BAB 37: NAVYA

83.2K 7.4K 1.1K
                                    

Happy reading!
.
.
.

Seorang gadis keluar dari dalam tenda dengan memakai jaket tebalnya, udara di pagi hari di hutan seperti ini sangat dingin. Gadis itu merenggangkan tubuhnya karna belum lama bangun, ia berniat untuk cuci muka dan gosok gigi terlebih dahulu. Karna masih setengah enam pagi sekarang, jadi masih gelap banget.

Gadis itu mengambil handuk kecil dan pouchnya lalu berjalan menuju toilet umum yang tidak jauh dari camp mereka.

Ketika sudah sampai di toilet umum dia bertemu dengan seorang pria yang baru saja selesai mandi sepertinya. "Mila?" kata Sean yang melihat kekasihnya.

Mila tersenyum tipis lalu masuk ke dalam toilet wanita tanpa menjawab sapaan Sean. Di depan toilet umum Sean masih terdiam, pria itu akan menunggui kekasihnya selesai. Di dalam kamar mandi Mila tersenyum, melihat Sean yang habis mandi dengan keadaan rambut yang basah membuat kegantengan pria itu bertambah.

Sekitar dua puluh menit di dalam kamar mandi akhirnya Mila keluar dengan keadaan yang sudah segar, tadinya dia tidak niat mandi, namun karna pasti nanti toilet ramai jadi dia memilih untuk mandi saja. Gadis itu di kejutkan dengan Sean yang bersandar ditembok.

"Lo ngapain di sini?" tanya Mila.

"Menurut lo?" jawab Sean.

Mila menatap datar pacarnya lalu pergi begitu saja, Sean mengikuti langkah Mila dari belakang hingga ke tenda. Sean pikir kalo Mila hanya akan kembali ke tenda, tapi dia salah. Gadis itu kembali pergi entah kemana setelah menaruh perlengkapan mandinya.

Keduanya hanya saling diam. Mila jalan di depan, sedangkan Sean berada dibelakang. Suasana yang sangat nyaman dan membuat tenang.

Sean memperhatikan punggung Mila. Sebenarnya apa yang membuat pacarnya berubah menjadi cuek? dia masih belum bisa memahami sifat Mila. Ada beberapa alasan yang Sean pikirkan, mungkin saja itu alasan kenapa pacarnya berubah menjadi cuek.

Langkah keduanya berhenti. Mila menatap sunrise yang sangat indah, bukan diatas bukit. Namun masih di daerah hutan, tapi mereka bisa melihat sunrise yang indah banget. Mila tersenyum, ini kedua kalinya dia melihat sunrise  seindah ini setelah di Bromo.

"Gue punya adik perempuan, dia sama kayak lo. Suka banget sama sunrise atau hal yang berbau dengan kehidupan palsu, contohnya fiksi. Namanya Malviana Serena, atau biasa gue panggil Serena. Dia cantik kayak lo. Dia juga baik banget. Suatu hari dia pernah bilang ke gue kalo katanya gue bakal punya pendamping hidup yang cerewet, galak. Dan gue berharap orang itu adalah orang sedang bersama gue sekarang, Camila Zeane anaknya tante Karina," celetuk Sean tanpa menatap kearah kekasihnya.

Mila terdiam, gadis itu posisinya membelakangi Sean.

"Pertama kali gue liat lo, gue seperti liat Serena. Gue jadi kangen sama dia, tapi gue cuman bisa pendam semua rasa kangen gue dan hanya bisa liat foto-foto kita. Andai aja orang itu nggak buat hancur keluarga gue, mungkin sekarang gue bisa kenalin lo ke nyokap dan Serena," sambung Sean dengan memejamkan matanya.

Untuk pertama kalinya lagi Sean cerita tentang hal ini, dia pernah cerita ke orang masalalu.

"Buat apa lo cerita tentang hal ini ke gue? Bukannya lo paling sensitf kalo udah bahas kayak gini? Lagian ini juga bukan pertama kalinya lo cerita tentang keluarga, lo pasti udah cerita ke perempuan yang masih ada dihati lo," kata Mila yang sebisa mungkin tidak menangis.

Setiap dia mengingat pacarnya masih menyimpan foto-foto dan kenangan dari masalalunya membuat Mila cemburu. Bukan hanya itu, tapi Sean juga masih mencintai mantan kekasih dia.

"Jadi, lo diemin gue karna cemburu sama Abel?" tanya Sean.

Mila membalikan tubuhnya dan menatap Sean, apa pria itu sama sekali tidak sadar?

NAVYA ||  TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang