31

713 114 0
                                    

"Kita akan menghancurkan bulannya," kata Erza.

"Whoahh!!" seru Natsu dengan senangnya.

"Ehh?!" pekik Lucy, Gray dan Happy terkejut.

"Kita akan menghancurkan bulannya dan mengembalikan wujud warga desa seperti semula," ulang Erza membuat para penduduk bersorak senang.

"Apa kita bisa melihat bulan dihancurkan di depan mata kita?"

"Akhirnya kita bisa kembali seperti semula!"

"Kalau kita ingin menghancurkan bulannya, kenapa tidak di atas reruntuhan saja?" tanya Natsu menghampiri Erza dengan senang. "Di sana lebih tinggi."

"Tidak perlu berada di sana, di sini saja sudah bisa," kataku membuat Natsu menoleh ke arahku yang sedang terduduk di tanah sambil melihat ke arah Erza. "Penduduk desa tidak bisa mendekati reruntuhan itu."

"Menghancurkan bulan?" tanya Gray tak paham. "Meski Erza dan (y/n) sekalipun, mustahil, kan?"

"Sebenarnya apa yang kalian rencanakan?" tanya Lucy.

"Bikin deg-deggan, bukan?" kata Happy.

"Memang sih..." jawab Lucy.

"Erza, hancurkan dalam sekali serang!" kataku menyemangati.

Erza langsung tersenyum mendengarku. "Ini adalah Baju Perang Raksasa. Baju ini dapat menambah kekuatan melempar si pengguna. Terus," kata Erza kemudian mengeluarkan sebuah tombak. "Tombak penghancur iblis yang mengusir kegelapan."

"Keren banget!" pekik Natsu berbinar-binar. "Jadi kau akan melempar itu ke bulan dan menghancurkan bulannya!"

"Tidak, tidak, itu tidak mungkin," jawab Lucy, Gray, Happy sweatdrop secara bersamaan.

"Tapi, kalau cuma itu saja, pasti tidak akan sampai ke bulan. Itu sebabnya aku ingin kau memberikan dorongan dengan apimu," kata Erza pada Natsu. "Saat aku mau melemparnya, pukul ujung belakang tombaknya dengan apimu. Dengan menggabungkan kekuatan lempar Baju Perang Raksasa dengan apimu, kita bisa menghancurkan bulan!""

"Yosh! Aku mengerti!" kata Natsu bersemangat.

"Ayo!" ajak Erza.

"Kenapa mereka berdua kelihatan begitu bersemangat?" tanya Gray sweatdrop.

"Jangan bilang kalau mereka benar-benar akan menghancurkan bulannya," kata Lucy.

"Diamlah kalian berdua dan perhatikanlah baik-baik," kataku pada Lucy dan Gray. "Setelah ini akan ada kejadian yang menarik."

Mereka langsung memandangku dengan tatapan bertanya-tanya karena tak paham sama sekali. Sementara itu, Erza dan Natsu berjalan dan menaiki menara yang berada dalam desa tersebut.

Erza langsung mengambil sikap bersiap dan mengarahkan tombaknya ke arah bulan. "Natsu!" teriaknya ketika berniat melempar tombaknya dan Natsu langsung memberikan apinya sebagai dorongan pada tombak tersebut.

Tombak tersebut meluncur dengan kekuatan yang begitu besar sehingga membuat menara yang tadinya terlihat baik-baik saja, seketika langsung hancur setengah karena kekuatan api milik Natsu.

"Keren!" kata Happy kagum.

"Oi, oi..." tanggap Gray.

"Mereka merusaknya lagi!" kata Lucy.

Sementara itu aku mengerjapkan mata karena melihat bangunannya hancur. Baru saja dipulihkan dan sekarang sudah hancur lagi, pikirku tak percaya.

"Gapailah!" teriak Erza.

Tak lama kemudian, tombak tersebut mengenai bulan dan bulannya seketika retak begitu saja membuat seluruh penduduk senang melihatnya.

Fairy Tail x Reader [DROP]Where stories live. Discover now