"Maaf karna tadi aku meninggikan suaraku. Padahal kau sudah berlatih hingga jarimu yang tadinya mulus menjadi seperti ini." Ujarnya seraya mencium satu-persatu jari-jari tanganmu.

Kau menutup matamu berulang kali saat bibirnya yang hangat menyentuh kulit di jari-jarimu yang sekarang kasar bahkan ada yang berdarah.

"Jihoon-ah." Gumammu tanpa sadar.

Seakan-akan tersadar, Jihoon segera menarik dirinya darimu lalu segera membereskan barang-barangnya.

"Jihoon?"

Untuk hari ini sampai disini dulu. Kuharap lusa kau dapat bermain dengan lebih baik. Waktu kita terbatas. Lagipula aku tak mengerti kenapa harus aku yang menemanimu berlatih untuk perayaan ulang tahun orang tuamu?"

Kau hanya bisa mematung saat melihat perubahan sikap Jihoon. Biasanya ia tak pernah berbicara sepanjang dan secepat itu.

Kau sempat melihat pipinya yang sedikit merona saat ia menoleh padamu.

"Pakai krim ini ditanganmu sebelum tidur." Ujar Jihoon seraya meletakan sebuah kotak kecil dengan pita berwarna pink di atasnya sebelum ia keluar.

"Eh?" Kau menatapnya bingung.

Tepat sebelum ia menutup pintu kau segera mengucapkan terima kasih.

Sesaat kau hanya diam seraya menatapi kotak tersebut lalu dengan ragu-ragu kau mengambil dan membuka kotak tersebut.

Kau menemukan sebuah obat oles dengan wangi vanila, yang mengingatkanmu pada Jihoon, dan sebuah amplop.

Kau membuka amplop tersebut.

'Pakailah obat itu. Aku sengaja mencarikannya untukmu karena Seungcheol hyung meributkan tangan adiknya yang sekarang tidak mulus lagi seperti dulu.
Kau menunjukan banyak kemajuan padahal kau baru belajar selama 3 minggu. You're the best (Y/n)!
Setelah pertunjukan, aku akan mengatakan sesuatu padamu yang kemungkinan besar adalah hal yang sama dengan apa yang ingin kau sampaikan padaku sejak dulu.
Kuharap kau bersabar.
Jika kau melakukannya dengan baik maka hari itupun akan jadi hari baik kita berdua.

PS: aku tidak bisa merangkai kata-kata yang bagus tapi Seungcheol hyung membantuku.
Good luck with your practice!

L.J.H'

Kau mengerjabkan matamu berulang kali saat membacanya lalu segera berlari ke kamar oppamu.

"Oppa! Apakah ini berarti Jihoon menyukaiku?" Serumu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Seungcheol yang sedang membuka baju segera menutupi tubuhnya.

"Kau ini benar-benar..."

"Ah oppa! Cepat jawab aku!"

"Tidak tahu! Keluar kamu!" Seru Seungcheol seraya mendorong tubuhmu keluar dari kamarnya.

"Oppaaa!"

Brak!

Kau berdecak kesal sebelum kembali membaca surat dari Jihoon baik-baik seraya berjalan menuju kamarmu.

Kau tak menyadari bahwa Seungcheol membuka sedikit pintunya untuk memperhatikanmu dengan senyum kecil di wajahnya.

"Kuharap kalian berdua bahagia." Gumamnya pelan sebelum kembali menutup pintunya dengan perlahan.

♡♡♡♡♡

Doneeee
Vomment yaaa
Btw ada yg mw kenalan sama aku ga? 😆😆
Kalau mau aku bakalan post satu part khusus buat ngobrol dan tanya" seputar aku
Kalau ga mau ya udah sih.. ga maksa (walau sebenernya mau tapi kalau nanti nyatanya ga ada yg mw baca / tanya" kan malu juga 😂😂)

 ga maksa (walau sebenernya mau tapi kalau nanti nyatanya ga ada yg mw baca / tanya" kan malu juga 😂😂)

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.
Seventeen Imagine [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat