menghela nafas panjang sebelum mulai membuka bajunya dan mengganti bajunya.

"Friendzone." Gumam Soonyoung seraya membereskan barang-barangnya. "Memang seharusnya aku tidak berteman dengan (Y/n) selama itu. Jika saja aku bertemu dengan (Y/n) diwaktu yang sama dengan Jihoon. Mungkin aku akan punya peluang."

Soonyoung tersenyum menyedihkan sebelum menoleh ke arah pintu dimana kau mengetuknya sejak lama.

Ia berjalan ke arah pintu dan membukanya. "Sabar sedikit kenapa?"

Kau mengerucutkan bibirmu kesal dengan buku-buku perkuliahan di tanganmu. "Kau yang kelamaan."

Soonyoung memutar bola matanya lalu mengambil buku-buku yang berat dari tanganmu. "Kau yang tidak sabar. Ayo."

Kau berjalan di samping Soonyoung lalu melingkarkan tanganmu pada lengan Soonyoung.

Soonyoung hanya melirik tanganmu lalu menghela nafas singkat.

"Mana sarung tanganmu?"

"Tidak kubawa. Aku kan punya Jihoon yang akan menghangatkanku."

Soonyoung mendengus mendengar perkataanmu namun memutuskan untuk tidak mendebatnya.

Kalianpun berjalan ke gerbang depan kampus kalian sambil sesekali berdebat kecil.

"(Y/n)-ya!"

Kau langsung menoleh ke arah suara yang sangat kau kenal dan segera berlari meninggalkan Soonyoung di belakangmu.

Kau langsung memeluk pacarmu sedangkan Soonyoung berjalan mengikutimu.

"Hai Jihoon."

"Hai." Balasnya singkat.

"Kalian akan berkencan setelah ini?" Tanya Soonyoung berbasa basi.

Jihoon mengangguk. Soonyoungpun tersenyum lalu menyerahkan bukumu pada Jihoon.

"Kalau begitu aku duluan. Hei anak kecil, jangan pulang malam-malam. Aku tidak mau ibumu menerorku untuk mencarimu." Pamit Soonyoung seraya memuklul puncak kepalamu.

Kau mendelik padanya namun Soonyoung mengabaikanmu. "Sampai berjumpa besok Jihoon-ah."

Jihoon tersenyum pada Soonyoung lalu segera beralih padamu.

Soonyoung sendiri berjalan pulang dengan senyum kecil mengembang di wajahnya. "Pasangan bodoh."

♡♡♡♡♡

Done!
Jangan lupa vomment ya 😁
Semoga sukaaa

Done!Jangan lupa vomment ya 😁Semoga sukaaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Seventeen Imagine [END]Where stories live. Discover now