BAB 13: NAVYA

82.4K 9K 1.5K
                                    

Happy Reading!📖
.
.
.


•••••••••••••••••••

21.00 PM

Sebuah mobil sport hitam memasuki kawasan mansion besar, seorang penjaga membukakan gerbang utama ketika mengetahui tuan muda sudah pulang ke rumah. Samuel membuka kaca mobilnya dan menyapa para penjaga yang memberikan hormat kepada dirinya, pria itu memasuki garasi mobil. Samuel mematikan mesin mobilnya lalu turun dari dalam mobil.

Samuel melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumahnya yang besar dan sudah sangat gelap banget. Pria itu merenggangkan tubuhnya karna terasa sangat pegal semua karna seharian bermain dengan teman-temannya.

Di ruang tamu Ayah Samuel menunggu kedatangan putranya. "Samuel," panggil Jendral.

Samuel mendengar namanya di panggil pun melirik kearah ruang keluarga di mana ada Ayahnya yang sedang duduk di sofa. "Loh, ayah belum tidur?" tanya Samuel menghampiri sang Ayah.

"Belum, Ayah sengaja menunggumu pulang," sahutnya.

Samuel menatap Ayahnya bingung. "Kenapa? Apa ada yang ingin Ayah bicarakan?" tanya Samuel yang kini duduk di hadapan Ayahnya.

"Misimu Ayah yang ambil alih sekarang, tugasmu sekarang menjaga Navya dan Mila saja, jangan sampe lengah!" tegas Jendral

Bola mata Samuel terbelalak ketika mendengar pernyataan dari sang Ayah. "kok gitu, yah?" 

Jendral menatap datar Samuel. "Mengharapkan kamu dan yang lain mendapatkan petunjuk? Tidak akan selesai. Sampai semua gadis hilang pun tidak akan selesai. Bahkan kamu saja tidak merasa jika salah satu dari kalian lah yang menghambat misi ini!" Samuel terdiam mendengar jawaban Ayahnya.

"Pengkhianat? Ayah, Samuel udah coba cari dan rasakan pelakunya, tapi aku masih ragu dengan feeling ku" Kata Samuel.

"Siapa yang kau rasakan?"

"Farhan, apa dia pengkhianatnya?" tanya Samuel.

Jendral terkekeh pelan "Samuel, Samuel kamu ini percuma mempunyai IQ yang tinggi tapi tetap saja kamu di bodohi orang lain" kekeh jendral.

"Ayah tau kamu berpikir jika Farhan pengkhianatnya karna dia mempunyai perubahan yang aneh, bukan begitu, Tuan Muda?" Sambung jendral.

Samuel terdiam dan mencerna ucapan ayahnya. Pria itu mengangguk pelan karna memang apa yang di ucapkan ayahnya benar. "Jadi bukan, Farhan?"

"Seperti yang Ayah bilang, cari dan rasakan sendiri, padahal orang itu dekat sekali dengan kamu," ujar jendral.

"Kenapa Ayah tidak bongkar saja? Kenapa harus Samuel cari dan rasakan sendiri jika Ayah tau orangnya," celetuk samuel.

"Apa kau yakin ingin ayah membongkarnya, hm?" tanya Jendral menaikan sebelah alisnya.

Samuel mengangguk pelan sebagai jawabannya.

Jendral melipat kedua tangan. "Baiklah, tapi jangan salahkan Ayah jika terjadi sesuatu kepada Navya!" tungkas pria paruh baya itu.

"Kenapa jadi bawa-bawa Navya? Apa hubungannya sama dia?" ucap Samuel bingung.

"Navya adalah target dia selanjutnya, dia lebih memilih Navya daripada Mila karna dia tau jika keluarga Navya sangat lengah menjaga dia, dan kamu tau jika Navya sudah mendapatkan dua kali teror, cepat atau lambat Navya akan di culik tanpa pengawasan dari kamu," jelas Jendral.

Samuel sudah tidak kaget jika Ayahnya mengetahui semua asal-usul orang terdekatnya. "Itu artinya sekarang Navya dalam bahaya?" Jendral mengangguk pelan.

NAVYA ||  TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang