Untunglah Jihoon memakai kemeja sehingga kau lebih mudah melepaskan pakaiannya yang sebagian besar basah karena keringatnya. Setelah melepaskan pakaian Jihoon, kau mulai mengelap punggung Jihoon dengan handuk yang sudah kau peras setelah di rendam dengan air hangat.

Kau mengelap punggung Jihoon dengan perlahan dan cekatan. Jihoon tampak menikmati sentuhanmu di punggungnya. Setelah kau selesai mengelap seluruh punggung Jihoon kau mulai mengelap tangan Jihoon dan beranjak ke perut serta dadanya.

Kau sama sekali tidak menyadari tatapan memuja yang ditunjukan Jihoon padamu.

Saat tanganmu menyentuh lehernya, bagian sensitif dari tubuh Jihoon, ia segera menarik tanganmu sehingga tubuhmu bertumpu pada tubuhnya.

"Jihoon?"

"Tampaknya kau mulai menggodaku." Ujarnya dengan nafas agak memburu.

Kau menatapnya bingung belum sempat kau mencerna perkataannya ia membalik tubuhmu sehingga kau berada di atas kasur dan ia diatasmu.

Kau masih menatapnya bingung namun Jihoon malah mencium lehermu dan wajahmu namun menghindari bibirmu.

"Jihoon, kau masih sakit." Ujarmu berusaha menghentikannya.

"Aku tak peduli." Gumamnya sebelum melumat telingamu.

Saat tangan Jihoon menarik baju tidurmu kau segera tersadar dan mendorongnya dengan segenap kekuatanmu.

Beruntunglah dirimu bahwa Jihoon sedang sakit, jika tidak ia tidak mungkin dapat kau dorong dengan mudah.

Kau memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Saat Jihoon terdorong ke pinggir, kau segera beranjak dari kasur dan menjaga jarak darinya.

"Apa yang kau lakukan (Y/n)?" Tanya Jihoon seraya bangun dan menatapmu yang menempel pada tembok di belakangmu.

Jihoon tertawa kecil melihat posisimu.

"Aku tidak akan mendekat. Kau menipuku!" Ujarmu dengan wajah merah karena malu bercampur kesal.

Jihoon menyilakan tangannya di dadanya sembari menatapmu dengan tatapan geli.

"Kalau begitu bagaimana caranya kau akan mengelap wajahku?"

"Itu... Um... Aku..." Ujarmu terbata-bata.

"Kemarilah. Aku tidak akan melakukan apapun."

Kau menatapnya ragu.

"Aku serius."

Kau masih terdiam sambil menatapnya.

Ia lalu berbaring dan menatapmu. "Ayolah (Y/n), aku sedang sakit."

Kau menatap Jihoon yang baru saja menggunakan aegyonya padamu.

Kau tahu benar bahwa Jihoon tidak akan bermanja-manja seperti ini jika ia sedang sehat sehingga kaupun mengalah dan melanjutkan kegiatanmu mengelap wajahnya.

Setelah selesai megelap tubuhnya dan mengeringkannya, Jihoon kembali menatapmu dengan tatapan memohon.

"Apa?"

"Pakaikan bajuku."

Kau menghembuskan nafas singkat lalu meraih sweater Jihoon dan memakaikannya pada Jihoon.

"Celanaku juga."

Kau langsung memukul pelan lengan Jihoon. "Pakai sendiri."

Setelah itu kau menghilang ke dalam kamar mandi sambil membawa dua baskom yang tadi kau pakai untuk mengompres dan baskom yang berisi air kotor.

Saat kau kembali kau melihat Jihoon sudah berbaring dengan handphone ditangannya.

Kau segera berjalan ke arahnya dan mengambil handphone Jihoon.

Seventeen Imagine [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat