O2

2K 250 2
                                    

Di malam harinya. Aku, Natsu, dan Happy berdiri di pembatas tepi jalan.

"Kenyang, kenyang!" seru Natsu.

"Aye!" sahut Happy. "Oh ya, apakah itu kapalnya Salamander?" tanyanya sambil memandang kapal yang berlabuh di tengah laut.

Aku hanya terdiam melihatnya. Sedangkan Natsu yang melihatnya langsung merasa mual.

"Jangan lagi..." kata Natsu lemas.

"Hei Natsu, berhentilah mual hanya karena berpikir tentang hal itu," kataku.

Tiba-tiba kami mendengar sekumpulan para gadis yang membicarakan tentang Salamander. Aku dan Happy langsung menoleh dan mendengarkannya.

"Lihat itu! Itu kapalnya Salamander-sama!"

"Aku ingin pergi ke sana!"

"Salamander?"

"Kau tidak kenal dia?"

"Dia adalah penyihir Fairy Tail terkenal yang datang ke kota!"

"Huh?" tanyaku. Apa tadi katanya? Pria tadi anggota Fairy Tail? Yang benar saja! pikirku. Sedetik kemudian aku langsung pergi menghilang tanpa sepengetahuan Happy dan Natsu.

Sedangkan Natsu, "Fairy Tail?" tanya Natsu langsung berbalik sambil memandang ke arah kapal tersebut. Kemudian ia merasa mual.

"Natsu, kita akan pergi ke kapal itu?" tanya Happy.

"Tentu saja!" seru Natsu. "Oi, (y/n)─are? Happy, (y/n) pergi ke mana?"

"Sepertinya dia sudah pergi duluan," jawab Happy sambil memandang kapal tadi.

"Nani?! Yang benar saja!"

── oOo ──

Aku berjalan memandang seisi kapal sambil membawa minuman. Melihat para perempuan yang bodoh karena dengan mudahnya terkena hipnotis. Miris, pikirku. Masih dengan melihat satu persatu perempuan di atas kapal ini, kini mataku tertuju pada gadis berambut pirang yang berdiri di pinggir kapal.

"Lucy?" tanyaku. "Kau di sini?"

"Eh, (y/n)?" kata Lucy. "Kenapa─" ucapannya terputus karena seseorang menginterupsi kami, membuat kami menoleh ke arahnya.

"Oh, lihat ini. Kedua gadis cantik yang tadi," kata pria yang mengaku sebagai Salamander yang kami temui tadi siang. "Bagaimana jika kita berbincang bertiga di dalam kapal?"

Orang ini yang tadi? Kalo nggak salah namanya Bora? pikirku sambil memandangnya.

Aku dan Lucy saling memandang, setelahnya kami setuju. Kami berjalan mengekori pria tersebut dan memasuki kabin kapal. Mereka menjamu kami dengan sangat mewah.

"Lucy-chan dan (y/n)-chan, bukan?" tanya Bora sambil memandang kami. "Nama yang indah."

Cih, gombal, pikirku.

"Terima kasih," kata Lucy.

"Mari kita bersulang," katanya sambil menjentikkan jarinya membuat butiran-butiran minuman kami langsung terbang melayang. "Sekarang, bukalah dan nikmati rasa buah primata begitu memasuki mulut kalian."

Lucy yang melihatnya langsung merinding dan berkata, "apa maksudmu?"

Aku mengambil gelas tersebut dan menggoyang-goyangkannya perlahan. "Sihir untuk membuat orang tidur, huh?" tanyaku. "Caramu lumayan licik."

Sedangkan Bora langsung kaget dan tertawa pelan. "Kalian cukup hebat rupanya."

"Jangan salah paham!" kata Lucy. "Aku ingin bergabung dengan Fairy Tail, tapi aku tidak ada niatan menjadi wanitamu."

Fairy Tail x Reader [DROP]Where stories live. Discover now