𝐂𝐀𝐒𝐄 𝐂𝐋𝐎𝐒𝐄𝐃

394 34 0
                                    

Bab ini mengandung banyak narasi. Mungkin 85% narasi dan hanya 15% dialog. Semoga berkenan dan tidak bosan (⁠´⁠∩⁠。⁠•⁠ ⁠ᵕ⁠ ⁠•⁠。⁠∩⁠'⁠)

•••

Berbicara tentang kasus yang beberapa waktu lalu tengah ditangani Alzam, sekarang nyatanya telah tiba di masa-masa akhir. Sebentar lagi, tepat pukul delapan WIB, di muka ruang pengadilan, sidang putusan akan digelar.

Seperti yang sempat ia diskusikan dengan sang istri, terjadinya suatu tragedi salah tangkap adalah karena adanya hal-hal yang luput dari penyelidikan pertama. Kemudian, diasumsikan ada bukti yang dibuat, disusun sedemikian rupa untuk menjebak seseorang yang tidak tahu apa-apa. Pelaku pastinya orang yang cukup berpengaruh hingga bisa bertindak sejauh itu.

Motif pertama yang disimpulkan penyidik—setahun yang lalu—adalah pembunuhan yang dikarenakan dendam. Latar belakangnya, di perusahaan Pancarona, pada awalnya Yazid dan korban—atau lebih mudahnya Alzam akan langsung menyebut nama wanita itu, Diandra—ada di suatu kepangkatan yang sama, jabatan yang setara. Namun, beberapa minggu sebelum kejadian berlaku, Diandra menerima promosi ke tingkat yang lebih tinggi. Secara tidak langsung golongan mereka pun menjadi berbeda. Dengan itu penyidik pertama menyimpulkan, Yazid membunuh Diandra diakibatkan sakit hati karena prosedur naik jabatan yang dinilai kurang adil.

Melalui investigasi kedua, motif itu dianalisis kembali, kemudian dipatahkan dengan bukti-bukti lain. Mereka mempertimbangkan pengakuan Yazid, yang sekali lagi bersikeras bahwa ia tidak membunuh Diandra. Tidak terbesit sedikitpun kemarahan dalam dirinya akibat promosi naik jabatan itu. Yazid berlapang dada, ia pikir Diandra telah berkerja lebih baik dan lebih keras dari dirinya, maka promosi naik jabatan jelas bisa terjadi.

Penemuan mereka akan bukti baru maupun bukti pematah akan Alzam ceritakan dengan bentuk rincian. Bukti ini secara perlahan ditemukan satu persatu berkat kerjasama dari banyak pihak. Mulusnya jalan investigasi ini hingga ke puncak tentunya bukan karena usaha Alzam sendiri. Di balik ini, ada detektif, tim forensik, dukcapil, warga yang akhirnya menjadi saksi baru, dan banyak lembaga lain yang tak mungkin Alzam sebutkan satu-satu.

Pembahasan dimulai dari penemuan darah Yazid di batu yang merupakan senjata untuk membunuh Diandra. Melalui tim forensik, Januar telah meminta pemeriksaan kembali terhadap darah itu dengan lebih teliti dan mendalam. Akhirnya tercetuslah hasil bahwa darah Yazid yang penyidik temukan di TKP mengandung EDTA atau Ehtylen Diamine Tetra Acetic Acid. Itu merupakan sebuah antikoagulan yang biasa digunakan dalam tes darah agar darah tetap cair dan tidak menggumpal. Selain jejak tanda tangan yang ada di kertas gambaran waktu itu, penemuan tentang darah ini juga menjadi langkah besar dalam proses penangkapan Bisma—anak petinggi pemerintahan daerah yang kini sudah berhasil diseret ke kursi terdakwa.

Secara logika dipikirkan, siapa yang mau mencampurkan darahnya sendiri dengan EDTA di TKP? Penemuan ini dihitung janggal hingga Januar akhirnya mencari hubungan antar campuran itu, kenapa bisa terjadi? Mengusut sana-sini, terungkaplah sebuah fakta baru. Beberapa waktu juga sebelum kejadian, semua karyawan di Pancarona Meble melakukan tes kesehatan berkala di salah satu rumah sakit, tes darah juga termasuk di dalamnya. Januar mendatangi pihak rumah sakit, mereka bilang, darah yang sudah selesai di tes segera dibuang dan dianggap sebagai sampah medis. Maka berlanjutlah penyelidikan Januar ke lokasi tempat pembuangan limbah itu. Puluhan CCTV dianalisisnya, mencari kemungkinan adakah orang yang menjebak Yazid dengan mengambil sisa darah dari tes tersebut kemudian menuangkannya ke batu? Membuat darah itu seolah-olah jatuh langsung dari tubuhnya saat melakukan aksi? Bisma adalah jawabannya. Anak petinggi itu melakukan cara rendahan hanya demi menjebak orang. Ini sesuai dengan fakta bahwa darah Yazid yang ditemukan di TKP hanya ada beberapa tetes. Dengan semua penjelasan di atas, sampel darah sebagai sebuah bukti telah dipatahkan kredibilitasnya.

𝐒𝐀𝐌𝐔𝐃𝐑𝐀 [✓]Where stories live. Discover now