BAB 20: NAVYA

85.2K 9K 555
                                    

Happy Reading!
.
.
.

Sam POV

Setelah nemenin Navya belanja di supermarket gue langsung bawa dia pulang ke rumahnya, sepanjang jalan Navya terus mencibirkan gue karna gue beneran beli gue susu ibu hamil, yang padahal sih Navya kagak hamil juga.

Gue cuman diem dan dengerin dia ngoceh terus, bahkan sampe rumah pun tuh anak terus aja ngoceh. Nggak ada capek-capeknya dia, gue yang denger aja udah capek banget dengerin dia ngomel mulu dari supermarket dan juga rumah.

Sekarang gue duduk di pantry dan memperhatikan seorang gadis yang sibuk pada sayuran dan alat masak.

Navya tampak sangat cantik walaupun masih pake seragam, aura kecantikan nya keluar banget pas dia di kepang gitu. Entah lah gue suka banget kalo rambut Navya di kepang gitu.

Rasa ingin memiliki Navya seutuhnya, tapi gue takut dia nolak gue.

"Lo cantik banget," puji gue terus menerus.

Navya menatap gue terus menggelengkan kepalanya. "Udah 10 kali kamu bilang gitu sam, bosen aku dengernya," kata Navya.

"Terus gue harus puji lo apa? Sexy? Ehm emang sexy sih," jujur Samuel dengan menaik turunkan alisnya.

Navya menatap tajam gue. "Sialan."

Gue terkekeh pelan, membuat Navya kesal adalah hobby gue sekarang. Lucu aja gitu kalo liat dia marah-marah nggak jelas karna gue doang.

"Kalo gue tembak lo mau gak?" tanya gue kepada Navya.

"Nggak."

Kening gue mengerut. "Lo nolak gue?"

"Iya lah, kalo kamu tembak aku yang ada aku mati dong. Gimana sih kamu," ketus Navya.

Gue menggelengkan kepalanya, bisa-bisanya nih anak berpikir kalo gue bakal tembak dia pake pistol.

Terjadi keheningan, gue yang terus merhatiin Navya yang sangat lincah dalam masalah dapur. Gadis itu juga sangat jago dalam memotong, gue jadi penasaran dengan masakan sih Navya. Apa se'enak yang gue bayangkan? Atau malah sebaliknya?

"Nay, lo ada kaos?" tanya gue yang merasa gerah sekarang karna belum ganti baju.

"Ada, mau pinjam?" jawab Navya dengan menawarkan kaos kepada Samuel.

Samuel mengangguk. "Boleh dah, gerah banget pake seragam sekolah," ucap gue.

Navya mengecilkan api kompor miliknya agar tidak terjadi kebakaran ataupun masakan yang dia buat gosong. Navya melirik kearah Samuel. "Ayo, ikut aku."

Gue pun mengikuti langkah Navya yang memasuki salah satu kamar yang ada di salah satu rumah minimalis milik Navya. Gue tebak sih ini kamarnya Navya. Karna disana semua nya tertata sangat rapih semua tanpa ada yang berantakan.

"Kamar lo rapih juga," ucap gue dan duduk di pinggir ranjang milik Navya.

Navya tersenyum tipis lalu membuka lemarinya, ia mencari kaos yang cocok untuk di pake oleh Samuel. "Iya lah, emang kek kamar kamu. Pasti berantakan kan," ejek Navya.

Gue tidak menjawab dan memilih untuk tiduran di kasur Navya. Nyaman, satu kata untuk kamar gadis itu yang kini gue tempatin. Bahkan aroma nya aja vanila, siapapun yang dateng pasti sangat betah dengan kamar yang seperti ini.

Navya menghampiri gue lalu memberikan sebuah kaos hitam polos. "Nih, ganti sana kak," ucap Navya.

"Kak bangun ih, ganti baju dulu sana baru tidur," sambung Navya mengetahui jika Samuel mengantuk sekarang.

NAVYA ||  TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang