BAB 59: NAVYA

68.8K 6.7K 890
                                    

Happy reading!
.
.
.

07.30 AM

Pagi ini Samuel sibuk menemani istrinya yang sudah sadar sejak pukul enam pagi tadi. Pria itu langsung menyuapi Navya makan, memberikan vitamin dan buah untuk Navya. Terakhir Samuel membersihkan tubuh Navya dengan cara mengelapnya menggunakan handuk basah.

Samuel mengambil sisir di dalam tas yang berisikan barang-barang Navya dan calon anak mereka. Samuel mendekati Navya. "Aku sisirin sini rambut kamu," ucap Samuel lembut.

Navya mengangguk pelan dan melepaskan iketan rambutnya. "Kamu kapan pulang? Bukannya kemarin bilang baru hari ini ya pulang?" tanya Navya.

"Aku percepat sayang, dari sana aku udah feeling nggak enak tentang kamu, makanya aku suruh yang lain ambil alih tugas kantor," sahut Samuel dengan menyisirkan rambut istrinya yang panjang.

Navya mengangguk paham, ia mendongakkan kepalanya ke atas. "Kamu tau pelakunya yang buat aku kecebur kolam?" ujar Navya. Dia takut kalau nanti suaminya akan marah ketika tau pelaku yang membuat dirinya celaka.

Samuel menggelengkan kepalanya, pria itu memang belum mengetahui siapa pelakunya. Ponselnya mati dan mungkin sekarang sudah ada kabar tentang pelaku dari abang iparnya. "Emang siapa?" tanya Samuel.

"Kak Silla," jawab Navya.

Samuel terdiam sejenak, dia tersenyum tipis. "Udah aku duga, dari awal aku yakin kalo Silla ada bikin rencana jahat buat kamu," kata Samuel yang tengah menahan amarah kepada kakak iparnya.

Navya mengangguk pelan. "Aku nggak habis pikir aja sama dia, tega banget ngelakuin itu ke aku. Dua kali Sam dia hampir buat kita kehilangan baby," kecewa Navya kepada sikap sang kakak kepada dirinya.

Samuel berdeham pelan. "Dia nggak akan pernah kapok kalo belum dapet pelajaran sayang," ucap Samuel dengan mengikat rambut Navya.

"Kamu benar, tapi ya kamu tau sendiri kak Silla gimana," seru Navya.

Pria itu tersenyum tipis. "Tenang aja, aku udah ada rencana buat bikin dia kapok, dan mungkin setelah itu dia nggak akan ganggu kita lagi," kata Samuel.

Navya menatap Samuel. "kamu mau bunuh dia?" tebak Navta yang seakan-akan tau isi pikiran Samuel.

Samuel mengangguk pelan. "Tapi sebelum dia menyusul geng lontenya, aku akan buat dia nyesel dan bertekuk lutut sama kamu," kata Samuel.

"Kalo menurut aku jangan. Kamu penjarain dia aja, bagaimana pun dia tetap kakak aku dan dia juga berhak punya kesempatan untuk berubah," ucap Navya yang tak mungkin membiarkan sang kakak dibunuh oleh suaminya.

Walaupun dalam lubuk Navya sangat kecewa kepada kakaknya, tapi dia juga masih menyayangi Silla sebagai kakaknya.

Samuel membuang nafasnya dengan kasar melihat tingkah istrinya. "Aku ikut apa kata kamu aja, kalo emang dia mau di penjara, yaudah." Navya tersenyum.

"Makasih."

Samuel tersenyum simpul. "Nanti Mila sama yang lain kesini, nanti aku mau keluar, gapapa kamu sama mereka sebentar?" ucap Samuel dengan mengelus pipi Navya.

"Jangan lama-lama ya," ujar Navya dengan mengeluarkan puppy eyes.

Pria itu mengangguk dan mengecup singkat bibir istrinya. "Of course."

NAVYA ||  TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang