113. Woozi

14.5K 1.1K 18
                                    

Requested by Nafaselly28 choidsol shairanad Nnnnnjmlda

Rate: 17+ maybe(?)

Kau menatap khawatir ke arah suamimu, Lee Jihoon, yang tertidur dengan nafas tidak beraturan.

Baru saja kau bersiap untuk tidur, kau mendapati Soonyoung mengantar suamimu pulang ke rumah sekitar pukul 8 dengan keadaan hampir tak sadarkan diri. Saat kau bertanya apa yang terjadi, Soonyoung menjelaskan bahwa Jihoon demam dan sempat pingsan di studionya. Untunglah waktu itu Seungcheol datang untuk memeriksanya.

Kau menghela nafas panjang sebelum mengambil handuk di dahi Jihoon lalu mencelupkannya ke dalam baskom berisi air dingin dan memerasnya sebelum meletakannya kembali di atas dahi Jihoon dan beranjak untuk mengambil baju ganti untuk Jihoon.

Saat merasakan sesuatu yang dingin mengenai dahinya, Jihoon membuka matanya perlahan-lahan dan mengerang pelan saat ia berusaha untuk bangun.

Mendengar suara erangan Jihoon, kau langsung berbalik dan menatapnya yang berusaha untuk bangun.

"Jihoon-ah!" Serumu seraya berlari kembali ke samping Jihoon dan membantunya untuk duduk. Kau juga menyingkirkan handuk yang baru saja kau peras tersebut dari selimut Jihoon.

Ia menatapmu dengan mata sayunya.

"Air." Gumamnya dengan suara serak.

Kau segera mengambil gelas yang sudah kau sediakan di atas nakas samping tempat tidur, lalu menyerahkannya pada Jihoon dan membantunya minum.

"Kau tidak apa-apa?" Tanyamu setelah ia selesai minum.

Ia menggeleng lemah dengan dahi berkerut dan mata tertutup.

"Pusing?"

Jihoon mengangguk lemah. "Sedikit."

"Kau masih demam." Ujarmu pelan seraya mengukur suhu tubuh Jihoon dengan meletakan telapak tanganmu di dahinya. "Walaupun sudah tidak sepanas tadi."

Jihoon melirik ke arah jam dinding di hadapannya. Jam 2 malam. Ia lalu mengarahkan pandangannya padamu.

"Kenapa kau belum tidur?" Tanyanya lemah.

Kau menatapnya khawatir. "Bagaimana mungkin aku bisa tidur ketika suamiku pulang ke rumah dengan keadaan setengah sadar dan demam tinggi?"

Jihoon tersenyum simpul mendengar perkataanmu. Ia lalu mengusap pipimu dengan lembut. "Maafkan aku karena membuatmu khawatir."

Kau menghela nafas panjang sebelum mengangguk. "Lebih baik kau beristirahat. Namun sebelumnya kau harus mengganti bajumu dan aku harus mengelap keringatmu."

Jihoon mengangguk kecil lalu kau segera beranjak ke arah lemari yang sudah terbuka dan mengeluarkan sweater abu serta celana pendek hitam milik Jihoon setelah itu kau menutup lemari dan menyerahkan baju tersebut pada Jihoon. Kaupun menghilang ke dalam kamar mandi dan kembali dengan sebaskom air hangat dan handuk kecil di dalamnya.

Saat kau sampai di samping Jihoon yang masih belum melepaskan bajunya, ia malah menatapmu dan tersenyum kecil. "Tolong bantu aku membuka bajuku."

Kau mengerjabkan matamu berulang kali sedangkan Jihoon menahan tawanya saat melihat ekspresimu yang bingung bercampur malu.

"Kau tahu aku bahkan kesulitan untuk minum sendiri." Tambah Jihoon.

Kau berpikir sejenak lalu mengangguk kecil. Sebenarnya kau tahu bahwa Jihoon hanya menggodamu karena setahumu ia memiliki kekuatan yang tidak biasa di dalam tubuh kecilnya.

Seventeen Imagine [END]Where stories live. Discover now