8. Imagine DK

29.3K 2.6K 52
                                    

Lagi-lagi kau memandanginya dari jauh. Terkadang kau bingung kenapa tatapan matamu selalu mengarah padanya walaupun ia dikelilingi oleh teman-temannya.

Lee Seokmin. Kakak kelasmu yang mengulang mata kuliah yang sedang kau ambil. Kakak kelas yang selalu duduk di pojok ruangan tepat di sampingmu. Kau dekat dengannya dan kau juga berteman dengannya.

Kau sudah mendengar beberapa gosip yang mengatakan bahwa ia menyukaimu. Dirimu. Tapi tentu saja kau tidak mempercayainya. Terlepas dari fakta bahwa kau juga menyukainya kau tidak akan mempercayai hal tersebut tanpa ada bukti.

Baru saja kau hendak naik lift menuju kelasmu tiba-tiba ada sebuah tangan yang menarik tanganmu.

Kau menoleh dengan sangat cepat ke arah orang yang menarik tanganmu.

"Seokmin oppa?"

Seokmin masih mengatur nafasnya tanpa memandang ke arahmu. "(Y/n)-ya, jalanmu cepat juga ya."

"Tidak juga."

"Ah! Liftnya!" Seokmin dengan cepat menahan lift yang hendak tertutup dengan tangannya.

Hal tersebut sontak membuat matamu terbelalak kaget. "Oppa! Kau tidak apa-apa?"

Seokmin memberikan senyum lebarnya seperti biasa. "Tentu saja. Ayo masuk."

Selama di dalam lift kau melihat ke arah tangan Seokmin yang tadi menahan pintu lift.

Seokmin diam-diam memperhatikanmu yang tidak melihat ke arahnya dengan senyuman kecil menghiasi wajahnya.

"Kenapa?" Tanyanya tiba-tiba.

"Hm? Apa?" Kau mendongak menatapnya.

Deg.

Matamu bertemu dengan matanya.

"Kenapa kau memperhatikan tanganku seperti itu?"

Kau tidak bisa menjawab pertanyaannya dan hanya memandanginya.

"(Y/n)." Wajah Seokmin berubah menjadi serius. Kau mengerjabkan matamu berulang kali saat wajah Seokmin mendekat.

Sebelum wajah itu semakin dekat, pintu lift terbuka dan tiba-tiba saja lift itu di penuhi banyak orang.

Uh oh sial! Kau terdorong ke pojok dan Seokmin berhasil menahan tubuhnya agar tidak menghimpitmu.

Saat itu hal yang memenuhi pikiranmu adalah apa yang baru saja Seokmin lakukan padamu.

"Maaf ya. Bertahanlah sebentar lagi." Bisik Seokmin di telingamu dengan senyum mengembang di wajahnya.

Kau menelan ludahmu dengan susah payah.

Saat lift sampai di lantai 13 Seokmin menarikmu keluar dari lift.

"Penuh sekali." Gumammu pelan.

"Apa?" Seokmin kembali mendekatkan wajahnya ke wajahmu.

"Ku bilang penuh sekali." Jawabmu setengah berbisik.

"Masa? Kurasa hatiku lebih penuh dari lift itu."

Kau menatapnya yang tersenyum lebar penuh arti.

"Ayo kembali ke kelas."

Dalam hati kau menerka apa maksud dari perkataan Seokmin padamu.

"Oppa." Panggilmu.

"Hm?" Ia menoleh dengan sangat cepat.

"Apa mungkin kau sakit?" Tanyamu polos.

"Maksudmu hatiku membengkak?" Jawabnya sambil tertawa terbahak-bahak.

Kau tersenyum mendengarnya lalu berjalan melewatinya.

Saat kau berada di sebelahnya ia menghentikan langkahmu dan memirinhkan kepalanya seraya tersenyum padamu. "Menurutmu kenapa hatiku selalu berdebar saat aku bersamamu?"

"Karena kau makhluk hidup yang tidak normal." Jawabmu singkat.

"Benar. Aku tidak normal jika berada bersamamu." Ia menggigit bibir bawahnya sambil tersenyum.

Kau memutar bola matamu sambil tersenyum kecil.

CUP~

Sebuah ciuman mendarat di pipimu.

Kau memegangi pipimu sambil melihat ke arahnya. "Dasar perempuan tidak peka!"

Kau masih terkejut saat ia membisikan sesuatu yang membuat darahmu berdesir.

"I love you." Sebelum ia pergi meninggalkanmu ia tersenyum lebar seperti biasa dan menghilang begitu saja.

Untuk sesaat kau hanya bengong dan sedetik kemudian kau berteriak kencang sambil berlari ke arah toilet dengan wajah merah padam.

Seventeen Imagine [END]Where stories live. Discover now