61

554 88 0
                                    

Bertarung atau tidak? Bertarung? Tidak? Bertarung? Makan kue strawberry? Eh?

Sial perang batin ini membuatku pusing, pikirku kesal. Jujur aku lapar saat ini, hm.

Sementara itu, langkah Laxus semakin mendekat ke arahku. Sebuah seringai masih menghiasi bibirnya dan itu membuatku sedikit ketakutan sehingga aku mundur beberapa langkah ke belakang.

Sudahlah! Siapa yang peduli jika aku sedang terluka! Cepat selesaikan ini dan segera makan! putusku final. Aku langsung membaca beberapa mantra dari kitabku dan sebuah bola-bola cahaya yang kecil langsung muncul di sekelilingku.

Deg! Deg! Tiba-tiba tubuhku merasakan sakit yang luar biasa. Apa ini yang dimaksud oleh Carleigh tadi pagi? Kondisi kritis? pikirku sambil menahan rasa sakit. Aku kembali menatap Laxus yang terdiam memandang heran ke arahku.

Ketika aku berniat melempar bola cahaya tersebut, Laxus dengan mudahnya menghentikanku. Aku langsung berniat memukulnya, namun gerakanku terkunci oleh ke dua tangannya. Posisinya begitu dekat denganku. Rasanya seakan dia sedang memelukku dan itu membuatku merinding horor.

Aku masih polos! Jangan dekat-dekat! Jaga jarak satu meter!

"Hentikan, tubuhmu sedang terluka," bisiknya tepat di telinga kananku dengan pelan.

"Lepaskan aku," pintaku meronta.

"Aku tidak berniat melukaimu, Little girl. Jadi jangan pancing aku untuk bersikap kasar," ucapnya lagi.

Aku langsung menghela napas pelan. "Baiklah, aku tidak akan melakukan apapun," ucapku lelah.

"Good girl," ucapnya sambil melepaskanku.

Setelah Laxus melepaskanku, aku dengan cepat langsung menjaga jarak dengannya. Sial ini masih terasa sakit, pikirku sambil memegang dadaku yang terasa sesak.

Aku langsung membuka kitabku dan membaca beberapa mantra penyembuh dari sana. Meskipun lambat prosesnya setidaknya ini berhasil. Kemudian aku memandang Laxus yang entah sejak kapan sudah membuat sebuah bayangan dan mengirimkannya ke Fairy Tail.

Gray kalah? pikirku heran ketika memandang sebuah tulisan yang melayang di atasku.

Suara geraman tiba-tiba saja terdengar. Hal itu membuatku menoleh dan melihat Carden berdiri di depan pintu gereja dalam wujud anjingnya.

"Carden?!" seruku terkejut. "Apa yang kau lakukan di sini?"

"Itu yang harusnya kutanyakan padamu, Master. Kenapa kau di sini dan tidak istirahat? Kami menunggumu seharian di rumah," ucapnya sambil mendekatiku.

Aku hanya terdiam dan tak menjawab. Kemudian Laxus kembali setelah beberapa waktu berbincang di dalam guild. Sepertinya ia hanya ingin melihat keadaan Master dan Natsu.

"Anjing siapa ini?" tanya Laxus membuat Carden menggeram tak suka ke arahnya.

"Entahlah, aku tidak tau," jawabku tanpa sadar membuat Carden melotot ke arahku. Oke, rasanya aku bisa mengartikan apa arti tatapannya itu. Matanya seakan berbicara, aku tidak diakui?

Kemudian aku memandang tulisan yang meyalang tersebut. "Tinggal empat peserta? Siapa?" tanyaku. "Ah, Erza, Natsu, Gajeel, dan Mystogan?"

"Erza dipulihkan dan Mystogan bergabung ke dalam pertempuran. Jika termasuk aku, itu tiga teratas Fairy Tail," ucapnya dengan seringai di bibiarnya. "Bukannya Festival seharusnya begini."

"Laxus tidak bisakah kau menghentikan semua ini?" pintaku sambil membawa Carden ke dalam gendonganku.

"Huh? Diamlah, aku tidak akan berhenti," ucap Laxus keras kepala.

Tak lama kemudian, tulisan yang melayang tersebut berubah. "Erza menang?!" seruku tak percaya, kemudian aku tersenyum senang. "Kerja bagus, Erza!"

BRAK!! Suara tersebut membuatku tersentak dan menoleh ke arah Laxus yang memukul pilar gereja dengan kesal.

"Sialan! Bagaimana mungkin Eve bisa kalah dengan orang seperti Erza! Sejak kapan kau menjadi lemah, Eve?!" ucap Laxus marah.

Aku hanya terdiam, tidak berani ikut campur. Lebih baik mengelus-elus Carden dari pada aku tersambar petir secara tiba-tiba. Bukannya pulih, aku justru semakin sakit.

"Erza terlalu kuat. Seharusnya aku atau Bickslow yang melawannya," ucap Freed yang tiba-tiba saja berjalan ke arah kami. Aku menoleh ke arah Freed, dan ia juga menatapku heran.

"Kenapa kau kembali, Freed?" tanya Laxus.

"Karena permainan telah selesai," jawab Freed. "Dengan sandera yang sudah dibebaskan, Master tidak akan bergeming lagi."

Laxus menoleh ke arah Freed dan menatapnya dengan marah. Kemudian Laxus mengarahkan petirnya yang nyaris mengenai Freed.

"Freed!" seruku terkejut.

"Laxus!" ucap Freed dengan tatapan tidak percaya.

"Ini belum selesai," ucap Laxus. "Jika kau tidak ikut denganku, menyingkirlah. Orang lemah sepertimu tidak dibutuhkan di dalam Fairy Tail."

"Jujur, aku tidak suka orang ini,"  ucap Carden tiba-tiba.

Aku terdiam mendengar ucapan Carden kemudian menoleh ke arah Laxus. "Laxus! Hentikan ini segera!" ucapku sedikit meninggikan suaraku.

"Diamlah!" bentak Laxus membuatku tersentak.

"Sialan! Berani-beraninya kau membentak Master!" geram Carden.

"Jangan," ucapku melalui telepati pada Carden ketika tiba-tiba saja aku merasakan energi sihir yang besar melimutinya.

Carden berdecih sebal kemudian menetralkan sihirnya kembali. Aku menoleh ke arah Laxus dan Freed ketika mereka berniat melakukan sesuatu. Huh? Apa yang mereka akan lakukan? pikirku heran.

"Kau dapat mendengarku, Jiji? Dan juga kalian semua. Sepertinya peraturannya telah hilang, jadi sekarang aku membuat peraturan baru untuk bisa melanjutkan pertarungan Fairy Tail. Aku telah mengaktifkan Istana Petir," ucap Laxus membuatku terkejut. "Kalian hanya mempunyai waktu satu jam sepuluh menit lagi. Jadi, apa kalian dapat mengalahkanku? Atau kau akan pensiun, Master?"

Setelah menyampaikan pesan tersebut dengan menggunakan sihir Freed, Laxus tertawa dengan senangnya. "Bagaimana, Jiji? Sanderaku berikutnya adalah orang-orang yang ada di kota!"

***

To be continued...


Fairy Tail x Reader [DROP]Место, где живут истории. Откройте их для себя