BAB 45: NAVYA

79.7K 7K 281
                                    

Happy reading!
.
.
.

Malam ini adalah malam yang ditunggu oleh Samuel. Karna malam ini pria itu akan balapan dengan Gavin a.k.a musuh Samuel. Kini Samuel tengah bersiap-siap setelah makan malam bersama Navya.

Navya keluar dari dalam kamar mandi. Wanita itu melihat suaminya yang tengah memakai jaket. "Jadi balapan?" celetuk Navya yang membuat Samuel mengalihkan pandangannya.

"Iya sayang. Kenapa hm?" tanya Samuel.

Wanita itu hanya menggeleng. Entah kenapa firasat Navya tidak enak sekarang, sejak tadi dia selalu menatap Samuel yang mengingat malam ini pria itu akan balapan.

Navya memeluk tubuh Samuel. Samuel mengerutkan keningnya, tidak biasanya Navya seperti ini. "Kamu kenapa? Perut kamu sakit?" Navya nenggeleng.

"Kamu lama balapannya?" tanya Navya.

"Nggak kok. Selesai balapan aku langsung pulang, janji." Navya mendongakkan kepalanya dan menatap manik mata Samuel.

Ia melepaskan pelukannya. "Jujur ya, firasat aku nggak enak. Entah ada apa, tapi daritadi aku nggak tenang banget," kata Navya pelan, namun dapat di dengar oleh Samuel.

Samuel mengulumkan senyuman. Tangan pria itu berada diatas kepala Navya, rambut halus Navya tersentuh oleh tangan kekar suaminya.

"Don't worry, oke? Itu hanya perasaan kamu. Jangan terlalu di pikirkan, ya? Pokoknya kamu dan baby nggak boleh berpikir yang aneh-aneh. Oke sayang?" tutur Samuel lembut. Navya mengangguk pelan dan kembali memeluk suaminya.

Cup

Satu kecupan mendarat dikening Navya. "Aku jalan, ya. Kamu hati-hati dirumah, kunci aja kamar dari dalam, aku bawa kunci cadangan. Kalo ada apa-apa langsung kabarin aku," bisik Samuel.

Navya melepaskan pelukannya. Ia mencium punggung tangan Samuel yang membuat pria itu terdiam. Tidak pernah Navya seperti ini, sampe mecium punggung telapak tangannya.

"Berangkat dengan keadaan baik-baik aja, dan pulang harus baik juga." Navya tersenyum lembut.

Samuel mengangguk. Mata Samuel teralih ke perut istrinya, tangannya memegang perut Navya. "Jagain Mama, ya? Kamu jangan rewel pokoknya! Bilang ke Mama, kalo Papa sayang banget sama dia," ujar Samuel. Navya terkekeh pelan mendengar omongan suaminya.

Sebelum berangkat Samuel mencium pipi Navya. "Jangan tidur kemalaman. Pas udah selesai aku langsung pulang." Tanpa menunggu jawaban dari istrinya, Samuel langsung pergi karna udah ditelpon oleh para sahabatnya.

Navya hanya diam, langkah Navya menuju balkon. Dari atas ia melihat Samuel yang sedang mengeluarkan motor kesayangan pria itu, Navya menatap motor Samuel yang keluar dari perkarangan rumah mereka.

"Tuhan, jaga dan lindungin Samuel selalu. Perasaan Nay nggak enak, mau larang Samuel buat nggak jadi pergi juga nggak tega. Semoga kamu selalu dalam lindungan Tuhan, Sam." Navya tidak mau terlalu berpikir negatif, karna itu juga tidak akan baik dengan kondisi kandungannya.

Navya kembali masuk ke dalam kamar. Ia memilih untuk tidur saja. Rasa ngantuk sudah mulai datang, mau menunggu Samuel pulang juga tidak akan mungkin. Pria itu pasti pulang malam.

Sedangkan ditempat lain Regal dan teman-temannya yang sudah pada datang di area balapan. Disana sudah ramai, banyak penoton yang menunggu Samuel kembali turun ke jalan. Sekian lama pria itu tidak mengikuti balapan, akhirnya mau kembali.

Dan sejak tadi juga Regal dan Bastian memilih untuk agak menjauh dari kedua temannya yang lain. Mereka harus menjalankan misi juga, yaitu memastikan keadaan Samuel agar tetap aman.

NAVYA ||  TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang