117. Mingyu

16.3K 1.4K 84
                                    

Requested by toscatheme taerakm AngelitaOktavia kwnhosh96 Fern110401 jeonju97 real__oreo oheyitszayn

Kau baru saja keluar dari kamar mandi dengan wajah pucat. Baru saja kau muntah dan sekarang perasaanmu tidak enak.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Mingyu khawatir.

Kau mengangguk kecil lalu membiarkan dirimu dituntun Mingyu ke ruang tengah.

"Mau menonton TV?" Tawar Mingyu.

Kau mengangguk seraya duduk di sofa.

Mingyu menyalakan TV dan memutar saluran hiburan.

Mingyu duduk di sampingmu dan membiarkanmu bersandar padanya seraya mengupas apel dan memotongnya sebelum memberikannya padamu.

"Terima kasih." Ujarmu seraya memakan potongan apel yang ia berikan padamu.

"Tidak biasanya kau begini." Ujar Mingyu seraya mengusap puncak kepalamu dengan tangan yang bersih tentu saja.

"Ung, aku tahu."

Mingyu tersenyum lembut padamu.

Setengah jam kemudian kau merasa lebih baik khususnya karena grup kesukaanmu tampil di layar TV.

"Woah! Mingyu-ya, lihat! Dia tampan kan? Aku suka pria seperti itu loh." Ujarmu seraya menunjuk layar televisi yang menampilkan biasmu.

Mingyu memutar bola matanya kesal seraya meletakan pisau dan piring apel yang sudah ia potong. "Kalau begitu kenapa kau menikah denganku?"

"Karena kau bisa kuraih sedangkan dia tidak." Jawabmu ringan tanpa menoleh ke arah Mingyu.

Mingyu mendengus kesal.

"Kalau dia juga pria biasa maka kau akan memilih siapa?" Tanya Mingyu.

"Tentu saja dia." Jawabmu.

"Hah!" Seru Mingyu tak percaya. "Kalau aku seorang Idol juga, kau akan memilih siapa?"

Kali ini kau menoleh ke arah Mingyu lalu tersenyum senang. "Tergantung."

Mingyu menolak untuk menatapmu. "Tergantung apakah kau dapat memikatku atau tidak."

Mingyu nampaknya sangat kesal sehingga ia meninggalkanmu begitu saja dan berjalan ke arah dapur.

Kau tersenyum geli melihat tingkah laku Mingyu yang kekanak-kakanakan.

Kau mendengar suara air mengalir sebelum mendengar suara pintu kulkas terbuka laku tertutup kembali dengan suara keras.

Tak lama kemudian kau melihat Mingyu berjalan melewatimu dengan secangkir jus jeruk di tangannya.

Ia lalu masuk ke dalam kamar dan membanting pintu kamar kalian.

Kau menghela nafas panjang sebelum mematikan televisi lalu berjalan ke kamar kalian.

Kau mengetuk pintu sebelum membukanya dan mendapati Mingyu berbaring membelakangimu.

"Mingyu-ya." Panggilmu.

Mingyu tak menjawab apapun.

Kaupun berjalan ke arahnya namun ia segera berbalik dan kembali membelakangimu.

Kau duduk di sampingnya, di tepi kasur.

"Aku memang menyukai (nama biasmu) tapi satu-satunya yang kucinta hanya kau." Ujarmu lembut seraya menyentuh lengannya.

Masih tidak ada reaksi dari Mingyu.

"Mingyu-ya." Panggilmu lagi.

Kau menghela nafas panjang. "Kim Mingyu, pria paling ceroboh yang pernah kutemui. Pria yang walaupun ceroboh tapi bisa membuatku tertawa. Ia tidak pernah mengeluh jika aku meminta hal aneh, ia juga romantis, ia koki yang baik. Lebih baik dariku hingga aku kesal karenanya. Pria yang hampir sempurna ini menjadi suamiku dan aku bersyukur karenanya."

Kau melirik ke arah Mingyu yang juga sedang melirik ke arahmu namun ia dengan cepat memalingkan wajahnya.

Sebuah ide melintas di benakmu dan kau tersenyum jahil.

"Namun suamiku ini sepertinya marah hanya karena aku mempunyai seorang bias yang memang terlihat tampan namun tidak setampan dirinya. Dan sekarang aku rasa aku dan anak kami harus hidup tanpa dirinya." Ujarmu dengan nada sedih.

"Hei! Siapa bilang aku akan meninggalkanmu?" Seru Mingyu cepat seraya memeluk lehermu dari belakang.

"Tidak?" Tanyamu.

"Tentu saja tidak. Bagaimana mungkin aku meninggalkanmu yang sedang meng..."

Mata Mingyu terbelalak. Ia lalu melompat ke hadapanmu. "Kau hamil?"

"Menurutmu?" Tanyamu geli.

"Aku akan menjadi ayah?" Serunya tak percaya dengan senyum lebar. "Ah! Jadi itu sebabnya kau muntah tadi pagi? Morning sick?"

Kau mengangguk kecil. "Terkejut?"

"Tentu saja! Kau membuatku khawatir tahu! Hari ini kau membuatku khawatir, kesal, lalu senang." Mingyu segera memelukmu dengan erat.

"Maafkan aku." Jawabmu.

"Lupakan saja. Yang terpenting adalah aku akan menjadi seorang ayah!" Seru Mingyu lagi. Ia lalu mencium pipimu.

Kau tertawa senang saat melihat reaksi Mingyu.

"Terima kasih (Y/n)." Serunya senang.

"Untuk apa?"

"Karena memberikanku hadiah terbaik!" Jawanya.

"Aw... Aku juga berterima kasih karena kau telah mencintaiku dan memberikan satu anggota keluarga baru." Ujarmu seraya menatapnya.

Ia menatap matamu dalam-dalam sebelum mencium bibirmu lembut.

"Aku mencintaimu."

"Aku tahu." Ujarmu seraya menarik wajahnya dan menciumnya. "Aku juga mencintaimu."

♡♡♡♡

Done!
Jangan lupa vomment ya!
Next ada Imagine DK loh
Akan di post siang menjelang sore jika Vote mencapai 90 dan comment mencapai 15 😉

Yg mw request ke part "Request" ya.. ada di part paling awal! Jangan lupa baca rulesnya sebelum request 😁

 ada di part paling awal! Jangan lupa baca rulesnya sebelum request 😁

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Seventeen Imagine [END]Where stories live. Discover now