71

434 68 0
                                    

Aku terus melangkahkan kaki untuk mengikuti di mana Jellal berada hingga aku sampai di suatu tempat di dalam hutan belantara.

"Mau apa dia di sini?" tanyaku heran. "Apa ini tempat Nirvana-nya?"

Aku terus mengikutinya kemudian bersembunyi di belakang bebatuan.

"Dia berhenti," kataku pelan bersamaan dengan seseorang.

Aku langsung menoleh ke samping dan terkejut melihat Erik tepat berada di sebelahku.

"Apa yang kau─"

Erik langsung membekap mulutku menggunakan tangannya. "Diamlah, dasar gadis berisik," kata Erik kesal kemudian kembali memperhatikan Jellal.

"Mphtt!" Aku meronta meminta untuk mulutku dilepas agar aku bisa kembali bernapas dengan normal namun tak di dengar oleh Erik.

Sialan! pikirku kesal kemudian menggigit tangan Erik.

"Apa yang kau lakukan?!" bisik Erik kesal dan spontan langsung melepaskan bekapan di mulutku membuatku menarik napas dalam-dalam untuk menghirup pasokan udara.

"Kenapa kau di sini? Seharusnya kau bisa mendengarnya dari jauh, bukan?" tanyaku.

"Aku tak bisa mendengar suara hatinya. Kalau saja aku bisa, aku tak perlu mengikutinya seperti ini," kata Erik.

"Ah, jadi begitu," kataku.

"Ngomong-ngomong, kenapa kau bisa mengetahui nama asliku?" tanya Erik.

"Apa itu perlu kujawab?" tanyaku malas.

"Tentu saja," kata Erik.

"Entahlah, hanya tau saja," kataku dengan santainya kemudian kembali menatap ke arah Jellal.

"Kenapa─"

"Diamlah. Kau tadi menyuruhku untuk tidak berisik tapi kau sendiri justru yang berisik," kataku kesal karena tidak bisa konsentrasi pada Jellal. Sementara Erik, ia langsung berdecih kesal.

Kami berdua kemudian menyadari dan terkejut melihat tempat yang di datangi Jellal. Terdapat sebuah pohon raksasa di hadapan kami dan di sekelilingnya juga terdapat rantai besi.

"Tempat apa ini? Kenapa ada tempat seperti ini di dalam hutan?" tanya Erik.

Itu Nirvana, pikirku terdiam.

Erik terdiam memandangku. "Kau sepertinya mengetahui sesuatu... Atau jangan-jangan yang dikatakan Brain itu benar, kalau di sini adalah lokasi Nirvana," kata Erik kembali melihat ke pohon tersebut.

Kemudian Jellal mengulurkan tangannya untuk menyentuh pohon tersebut. Pohon raksasa tersebut langsung mengeluarkan cahaya yang menjulang ke atas dan kekuatan sihir yang ada di sekitarnya langsung terasa sangat luar biasa.

"Akhirnya kami menemukannya! Masa depan kami!" kata Erik sambil menatap cahaya tersebut.

Ini gawat, sihir itu memutar balikkan cahaya dan kegelapan, pikirku sambil memandang cahaya sihir tersebut, kemudian aku memunculkan kitabku dan membaca isinya.

"Kau mau apa?" tanya Erik.

"Mencari informasi," jawabku terus membaca, kemudian menutupnya setelah mendapatkan apa yang kucari.

Lebih baik aku mengosongkan pikiranku sekarang, pikirku sambil menatap cahaya tersebut.

"Apa yang kau dapatkan dari kitab kosong itu?" tanya Erik.

"Berikan aku kue strawberry dulu baru kujawab," kataku dengan polosnya membuat Erik lagi-lagi berdecih kesal.

Aku hanya terkekeh geli melihatnya, kemudian secara tiba-tiba Erik menarikku ke belakang untuk kembali bersembunyi di balik bebatuan.

Fairy Tail x Reader [DROP]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें