BAB 44: NAVYA

81.4K 7.2K 584
                                    

Happy reading!
.
.
.

Author POV

Letta keluar dari ruangan guru dengan membawa buku paket dan buku tulis miliknya. Ketika dia keluar sudah ada Farhan yang berdiri dengan menyender ditembok. Farhan menghampir Letta dan mengambil barang bawaan wanita itu. "Udah urusannya? Tadi bahas apa aja sama Bu Sri?" tanya Farhan.

"Bahas materi yang belum pernah gue pelajari. Hitungan bulan lagi kita ujian nasional, kan?" Farhan mengangguk. Mengingat tentang kuliah, Farhan jadi bingung harus kuliah atau fokus dengan pekerjaannya nanti.

Letta merasa tidak ada respon dari suaminya pun melirik kearah Farhan. "Han, lo kenapa?" tanya wanita itu. Tersadar dari lamunannya Farhan langsung menggeleng cepat, dia tidak mau membuat Letta kepikiran dengan beban yang sedang dia simpan.

"Ke kantin yuk. Gue tau lo laper, kan?" Letta mengulumkan senyuman, ia mengangguk cepat. Jujur saja, sejak tadi dia sangat laper. Perutnya terus bunyi, dan anaknya yang ada di dalam perut sudah minta diberikan makan oleh Letta.

Keduanya pun berjalan menuju kantin bersama, seperti biasa. Tidak ada percakapan diantara -mereka berdua, Farhan dan Letta sama-sama saling diam. Sesekali Farhan melirik kearah Letta sekilas, kalo dari samping istrinya terlihat sangat cantik.

Letta yang merasa ada yang memperhatikan dirinya pun melirik kearah Farhan. Pria itu langsung mengalihkan pandangan. Ia tersenyum tipis.

Di kantin masih ada Mila, Sean, Regal, dan Bastian. Pasangan bucin? Samuel membawa pergi Navya ke ruangan pemilik sekolah untuk istirahata sebentar. Mila dan Sean sibuk bermain ponsel bersama, beda hal dengan dua pria lain. Bastian yang sibuk chatan dengan gebetannya, sedangkan Regal sibuk mendengarkan lagu dari earphone.

Sean menyenderkan kepalanya dipundak Mila. "Sayang, suapin itu dong," celetuk Sean dengan menunjuk sebuah puding yang belum dimakan daritadi.

"Mau puding? Tapi udah agak cair loh," kata Mila.

"Gapapa. Mulut gue agak gimana gitu." Mila mengangguk paham, lalu memotongkan puding dan menyuapi Sean. Pria itu membuka mulut dan menerima suapan dari kekasihnya.

Sean tersenyum tipis. "Makasih," ujar Sean. Mila mengangguk pelan, gadis itu juga menyendokkan sebuah puding ke dalam mulutnya.

"Eh, gue kan lagi deket sama cewe nih. Menurut kalian pdkt dulu, atau langsung tembak? Kali ini gue mau fokus sama satu cewe aja dah," ucap Bastian serius.

Ketiganya menatap kearah Bastian. Regal melepaskan earphonenya. "Lo beneran? Nggak akan mainin perasaan cewe lagi? Kasian Bas. Cewe-cewe diluar sana pengen dapet cowo yang serius, bukan yang tukang ghosting," sahut Regal seraya fokus kepada ponselnya.

Mila dan Sean saling melemparkan tatapan. Mereka tidak salah mendengar? Regal yang hobby ghosting anak orang menasehati Bastian? Aneh sekali.

"Gue tau lo semua mau bilang kalo gue mirip Babas, kan? Iya, tapi itu dulu sebelum gue ketemu dan kenal Navya. Lo tanya Babas aja, kapan terakhir gue nge-date sama cewe," sambung Regal.

Bastian berpikir sejenak, dia mencoba mengingat sesuatu. "Terakhir lo nge-date sama cewe pas akhir kelas 11 bukan sih? Terus lo cerita ke gue tentang Navya yang lo tolongin waktu hampir ke tabrak, iya, kan?" tungkas Bastian.

"Lah, kalo emang dia terakhir nge-date akhir kelas 11. Terus yang waktu itu lo bilang Regal habis jalan sama cewe, lo berdua yang sering godain adek kelas gimana?" timpal Sean.

Kedua pria itu tertawa pelan. "Sebenarnya, itu gue yang habis date sama cewe. Soal Regal yang godain adek kelas? Itu dare dari gue doang sih hahaha," tawa Bastian.

NAVYA ||  TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang