𝐀𝐈𝐑 𝐃𝐀𝐍 𝐊𝐎𝐋𝐀𝐌𝐍𝐘𝐀

627 38 0
                                    

"𝑺𝒂𝒎𝒖𝒅𝒓𝒂, 01:56. 𝑻𝒊𝒏𝒈𝒌𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒈𝒊!"

🥀

Kelebihan seseorang seharusnya tidak melulu dinilai dari kemampuan akademiknya. Setiap anak, setiap pribadi pasti memiliki ciri khas dan keunggulan di bidangnya masing-masing. Sebodoh apa pun dia, memiliki minat dan bakat adalah hak bagi semua pribadi.

Sama seperti Samudra. Semua orang boleh menilai dia sebagai sosok berandal. Tukang pembuat onar yang tak bosan-bosannya berkelana dalam ruang keramat bernama BK. Orang yang tak pernah lepas dari sederet pelanggaran yang dilakukannya.

Tapi, terlepas dari itu semua. Samudra adalah pemangku sebuah alasan besar, hingga SMA Gardapati pun butuh sepuluh kali berpikir jika hendak mendepaknya dari sekolah. Karena senakal apa pun dirinya, Samudra tetaplah harapan utama Gardapati di sektor renang putra.

Sudah bertahun lamanya, Samudra mengabdikan dirinya pada cabang olahraga yang sangat identik dengan air dan kedalaman itu. Ia murid yang berprestasi, jika dilihat dari segi non-akademik.

Sejak SMP, Samudra sudah berkali-kali berangkat ke ajang nasional demi membawa nama baik daerahnya. Terus berlanjut hingga sekarang ia sudah di Gardapati. Ketika baru masuk saja, dia sudah dipakai untuk mewakili sekolah ke beberapa ajang bergengsi. Tubuhnya yang jangkung, serta gerakannya yang lincah membuat ia seringkali menyelesaikan pertandingan dengan sangat baik.

Sore ini, seperti biasa adalah jadwal latihannya. Berhadir selama tiga kali dalam seminggu untuk terus mengasah skill masing-masing. Mereka tidak perlu jauh-jauh untuk berlatih, karena pendanaan Gardapati tampaknya selamat dari tindak korupsi hingga bisa membangun sebuah kolam renang besar dalam lingkungan pribadinya.

Latihan ini menjadi alasan pula, kenapa ia tak bisa mengantar Adhisti seperti biasanya. Gadis itu sebenarnya tahu posisi Samudra sebagai seorang atlet sekolah. Namun, mungkin kurang hafal dengan jadwal latihannya.

Ada sekitar lima belas orang yang berhadir sekarang. Masing-masing sudah mengenakan pakaian renang. Mereka datang dari kelas yang berbeda-hitungan jarak tanding yang menjadi patok bagiannya.

Lima orang dari kelas seratus meter putra baru saja turun menjamah dinginnya air. Mereka lebih dulu memiliki kesempatan untuk memacu kecepatan tangan dan kakinya. Samudra yang nyatanya berada di kelas dua ratus meter, masih duduk di dekat tribun bersama dengan Arsalan.

Dia atlet renang juga? Jawabannya, bukan. Arsalan merupakan anak ekskul photography yang bidangnya adalah meliput kegiatan olahraga dalam lingkungan Gardapati.

"Sesekali arahin ke gue dong," canda Samudra kemudian memberi pose dua jari. Isyarat halus agar dipotret.

Arsalan yang sedari tadi fokus pada lensanya, mendadak menjauhkan mata dari tempat bidikan kamera. Dengan tatapan datar nan malas khas dirinya, lelaki itu melirik Samudra.

"Penting lo?" Sambarnya yang sangat menusuk batin. Entah apa yang dimakan Arsalan sehari-hari hingga mulutnya bisa sepedas itu.

"Penting lah. Gue, kan, bagian dari olahraga ini," sahut Samudra tak mau kalah.

"Muka lo kurang aesthetic, bikin semak kamera gue aja." Dengan rasa kurang ajar yang begitu konsisten, Arsalan kembali melontarkan kalimat mematikannya. Kemudian, tanpa menunggu balasan dari Samudra, ia kembali fokus mengambil dokumentasi kegiatan atlet yang tengah berenang itu.

"Gini-gini gue lebih ganteng dari lo, bangsat!" Bisik Samudra setelah membalikkan wajahnya. Kembali fokus ke arah kolam. Tanpa disadari olehnya, Arsalan masih bisa mendengar rutukan itu. Bahkan sampai membuatnya sedikit terkekeh.

𝐒𝐀𝐌𝐔𝐃𝐑𝐀 [✓]Where stories live. Discover now