𝐏𝐑𝐎𝐋𝐎𝐆

2K 82 0
                                    

"𝑲𝒊𝒕𝒂 𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒂𝒋𝒂 𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊, 𝒂𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒃𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒃𝒂𝒉𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒈𝒖𝒆 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒖𝒏𝒖𝒉?"

- 𝑺𝒂𝒎𝒖𝒅𝒓𝒂 𝑴𝒂𝒉𝒂𝒘𝒊𝒓𝒂 -

🥀

Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia atau lebih sering dikenal dengan sebutan BNN, adalah suatu institusi yang dalam melaksanakan tugasnya, turut melakukan kegiatan sosialisasi ke berbagai sekolah.

Layaknya yang terjadi hari ini, beberapa anggota berseragam biru itu telah menduduki beberapa kursi di luasnya aula SMA Gardapati. Bersatu dengan ratusan murid disana, ditemani dengan PPT berisikan materi, mereka siap melakukan kegiatan bertemakan pencegahan bahaya rokok dan narkoba di kalangan remaja.

Segerombolan murid yang nyatanya hanya secuil perwakilan itu, duduk lesehan di lantai aula. Karena jika keukeuh untuk menggunakan kursi, aula itu masih kurang mampu untuk menampungnya. Hanya di panggung depan sana, para pemateri duduk di tempat yang lebih layak.

Acara dicanangkan akan berlangsung selama seratus menit. Dengan pemaparan materi selama satu jam, dilanjutkan sesi tanya jawab dengan para siswa.

"Antara rokok dan narkoba, sebenarnya itu ada relasinya. Ada hubungannya. Karena tidak bisa dipungkiri, rokok itu adalah pintu masuk utama menuju dunia gelap bernama narkoba."

"Boleh dibilang gini, ya. Merokok itu merupakan cikal bakal penyalahgunaan narkoba. Seperti halnya marijuana yang punya kemiripan dalam pemakaiannya, yakni dihisap," papar seorang pemateri lelaki sembari menatap ke semua siswa Gardapati.

"Namanya aesthetic banget, marijuana," bisik seorang gadis di tengah keramaian itu. Mendekatkan sedikit tubuhnya kepada lelaki yang terduduk tenang di sampingnya.

"Aesthetic-aesthetic," sahutnya dengan tatapan menjengkelkan. "Marijuana itu ganja. Jangan macam-macam," sambungnya memberikan informasi yang akurat. Membuat sang gadis sedikit terkejut. Namun, sesaat kemudian hanya ber-oh ria.

"Merujuk pada definisi narkoba ..." Slide PPT berganti. Paparan materi kembali dilanjutkan.

"Di dalamnya, setidaknya terkandung tiga zat aktif utama, yaitu narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya."

"Sementara itu rokok memiliki unsur utama nikotin yang merupakan salah satu zat psikotropika stimulan. Oleh karenanya, jarang disadari masyarakat bahwa rokok sebenarnya sudah masuk kategori narkotika jenis rendah," ucap sang pemateri dengan penuh penekanan di kalimat terakhirnya.

"Makan tuh nikotin!" Gadis tadi kembali berceloteh dan memberi tatapan tajam kepada si lelaki yang tadi mengobrol bersamanya.

"Udah tau bahaya, masih aja dibeli. Buang-buang uang," sambungnya lagi, terus mencaci.

"Uang-uang gue, lo yang sibuk," sahut si lelaki malas.

"Uang bokap lo!" Tekan gadis berkulit putih itu tak mau kalah.

Lelaki berwajah datar itu tak lagi menanggapi, karena seorang pemateri wanita di depan sana sudah mengambil alih microphone. Pandangan dan fokusnya kembali terpusat ke proyektor.

"Di antara semua siswa lelaki disini, bisa saya jamin pasti ada yang merokok," godanya dengan seutas senyum.

"BANYAK, BU!" Gadis di sampingnya berteriak dengan begitu semangat. Alamat akan mempermalukan dirinya sebentar lagi.

"Perokok berat, ada nggak, nih?" Pertanyaan itu semakin menjadi-jadi.

"SAMUDRA!!" Teriakan penuh girang dan kepuasan itu membuat matanya memejam sesaat. Merutuki kenyataan kenapa dia bisa bertemu dengan gadis kurang ajar ini di hidupnya.

Samudra yang dimaksud bukanlah perairan besar yang dikenal dengan senyap dan aura mencekamnya. Melainkan sebuah nama milik seorang siswa kelas sepuluh di Gardapati ini.

"Berisik banget lo," desisnya dengan tampang wajah yang konsisten. Gadis itu hanya memeletkan lidah tak peduli.

Pemateri wanita itu melanjutkan bagiannya dengan memaparkan beberapa macam penyakit yang bisa menyerang orang dengan kebiasaan merokok. Segala bentuk bahaya yang mampu membuat mayoritas siswa bergidik ngeri.

"Beberapa di antaranya bahkan bisa menyebabkan kematian," ujarnya di akhir bahasan.

"Lo nggak takut? Nggak ada niatan mau berhenti? Kematian loh." Gadis di sampingnya mulai menunjukkan raut wajah khawatir.

Samudra tersenyum kecil. "Kita lihat aja nanti, apakah batangan berbahaya ini berhasil membuat gue terbunuh?" Lirihnya sambil menghadapkan penuh wajahnya pada sang gadis.

"Jangan macam-macam dengan ucapan, Samudra!" Balas si lawan bicara dengan intonasi yang sama.

"Dan untuk yang tadi ... Siapa pun kamu yang bernama Samudra, tolong dikurangi, ya. Kamu pastinya masih muda, jalanmu masih panjang. Cintai tubuhmu sendiri. Untuk meraih masa depan yang cemerlang, kamu harus sehat."

Tatapan mereka yang begitu singkat, spontan teralihkan saat suara lembut pemateri wanita itu bergelora. Tak pernah disangka oleh Samudra, bahwa teriakan gadis di sampingnya akan dinotice langsung oleh pemateri, dan menimbulkan peringatan pribadi seperti ini.

•••

💡| Notes

Beberapa informasi terkait dengan rokok dan narkotika dikutip langsung pada situs resmi Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. Pada laman web; https://bnn.go.id

•••

Holla, semuanya!
Setelah menamatkan kisah Danadyaksa, Azellv kembali hadir dengan cerita Samudra yang tak kalah serunya. Terima kasih sudah singgah, ya. Semoga senang dengan cerita ini dan ada hikmah atau hal-hal baik yang bisa diambil dari kehidupan Samudra.

Happy reading💓
Nantikan terus kelanjutan kisahnya.

Dan lagi ...
Ayo dukung perkembangan kisah Samudra dengan tinggalkan vote dan komentarnya, ya💓😇

𝐒𝐀𝐌𝐔𝐃𝐑𝐀 [✓]Where stories live. Discover now