63

534 91 0
                                    

Setelah aku kehilangan kesadaranku sehabis menyerang lacrima Istana Petir milik Laxus, ternyata Carden membawaku ke tempat Poluchka untuk merawatku. Selang beberapa jam kemudian, ketika aku merasakan kondisi tubuhku mulai membaik, aku memutuskan untuk segera kembali ke guild.

Aku menghentikan langkahku ketika mataku menangkap siluet seseorang di hadapanku. "Laxus?" kataku terkejut.

Laxus juga cukup terkejut melihatku berdiri dihadapannya, namun tak lama kemudian ia memalingkan mukanya ke samping. Aku menatapnya heran dan mendekatinya.

"Kau baik-baik saja?" tanyaku dan ia menjawabnya hanya dengan berdehem.

Kesunyian tiba-tiba saja meliputi kami. Kenapa rasanya jadi canggung begini? pikirku terdiam. Aku menghela napas tak suka dengan moment ini, lebih baik aku berjalan menuju guild.

Namun belum ada beberapa langkah aku berjalan, tanganku di tarik dan Laxus memelukku dari belakang. "Maaf..." lirihnya pelan.

"Eh?" tanggapku bingung.

"Maaf karena telah melibatkanmu, maaf karena telah berbuat salah pada anggota guild," katanya. "Kau terluka karenaku. Andai saja aku tak melakukannya, maka kau..."

Aku membalikkan tubuhku dan menatap wajahnya. Raut penyesalan jelas terpancar dari sana. "Tidak apa-apa, kondisiku sudah mulai membaik," kataku sambil tersenyum kepadanya. "Lebih baik sekarang kita ke guild. Kau mau bertemu dengan Master juga, kan?"

Laxus mengangguk pelan. Lucunya, seperti anak anjiing, pikirku sambil tertawa kecil.

"Baiklah, ayo!" seruku sambil menarik tangannya.

Sesampainya di depan guild, kami berdua mendengar keramaian dari dalam. Namun begitu kami masuk, semuanya menjadi hening tak bersuara. Seluruh pandangan seisi guild langsung tertuju pada kami, lebih tepatnya pada Laxus.

"Laxus!" tanggap Macao.

"Kau..." tanggap Wakaba.

"Eh? Kenapa kalian semua...?" tanyaku bingung.

"(y/n)! Jauh-jauh dari Laxus!" seru Gray membuatku bertambah bingung.

Laxus hanya terdiam melihatku kemudian ia menatap seisi guild. "Di mana Jiji?" tanyanya.

"Beraninya kau..." kata Jett.

"Beraninya kau mau bertemu Master?" kata Droy.

"Benar-benar!"

"Hentikan!" tegur Levy.

"Berhentilah kalian semua!" kata Erza tegas.

"Erza..." tanggap Levy.

"Dia di ruang perawatan," jawab Erza.

"H-Hey," protes Jett.

Ketika Laxus mulai berjalan, Natsu langsung menghadangnya. "Natsu," tanggap Laxus.

Natsu langsung menunjuk ke arah Laxus. "MPHH UMPPHH!! UMPHH MPHH UMPHH MPHH!" teriaknya marah membuat semua orang di guild sweatdrop.

"Apa yang kau bicarakan?" tanyaku gagal paham.

"Natsu..." tanggap Mirajane.

"Tolong diterjemahkan," pinta Lucy.

"Dia bilang, 'aku tidak terima menang dua lawan satu. Selanjutnya aku tidak akan kalah, bertarunglah denganku lain kali Laxus!' begitulah," jawab Gajeel.

"Kupikir dia sudah menang, kan?" kata Lucy.

"Aku juga tidak menerima kemenangan itu. Dia itu monster. Sejak aku masih di Phantom, itu membuatku merinding," kata Gajeel namun Laxus tetap berjalan pergi melewati Natsu.

Fairy Tail x Reader [DROP]Where stories live. Discover now