BAB 63: NAVYA

Mulai dari awal
                                    

"Bas ada Aca tuh," kata Regal yang membuat Bastian spontan merapihkan rambutnya.

Mereka bertiga tertawa melihat tingkah Bastian, mendengar tawaan ketiga temannya membuat Bastian kesal. Dia baru sadar kalau dirinya sedang dijahili. Dengan kesal Bastian menggeplak kepala Regal dengan kencang. "Sialan lo," ketus Bastian. Regal hanya tertawa saja.

Sedangkan di tempat lain Farhan yang tengah menemani anaknya bermain, dan Letta yang sibuk masak untuk makan malam. Jena yang sudah bisa merangkak menghampiri sang papa yang tengah mengambil mainan anak perempuan itu. Farhan melirik kearah anaknya.

"Kenapa Jena?" tanya Farhan dengan membawa anaknya ke dalam gendongan dia.

Bayi perempuan itu menyenderkan kepalanya di pundak sang papa. "Jena ngantuk? belum mimi asi ya?" sambung Farhan dengan mengelus punggung putrinya.

Dari arah dapur Letta berjalan menghampiri suaminya. "Han ayo makan, sini biar Jena sama aku dulu," kata Letta dengan mengambil alih putri mereka.

Namun, Jena seperti menolak. Bayi perempuan itu menangis yang seakan-akan tidak mau jauh dari papanya. Dengan cepat Farhan menenangkan anaknya. "Anak cantik, princessnya papa sama mama nggak boleh nangis. Jena sayang," ucap Farhan dengan mengecup pipi Jena.

Tangan Letta mengelus kepala Jena lembut. "Nggak mau jauh dari papa ya, nak?" Farhan tersenyum tipis. "Yaudah, ayo makan. Gapapa Jena sama aku, tapi kamu suapin aku makan ya hahaha," ujar Farhan yang diakhiri dengan tertawa.

Letta mengulumkan senyumannya dan mengangguk. Mereka pun berjalan menuju ruang makan untuk makan malam bersama. Walaupun tinggal di rumah minimalis, tapi bagi Farhan dan Letta sudah jauh dari cukup. Apalagi sekarang putri mereka sudah lahir dan mengisi rumah mereka dengan setiap tangisan Jena.

Skip pagi....

Samuel sudah siap dengan pakaian kampusnya, pagi ini dia ada kelas pagi. Dan saat ingin keluar dari kamar untuk sarapan, Samuel melihat buku diary milik istrinya yang ada diatas meja belajar mereka. Melihat itu membuat Samuel penasaran, terkadang dia suka lihat Navya menulis didalam buku itu.

Namun, Navya tidak pernah mengizinkan siapapun untuk membacanya. Termasuk, dia sendiri. Samuel mengambil buku yang bersampul hitam, dengan hiasan stiker kupu-kupu. "Ambil jangan? Gue penasaran sama apa yang dia tulis selama ini," gumam Samuel pada dirinya sendiri.

"Ambil aja deh." Dengan cepat Samuel memasuki buku tersebut ke dalam tasnya. "Aku pinjam buku kamu ya sayang," ucap Samuel yang seakan-akan berbicara kepada Navya.

Samuel pun keluar dari kamar. Navya yang sudah pergi duluan ke bawah karna menjemur putri mereka di pagi hari, dan dilanjut memandikan Agnes yang dibantu oleh mama kandung Navya yang hingga sekarang masih menginap. Samuel pun memasuki lift, dan didalam lift ia membalaskan pesan-pesan dari sahabatnya.

Pintu lift pun terbuka dan Samuel keluar dari lift, ia melangkah menuju ruang makan yang dimana Navya tengah menyiapkan sarapan dengan Agnes yang ada di gendongannya. Agnes yang baru selesai mandi, namun anak itu menangis tidak ingin tidur ketika Navya akan memberikan asi.

Melihat istrinya sedang menyiapkan sarapan Samuel pun tersenyum. Pria itu melangkah kearah Navya, dan langsung memeluk wanita itu dari belakang yang membuat Navya tersentak kaget.

"Good morning babe," bisik Samuel lembut.

"Morning, lepas dulu," ucap Navya yang kesusahan karna Samuel memeluknya dengan keadaan dia menggendong bayi.

Cup

Samuel mencium bibir Navya sekilas dan membuat wanita itu terkejut. Samuel duduk di salah satu kursi yang ada dihadapan istrinya.

NAVYA ||  TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang