BAB 46: NAVYA

76.3K 7.4K 2K
                                    

Happy reading!
.
.
.

Farhan turun dari motornya di depan markas dia bersama dengan anak-anak. Setelah perdebatan pria itu dengan Letta tadi, Farhan memutuskan untuk keluar dan mencari ketenangan. Pikiran Farhan sedang tidak bisa diajak kerja sama, ditambah kurang tidur, dan apalagi emosi dia sedang tidak stabil.

Pria masuk ke dalam markas yang dimana ada Regal, Bastian, dan Samuel. Pandangan teman-temannya mengarah kepada Farhan yang terlihat sangat bete banget. "Gue kira Sean yang datang," celetuk Bastian ketika sahabatnya sudah duduk disofa yang kosong.

"Tadi bukannya lo bilang nggak mau ke markas ya?" kata Regal.

"Letta mancing-mancing keributan, dan tadi gue nggak sengaja bentak dia," ujar Farhan.

Ketiga temannya saling melemparkan tatapan. Kalo dilihat dari tatapan pria itu sangat terlihat lelah dan capek banget, "Apapun itu lo nggak boleh bentak Letta. Dia lagi hamil anak lo, ada masalah? Lo selesaikan baik-baik, paham lo?" tegur Regal.

Farhan hanya berdeham pelan, dia juga sadar kalo tadi dia salah. Karna emosinya saja yang sedang tidak stabil, nanti juga dia akan minta maaf ke istrinya.

"Lo tadi kenapa nggak masuk, Sam?" tanya Bastian kepada Samuel.

Samuel mengalihkan pandangannya kepada Bastian. "Biasa, Navya mual-mual terus. Ya, mungkin faktor kehamilannya," jawab Samuel datar.

"Bukannya lo ada acara keluarga? Kenapa ada disini," ujar Regal heran. Pasalnya tadi dia sempat chatan juga dengan Navya yang dimana wanita itu mengatakan sedang ada acara keluarga.

Samuel menaikkan sebelah alisnya. "Gue ada urusan." Samuel bangkit dari duduknya, dia mengambil jaket miliknya lalu pergi begitu saja dari hadapan teman-temannya.

Setelah pria itu pergi Regal menatap gerak-gerik Samuel yang sangat aneh belakangan ini. "Samuel kok aneh ya? Kenapa kalo diluar kita bahas Navya seakan-akan dia kayak acuh dan nggak peduli," ucap Regal.

"Gue pikir gue doang yang berpikir kayak gitu," timpal Farhan.

"Ada yang Samuel sembunyiin dari kita. Entahlah, tapi gue rasa dia beda banget kalo lagi nggak sama Navya," ujar Bastian yang disetujui oleh teman-temannya yang lain.

Sedangkan ditempat lain Samuel baru saja tiba disebuah cafe yang lumayan rame, pria itu masuk ke dalam cafe dan berniat mencari seseorang yang mengundangnya untuk bertemu. Dari meja yang jauh dari keramaian seorang gadis melabaikan tangan, Samuel melihatnya pun pergi menuju meja gadis itu.

Ketika ingin duduk dengan tiba-tiba gadis itu memeluk tubuh Samuel dengan erat, sangat erat. Samuel terdiam dan tidak bisa berkutik. 

"Kamu jahat, kamu pulang dari Amerika tanpa bilang ke aku. Dan kamu malah menikah sama gadis kampungan tanpa sepengetahuan dari aku, kamu jahat sama aku hikss..." isak gadis itu.

Samuel melepaskan pelukan gadis itu dan menatap lawan bicaranya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Aku jahat? Kamu yang jahat. Kamu duluan yang pergi tanpa ada pamit! Terus kamu pergi berdua sama cowo tanpa sepengetahuan dari aku, jadi siapa disini yang jahat?" kata Samuel datar.

Gadis itu mengusap airmatanya, lalu memegang telapak tangan Samuel. "Maksud kamu Josh? Ayolah, dia itu sepupu aku. Kamu nggak lupa kan kalo aku punya sepupu laki-laki? Dan yang kamu liat itu Josh," ucapnya lembut.

"Aku nggak bodoh, Tarisa. Kalo emang kamu udah bosen sama aku itu ngomong, jangan malah nusuk aku dari belakang! Aku paling nggak suka dikecewakan, kamu tau karakter aku kayak gimana, kan?" Tarisa mengangguk paham.

"I know sayang. Oke, aku jujur. Itu bukan Josh, tapi laki-laki yang dijodohkan sama aku. Tapi, aku dan dia udah sepakat buat menolak perjodohan itu. Niat aku mau kasih tau kamu, eh kamu udah pulang duluan ke Indonesia. Dan nggak lama dari itu aku denger kamu menikah sama perempuan kampungan," jelas Tarisa.

NAVYA ||  TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang