127. Jun

12K 1.1K 50
                                    

Requested by ShelaYrn Kanayys WenJunisa syifaaprillia04

"(Y/n)-yaaaaa." Bersamaan dengan seruan panjang tersebut sepasang tangan melingkar di lehermu.

Kau menatap wajah suamimu dari cermin di depanmu.

"Apa?"

"Kau mau kemana?" Tanyanya dengan bibir mengerucut.

"Bertemu dengan teman-teman lama. Kenapa?" Jawabmu sambil lanjut memoles wajahmu dengan make-up seperlunya.

Jun menatapmu sejenak lalu memincingkan matanya. "Teman? Perempuan semua?"

Kau menggeleng. "Tentu saja tidak."

Jun membelalakan matanya lalu segera mengambil tissue dan mengelap wajahmu sehingga make-up khususnya lipstik dan bluss on yang sudah kau pakai sekarang berantakan.

"Jun!" Serumu seraya menyingkirkan tangannya dari wajahmu.

"Kau tidak boleh pergi." Ujarnya seraya masih berusaha menghapus sisa-sisa make-up diwajahmu.

"Kenapa?" Serumu setengah berteriak hingga Jun berhenti dan menatapmu.

"Kau tidak tahu?" Jun balas bertanya. "Sayang, aku tahu kau tidak peka, tapi kumohon bisakah kau mencari tahu alasan kenapa aku melarangmu?"

"Jun, jika aku tahu maka aku tidak akan bertanya." Ujarmu.

Jun menghela nafas panjang sebelum menangkap wajahmu. "Kau itu cantik, perempuan tercantik, termanis, terbaik, dan sempura bagiku. Aku takut pria lain mendekatimu dan merebutmu dariku."

"Jun, kita sudah menikah, ingat? Siapa yang mau mendekatiku ketika mereka tahu bahwa aku sudah memiliki suami dan sedang mengandung anakmu?" Jawabmu.

"Bagaimana dengan Soonyoung?"

Kau mengerjabkan matamu. "Oh.. Dia pengecualian. Dia kan teman baikku sejak.."

"Jeonghan hyung?" Sela Jun

"Itu..."

"Bagaimana dengan Seungcheol hyung? Dan Mingyu? Dan Wonwoo?"

Kau pun menyerah dan menatapnya. "Lalu aku harus bagaimana? Aku sudah janji dan aku harus pergi."

Jun menutup matanya lalu menghela nafas. "Kalau begitu jangan pakai make-up."

Kau menatapnya tak percaya. "Jun, kau bercanda?"

"Ayolah sayang, tanpa make-up pun kau sudah cantik." Ujar Jun dengan tampang memohon.

"Baiklah." Jawabmu mengalah seraya menghapus sisa-sisa make-up mu dengan kapas dan cairan pembersih wajah.

Wajah Jun berubah senang lalu tak lama kemudian wajahnya kembali muram.

"Sayang."

Kau menghela nafas panjang. "Apa lagi?"

"Kau akan pergi dengan baju seperti itu?"

Kau menatap pakaian yang kau pakai lalu menatapnya bingung. "Iya."

"Ganti."

"Hah?"

"Ganti bajumu." Ulangnya.

"Kenapa?"

"Bajumu terlalu tipis dan terbuka. Ini musim dingin, kau harus pakai baju yang lebih hangat."

"Tapi kan kami akan ke ho...."

"Aku tak mau tahu." Potong Jun dengan wajah serius. "Lalu, ganti celanamu dengan celana yang tidak ketat."

Kau menutup matamu, menahan emosimu sebelum tersenyum pada Jun dan mendorongnya keluar dari kamar. "Biarkan aku sendiri."

"Tapi saya..."

BRAK!

Kau segera mengunci pintu kamar dan menghela nafas panjang.

"Lama-lama aku bisa gila." Ujarmu lalu mengelus perutmu yang masih agak rata. "Ayahmu memang keterlaluan."

10 menit kemudian kau keluar dari kamar dengan sweater dan celana jeans beserta mantel panjang dan topi rajut, tentu saja kau tetap memoles wajahmu dengan make-up tipis.

Jun yang sedang duduk di sofa dengan wajah muram melirikmu.

"Bagaimana?" Tanyamu selembut, kau tahu benar bahwa ia sedang kesal padamu karena menguncinya diluar.

"Cantik." Jawabnya sambil membuang muka. "Kau seharusnya tidak pergi."

Kau menatapnya lalu berjalan ke belakang sofa dan memeluknya. "Jun, sejak kita menikah aku tidak pernah ikut kumpul bersama teman-temanku. Karena itulah kali ini aku menyempatkan diri untuk bertemu dengan mereka. Apa kau akan tetap melarangku?"

Ekspresi Jun sedikit melunak mendengar penjelasanmu.

"Tapi..."

"Kalau kau memang takut, kenapa kau tidak ikut denganku?" Tawarmu.

Jun menoleh ke samping untuk menatapmu. "Benarkah?"

Kau mengangguk. "Setelah itu kita bisa ke rumah sakit untuk meyakinkan apakah aku benar telah mengandung atau tidak."

Jun tersenyum lalu mengangguk.

"Kalau begitu cepatlah ganti baju."

Jun menatapmu lalu mengecup bibirmu singkat. "Maafkan keegoisanku."

"Tidak masalah. Nah, sekarang berpakaianlah yang rapih agar aku dapat membanggakanmu pada teman-temanku." Jawabmu.

Jun mengangguk lalu segera berjalan ke arah kamar.

Kau menggelengkan kepalamu lalu beranjak menuju teras untuk memilih sepatu yang akan kau pakai.

♡♡♡♡♡

Done..
Maaf kalau aku ga bisa ngegombal 😂
Belum pernah digombalin soalnya jadi ga bsa ngegombal

Seventeen Imagine [END]Where stories live. Discover now