55. Jeonghan

13.1K 1.1K 24
                                    

Requested by svtcarat1004

"Oppa!" Panggilmu pada suamimu yang sedang sibuk mencari sesuatu.

Ia melihat ke arahmu sekilas tanpa menjawab lalu kembali fokus pada apa yang sedang ia cari.

Kau menghela nafas singkat lalu berjalan menghampirinya.

"Apa yang sebenarnya oppa cari sedati tadi?" Tanyamu bingung.

Jeonghan terlihat menimang-nimang sebentar lalu memutuskan untuk berbalik menghadapmu.

"Mencari pulpen yang kau hadiahkan untukku." Jawabnya.

Kau mengangguk kecil lalu mulai membantu Jeonghan mencari pulpen tersebut. Kau tidak menyadari bahwa beberapa saat kemudian Jeonghan telah menemukan pulpen tersebut karena terlalu fokus mencarinya sendiri.

Jeonghan menatap perubahan ekspresimu yang lucu. Ia berdeham kecil hingga kau menoleh dengan bibir mengerucut seperti bebek kecil yang lucu.

Jeonghan segera mengecup bibirmu singkat lalu tersenyum geli saat melihat wajahmu perlahan-lahan berubah menjadi merah.

Kau mengerjabkan matamu berkali-kali lalu berusaha keras untyk mengabaikan Jeonghan dan kembali mencari pulpen tersebut.

Gerakanmu segera terhenti saat tangan Jeonghan melingkar di perutmu dan ia memelukmu erat dari belakang.

"Oppa.." Serumu pelan saat kau merasakan nafas Jeonghan di lehermu.

"Hm?" Balasnya singkat.

"Bukankah kau sedang mencari pulpenmu?" Tanyamu berusaha untuk tenang.

Ia menganguk kecil di bahumu. "Lalu?"

"Lalu kenapa oppa malah memelukku?"

Jeonghan tersenyum kecil lalu tangannya meraih tanganmu dan meletakan pulpen yang tadi ia cari di tanganmu. "Sudah ketemu."

Kau segera melepaskan tangan Jeonghan dan berbalik menghadapnya. "Oppa!"

Pergerakan yang salah! Sekarang wajahmu dan wajah Jeonghan hanya berjarak kurang dari 10 cm.

Ia tersenyum kecil saat kau hendak melarikan diri. Tangannya bahkan menahan kedua sisimu dengan cara bertumpu pada ujung meja.

"Mau kemana istriku yang imut?" Tanyanya jahil.

Kau membeku di tempat.

"Oppa.." Rengekmu kecil.

Ia tersenyum.

"Kau ingin bagaimana? Kau menciumku? Aku menciummu? Atau kita melakukan hal itu?"

Kau mengerjabkan matamu berulang kali mendengar pilihan jawaban yang Jeonghan berikan.

Jika kau menciumnya tentu saja ia tidak akan puas dengan kecupan ringan. Jika ia menciummu maka kau bisa kehabisan nafas karenanya. Jika melakukan itu maka kau harus merelakan waktu liburmu besok demi dirinya.

Kau menghela nafas kecil lalu menatapnya lurus-lurus.

"Aku pilih apa yang oppa mau saja." Jawabmu. Mau bagaimanapun semua pilihan itu tidak ada yang menguntungkan untukmu.

Jeonghan terlihat sangat senang. "Kalau begitu ketiganya!"

Kau membelalakan matamu, Jeonghan tersenyum jahil lalu segera menunggu untuk di cium.

Dengan mata tertutup rapat-rapat kau menciumnya dengan cepat namun sebelum kepalamu berhasil menjauh, Jeonghan menarik kepalamu lalu menciummu dengan lembut. Setelah agak lama kalian berciuman ia segera menggendongmu dengan bibir masih bertaut ke dalam kamar.

Tepat sebelum ia menutup pintu ia melepaskan ciumannya lalu menatapmu penuh kemenangan.

"Jika kau kalah maka besok kau harus pergi bersamaku."

Kau menatapnya dengan wajah memelas. "Oppa, kumohon jangan begitu."

"Aku harus menang bukan?" Jawabnya dengan seringaian penuh kemenangan.

"Oppa!"

"Ayo kita mulai. Kau boleh mulai duluan." Serunya seraya menggendongmu ke depan treadmil dan menyalakanna untukmu. Setelah itu ia menutup pintu kamar kalian dengan penuh senyum licik sedangkan kau berusaha untuk tidak merengek seraya berlari di atas treadmill, kau berlari dengan sungguh-sungguh agar mencapai target kalori yang Jeonghan targetkan.

Well, memang bukan hal buruk tapi kau sangat benci berolahraga dan ia selalu menuntutmu untuk melakukannya.

♡♡♡♡

Doneee...
Semoga suka ya..
FYI aku lagi sibuk banget.. jadi maaf klo lama updatenya dan kalaupun update itu di sela" kesibukan aku so.. maafkan kalau isinya imaginennya kurang greget

 maafkan kalau isinya imaginennya kurang greget

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Seventeen Imagine [END]Where stories live. Discover now