BAB 25: NAVYA

88.1K 8.8K 1.5K
                                    

Happy reading!
.
.
.

06.00 AM

Drettt drettt drettt

Navya meraba-raba kasurnya dan mencari ponselnya yang terus bergetar. Navya mengangkat telpon tanpa melihat nama kontak yang menelpon dirinya. "Apa sih? Ganggu orang tidur aja," kesal Navya tanpa sadar.

"Wake up sayang."

Bola mata Navya melotot mendengar suara Samuel. Gadis itu langsung merubah posisinya menjadi duduk. "Kak Samuel."

"Bangun, jam 08 aku jemput"

Navya menguap. "Lima menit lagi, please," rengek Navya karna masih mengantuk.

"No! Ayo lah sayang, kita harus liat gaun bukan?"

Navya mengacak-acak rambutnya. "Ok, aku tutup, ya? Mau mandi dulu," ucap Navya.

"Iya, jangan tidur lagi."

"Engga, ok bye." Navya langsung memutuskan sambungan telponnya.
Gadis itu beranjak dari kasurnya dengan sangat malas. Navya meminum air putih dIatas nakas nya, setelah minum Navya membereskan kasurnya yang dia tempat in semalam.

Di tempat lain Samuel yang sudah siap akan menjemput Navya. Pria itu mengambil kunci mobil serta dompetnya, sebelum dia mengecek penampilannya yang sudah rapih apa belum. "Perfect." Ia pun keluar dari dalam kamar.

Mansionnya terlihat sangat ramai dengan sanak keluarga besar Narendra. Kabar putra tunggal dari Vano dan Chika yang akan menikah sudah tersebar luas ke semua orang bahkan ke publik. Bahkan sempat menjadi pembicangan publik. Samuel Narendra akan menikah dengan putri bungsu dari Nevan Beatarisa. Pembisnis hebat setelah Vano.

Samuel turun ke bawah menggunakan lift. Dia sudah tidak sabar menunggu hari pernikahannya, di mana dia akan langsung menjadi suami Navya. 

Ketika pintu lift terbuka, semua orang yang ada dibawah menatap kearah Samuel.

Samuel menghampiri keluarganya. "Bun, aku pamit, ya? Mau check gaun. Atau Bunda mau bareng?" ujar Samuel.

Bunda menggeleng. "Nggak sayang, kamu duluan aja." Samuel mengangguk pelan.

"Samuel." Pria itu melirik kearah Omanya yang duduk di single sofa.

"Oma kapan sampenya?" tanya Samuel yang menghampiri Omanya. Sudah lumayan lama tidak bertemu dengan Omanya yang dari Bunda.

Wanita paruh baya itu tersenyum. "Pagi tadi. Cucu Oma udah besar, ya? Udah mau nikah." Oma mengelus rambut Samuel.

"Udah gitu nikahnya sama anak keluarga Beatarisa, keren kamu. Nggak salah pilih," celetuk Tantenya.

Samuel hanya tersenyum tipis. "Do'a in aja, semoga semuanya lancara, ya?" Mereka mengangguk pelan, sudah pasti mereka akan mendo'akan acara Samuel dan Navya.

Samuel melirik kearah banyak kotak yang sudah tersusun rapih. "Mahar buat, Navya?" tebaknya. Bunda dan yang lain mengangguk. Jangan ditanya lagi seberapa banyak mahar untuk gadis yang akan menjadi menantu keluarga Narendra.

Karna ini pernikahan putra tunggal dari Vano. Maka, mahar dan juga pernikahannya akan sangat mewah dan luar biasa. Apalagi untuk acara sakral seperti ini.

Tidak mau membuat Navya menunggu, Samuel berpamitan kepada semua keluarganya untuk menjemput calon istrinya.

Skip

Setelah mandi dan siap semua Navya mengambil tasnya. Gadis itu memakai lipbam agar bibir nya tidak kering. Navya hanya menggunakan make up simpel saja karna mereka hanya akan pergi cek gaun dan juga hotel untuk acara besok.

NAVYA ||  TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang