64

602 95 1
                                    

Seminggu setelah Harvest Festival, kota akhirnya menjadi tenang lagi seperti biasanya. Memang benar jika semuanya terkejut dengan dikeluarkannya Laxus dari Guild, dan dari kemarin Natsu terus mempermasalahkan hal itu.

"Ini tidak adil, Jii-chan! Kenapa kau malah mengeluarkan Laxus?" protes Natsu. "Dia bagian dari keluarga kita juga, kan?! Berkelahi bagian dari sebuah keluarga, kan?!"

"Sudah cukup, Natsu!" tegur Erza, dan aku yang melihatnya hanya bisa menghela napas lelah.

"Aku ingin bertarung dengannya sekali lagi!" teriak Natsu kesal. "Kali ini aku sudah cukup kuat untuk menghadapinya satu lawan satu!"

"Sudah kubilang cukup! Pikirkan juga tentang perasaan Master!" tegur Erza sekali lagi. "Apa kau pikir dia mengeluarkan Laxus karena dia menginginkannya?"

"Tapi..."

"Itu karena Laxus adalah Dragon Slayer sama seperti Natsu," celetuk Happy.

"Tidak, dia bukan seorang Dragon Slayer," sahutku tiba-tiba membuat seisi guild terkejut. "Tanyakan saja pada Master."

Kemudian Master menceritakannya pada kami. Saat masih kecil, Laxus memiliki tubuh yang sangat lemah. Jadi ayahnya, Master Ivan, mengkontaminasi lacrima kepada anaknya yang memungkinkan dia bisa menggunakan sihir Dragon Slayer.

"Sebuah Dragon Slayer Lacrima? Ada benda yang seperti itu?" tanya Happy.

Oh ya, Master berkata ia akan bertanggung jawab penuh atas tindakan cucunya dan dia akan pensiun. Semua orang mencoba agar dia tidak jadi pensiun, tapi Freed datang dengan model rambut barunya, dan itu menunjukkan bahwa dia benar-benar bertobat. Hanya Freed saja yang bisa membujuk Master agar dia tidak jadi pensiun. Berbicara mengenai Freed, dia dan anggota Raijinshu lainnya akhirnya bisa sedikit lebih ramah.

Selama satu minggu, semua berjalan dengan baik, dan hari ini pengumuman pemenang kontes Miss Fairy Tail.

"Pemenangnya adalah (y/n)!"

"Aku tau itu!"

"Oh! Erza di tempat ke dua!"

"Lucy di tempat ketiga?"

"Dan Juvia di tempat ke empat!"

"Omedetou!"

"Uang sewaku hilang!" teriak Lucy histeris.

"Strawberry, strawberry!" gumamku senang.

"Bagaimana kalau kita mengambil pekerjaan?" tawar Natsu ketika melihat Lucy murung.

"Ya, kurasa itu lebih baik," jawab Lucy kemudian ia menaruh kepalanya di atas meja. "Apa yang harus kulakukan?"

Cana tiba-tiba saja menghela napas dan duduk di sebelah Lucy. "Aku ingin mempunyai pacar..." katanya sambil meminum satu botol sake ditangannya.

"Kau kenapa?" tanyaku heran.

"Pria, ini tentang pria! Pergi tanpa seorang pacar rasanya sudah tidak aman bagiku, kau tau itu 'kan?" jawab Cana membuat wajah Lucy memerah seketika.

"Kenapa kau sangat malu?" tanya Cana.

"Ti-tidak!" elak Lucy sambil memalingkan wajahnya.

"Hm, sudah berapa pria yang sudah kau ajak berkencan?" tanyaku menggodanya.

"Mungkin tiga..."

"Haik, kau bohong," kata Cana membuatku tertawa kecil mendengarnya.

"Apa kau tidak pernah mencari pacar?" tanyaku.

"Yah, pernah sih," jawab Lucy kemudian ia menghela napas. "Jujur sih, aku sama sekali belum pernah..."

"Kena kau!" seru Cana. "Semuanya dengar!"

Fairy Tail x Reader [DROP]Where stories live. Discover now