BAB 52: NAVYA

70.2K 6.5K 380
                                    

Happy reading!
.
.
.

Pagi ini Samuel dan teman-temannya berada diruang band. Kelima pria itu tidak ada jam pelajaran, guru yang seharusnya mengajar tidak masuk karna ada urusan. Karna tidak ada kerjaan juga, akhirnya para remaja itu memilih untuk pergi ke ruang band.

Ketika mereka masuk tidak ada orang sama sekali didalam. Regal langsung pergi kearah drum, sedangkan Bastian dan Farhan pergi ke tempat gitar listrik yang berada disana.

Regal melirik kearah Samuel dan Sean. "Nyanyi yuk, udah lama kita gak nyanyi bareng kayak gini," ajak Regal.

"Ayo," kata Samuel.

Sean menghela napas panjang. Dia malas sebenarnya, namun jika dirinya menolak maka akan dipaksa oleh para sahabatnya. Sean menghampiri Samuel yang sudah berdiri didekat Farhan.

Samuel menatap teman-temannya, ditangan dia sudah ada mic yang akan dia gunakan. "Lagu apa?" tanya Samuel.

"Seberapa pantas?" jawab mereka serempak.

Kelima pria itu saling melemparkan tatapan karan menjawab bersama tanpa di duga. Tak lama terdengar gelak tawa bersama yang mengisi ruang band, memang Samuel dkk menyukai lagu 'Seberapa Pantas' lagu dari Sheila On 7.

Regal mulai memukul drum, Bastian dan Farhan memainkan gitar listrik mereka.

Samuel memejamkan matanya sebentar, lalu membuka mata perlahan. "Seberapa pantaskah kau untuk ku tunggu,
Cukup indahkah dirimu untuk selalu ku nantikan." Samuel menyanyikan lagu dengan merdu.

"Mampukan kau hadir dalam setiap mimpi burukku
Mampukah kita bertahan di saat kita jauh." Sean menyambung lirik lagu dengan suara merdu yang tak pernah dia tunjukkan kepada siapapun, terkecuali ke teman-temannya.

"Seberapa hebat kau untukku banggakan
Cukup tangguhkah dirimu untuk selalu ku andalkan, oh.
Mampukah kau bertahan dengan hidupku yang malang, woho
Sanggupkah kau menyakinkan di saat aku bimbang." Bastian menyanyikan lirik lagu setelah Sean.

"Celakanya
Hanya kaulah yang benar-benar aku tunggu
Hanya kaulah yang benar-benar memahamiku
Kau pergi dan hilang ke mana pun kau suka." -Regal

"Celakanya
Hanya kaulah yang pantas untuk kubanggakan
Hanya kaulah yang sanggup untuk aku andalkan
Di antara pedih aku slalu menantimu." -Regal

Samuel menatap teman-temannya. Pria itu memberikan sebuah kode yang dimana para teman-temannya mengerti.

"Seberapa hebat kau untuk kubanggakan
Cukup tangguhkah dirimu untuk selalu ku andalkan ohh
Mampukah kau bertahan dengan hidup ku yang malang oh
Sanggupkah kau menyakinkan di saat aku bimbang." Kelima pria itu bernyanyi bersama saat dibagian reff.

"Mungkin kini kau t'lah menghilang tanpa jejak
Mengubur semua indah kenangan
Tapi aku slalu menunggumu di sini
Bila saja kau berubah pikiran oh hey hey
Repeat chorus
Oh oh oh oh."

Saat lagu sudah selesai mereka nyanyikan, Samuel langsung meletakkan mic yang barusan dia gunakan. Pria itu duduk disofa yang kosong bersama dengan Farhan, sedangkan yang lain sibuk bermain alat musik.

Farhan menepuk pundak sahabatnya. "Sam, gue mau tanya dah," celetuk Farhan.

"Tanya apa?" ucap Samuel tanpa menatap kearah lawan bicaranya.

Sebelum bertanya, Farhan terdiam sejenak. Pria itu menghela napas panjang terlebih dahulu. "Hukuman yang pantas buat seorang suami kalau meninggalkan istrinya setelah melahirkan anak mereka itu apa?" tanya Farhan yang membuat Samuel melirik kearah sahabatnya.

NAVYA ||  TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang