72

1.1K 86 12
                                    

"Jellal!" teriak Erza dengan berlinang air mata langsung berlari menghampiri Jellal.

"Aku takkan memaafkanmu! Aku tidak akan pernah memaafkanmu jika kau mati seperti ini! Kau masih punya dosa yang harus ditanggung! Ingat itu! Jangan pikir kau bisa mati dengan tenang tanpa mengingat satupun! Hidup dan berdirilah! Jellal!" bentak Erza dengan berlinang air mata membuat Jellal kembali membuka matanya.

"Erza... Kenapa kau menangis?" tanya Jellal sambil tersenyum membuat Erza terkejut ketika menyadari bahwa dirinya menangis. "Kau benar-benar baik..."

"Jellal! Bertahanlah!" seru Erza. "(y/n), apa kau tau cara membatalkan sihir ini?"

"Itu─"

"Apa yang terjadi di sini?" tanya Brain yang tiba-tiba saja datang dan memotong ucapanku.

"Brain?" tanggap Erik.

"Sihir penghancur diri otomatis ya?" kata Brain.

"Jellal yang memasangnya! Jika terus seperti ini, Nirvana akan hancur!" kata Cobra.

"Tak perlu cemas, Cobra. Kau tau alasan kenapa kode namaku adalah 'Brain' bukan?" kata Brain sambil berjalan mendekati kami. "Sebelumnya aku adalah peneliti sihir. Selama itu, aku mengembangkan beratus tipe sihir menggunakan pengetahuanku. Dan salah satunya adalah sihir penghancur diri sendiri. Akulah orang yang mengajarkanmu itu. Apa kau lupa, Jellal?"

"Eh?" tanggapku terkejut.

"Dia menggunakan sihir penghancur diri sendiri di tubuhnya sendiri? Dia berencana mati bersama mantra itu ya?" kata Brain.

"Sepertinya ingatannya tidak stabil karena efek dari Etherion. Kelihatannya dia juga tidak sadar kalau dirinya adalah orang jahat," kata Erik.

Brain tertawa sejenak. "Apa ini? Menggelikan! Bahkan tanpa mantranya, aku bisa mematikan sihirnya dengan mudah," kata Brain kemudian menyentuh lingkaran sihir tersebut dan seketika langsung hancur.

"Tidak mungkin..." kata Jellal.

"Menyedihkan sekali, Jellal! Aku akan mengambil Nirvana!" kata Brain.

"Tidak akan kubarkan!" seru Erza mengeluarkan pedangnya sambil berlari menuju Brain.

"Bangunlah, Nirvana!" kata Brain merasa senang.

Kemudian di sekitar kami tiba-tiba saja bergetar dan tanah yang menjadi pijakan Erza naik ke atas.

"Erza!" seruku dan Jellal.

"Tunjukkan dirimu yang sebenarnya!" kata Brain.

"Oh! Aku bisa mendengarnya! Masa depan kita! Suara dari kehancuran cahaya!" kata Erik.

Kemudian sebuah cahaya menyelimuti kami dan di sekeliling langsung menjadi hancur membuatku terpisah dari Erza dan Jellal.

Aku langsung berteleportasi dan berdiri di salah satu kaki Nirvana. Lebih besar dari yang bayanganku, pikirku terdiam ketika melihat bentuk asli Nirvana, kemudian aku melihat ke arah Natsu yang berteriak sambil berlari bersama Gray, Lucy dan Happy.

"Minna!" panggilku menghampiri mereka.

"(y/n)! Syukurlah kau selamat," kata Lucy langsung berlari ke arahku.

"Dari mana saja kau?" tanya Gray dan aku hanya menjawabnya dengan tertawa kecil.

Tak lama kemudian, bentuk asli Nirvana mulai bergerak membuat Natsu langsung terkulai lemas karena mabuk kendaraan.

"Apa yang kau lakukan, Natsu?!" kata Gray.

"Chotto, bertahanlah!" kata Lucy.

"Mabuk kendaraan? Mattaku," kataku sambil menghela napas.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 25, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Fairy Tail x Reader [DROP]Where stories live. Discover now