O7

1.1K 157 0
                                    

Setelah itu, kami menyusuri selokan bawah tanah ini dan melihat Duke Everlue mengunci kedua tangan Lucy. Happy langsung terbang ke arah Lucy dan menendang wajah Duke Everlue.

"Happy!" seru Lucy. "Bagus sekali! Keren!"

Lalu tiba-tiba saja sayap Happy menghilang, membuatnya terjatuh ke dalam air limbah.

"Sialan! Apa-apaan kucing ini?" protes Duke Everlue.

"Brulp─Aku Happy," kata Happy sambil berendam di dalam air kotor tersebut.

"Cepat keluar dari situ," kata Lucy.

"Airnya terasa nikmat," jawab Happy.

"Eh, itu adalah air limbah," jawab Lucy sweatdrop.

"Lucy! Kau baik-baik saja?" tanyaku berlari ke arahnya.

"(y/n)!" serunya.

Kami berdua langsung menghadap ke arah Duke Everlue yang memandang kami dengan tatapan kesal.

"Keadaan sudah berbalik!" kata Lucy pada Duke Everlue sambil mengeluarkan satu kunci emasnya.

"Waktunya balas dendam," kataku yang sudah bersiap untuk bertarung.

"Kalau kau memberikan buku ini padaku, aku akan mengampunimu," kata Lucy. "Aku ingin sekali menamparmu."

"Penyihir roh? Mengaku-ngaku sebagai kutu buku, tapi kau tidak pintar dalam memilih kata-kata!" kata Duke Everlue. "Keadaan sudah berbalik itu tandanya kau sudah menang! Jangan pikir dibantu oleh seekor kucing dan gadis kecil kau bisa mengalahkan sihir milikku!"

Duke Everlue langsung menghilang dengan menggali bawah tanah.

"Jadi itu sihir?" tanya Happy. "Jadi si Everlue juga penyihir?"

Tiba-tiba saja Duke Everlue keluar dari tanah dan langsung menyerang Lucy dan Happy. Lucy terus-terusan menghindar sambil berdebat dengan Duke Everlue.

Sedangkan aku masih terdiam mencerna kata-kata yang terlontar tadi. Apa tadi katanya? Gadis kecil? pikirku mulai tersulut emosi membuat suasana ruang bawah tanah mencekam seketika.

Happy langsung menoleh ke arahku ketika menyadari sesuatu. "(y/n)?" tanyanya ketakutan dan langsung bersembunyi di belakang Lucy.

"Happy? Ada apa?" tanya Lucy heran.

"Sialan kau!" seruku tiba-tiba berdiri di depan Duke Everlue dan langsung menendangnya hingga menabrak tembok. "Kau tadi bilang aku kecil hah?!"

"K-kowaii," kata Lucy dan Happy ketika melihatku terus-terusan menyerang Duke Everlue tanpa henti.

Saat aku hendak menyerangnya menggunakan sihir apiku, Lucy berteriak dan menghentikanku. "H-hentikan (y/n), jangan berlebihan!" seru Lucy. Aku menoleh dan terdiam, berusaha meredamkan emosiku.

Lalu tiba-tiba saja, Duke Everlue memanfaatkan keterdiamanku dan menendakku hingga terlempar ke belakang.

"(y/n)!" seru Lucy dan Happy secara bersamaan.

Aku yang kejatuhan reruntuhan tembok langsung duduk terdiam seketika. Sial, amarah menguasaiku, pikirku sambil memegang kepalaku yang sedikit berdenyut.

"(y/n) kau baik-baik saja?" tanya Lucy menghampiriku. Aku mengangguk dan langsung berdiri, membersihkan debu yang menempel di pakaianku.

"Yosh, gentian aku sekarang!" seru Lucy sambil memegang salah satu kunci miliknya. "Terbukalah, Gerbang Kepiting raksasa! Cancer!"

Lalu munculah seorang yang berpakaian kepiting sambil membawa sebuah gunting di kedua tangannya.

"Kepiting?" tanyaku heran.

Fairy Tail x Reader [DROP]Where stories live. Discover now