BAB 24: NAVYA

82.9K 8.4K 660
                                    

HAPPY READING!
.
.
.

Usahakan komen di setiap dialog, ya. Agak maksa saya😡

>>>>>>>>>>>>

Samuel POV

Setelah mengurus semua berkas tadi siang, malam ini gue benar-benar di bikin nervous banget. Menghadap orang tua, Navya? Itu adalah hal yang benar-benar bikin gue nervous sekarang.

Tiba-tiba gue salah ngomong batal nikah dah sama Navya. By the way, gue masih nggak percaya aja sih kalo gue beneran nikahin Navya.

Awalnya hanya ingin pacaran, tapi pas mendengar perjuangan bokap gue yang cerita tentang masa remaja Ayah sama Bunda. Dimana Ayah gue langsung mengajak Bundamenikah tanpa harus mengajaknya pacaran.

Ayah pernah bilang ke gue. "kamu sudah mapan Sam. Ayah rasa kamu sudah bisa mengambil keputusan sendiri, apapun yang terbaik menurutmu kami pernah akan mendukung." kira-kira seperti itu lah.

Pertemuan sekitar jam 7 malam, masih ada waktu 30 menit untuk pertemuan. Gue melangkahkan kaki menuju kamar Navya. Dia masih make up kayaknya, dari sore sampe sekarang belum selesai juga siap-siapnya. Selama apa make up? Padahal tinggal pake bedak sama lipstik aja Navya udah cantik banget.

Seharusnya dia udah selesai make up sih. Saat di depan kamarnya baru gue mau ketuk pintu tapi udah duluan kebuka.

Cantik , satu kata untuk Navya. Heran gue sama dia, setiap hari makin cantik aja.

"Hai," sapa Navya.

Gue menatap penampilan Navya dari bawah sampe atas. Dia benar-benar cantik banget, walaupun make up tipis dan terlihat natural, Navya tetap terlihat cantik. Apalagi dia pake dress merah tanpa lengan dengan rambut yang di biarin terurai gitu.

Samuel menatap Navya yang sepertinya dia gugup. "Lo gugup?"

Gadis itu mengangguk dan tiba-tiba memeluk tubuh gue. "Aku takut papa nggak akan setuju sama keputusan kita, kak. Apalagi ini juga mendadak banget," bisik Navya.

Gue yang mendengar bisikan Navya pun menangkup pipi dia. "Jangan nethink sayang."

"Gue akan yakinin Papa dan Mama lo kalo gue benar-benar serius buat nikahin lo. Walaupun gue harus di intro grasi dulu. But, its okay. berdoa semoga semuanya lancar aja ya?" kata gue lembut.

Navya menatap gue. "Bagaimana dengan kak Silla? I mean, Silla selalu berpikir negatif tentang aku. Pasti dia akan mengira hal negatif juga," ucap Navya yang takut kakaknya akan berpikir negatif tentang dirinya.

Apalagi dia sampe sekarang belum baikan dengan sang kakak. Navya sudah benar-benar kecewa aja sama kakaknya, entah lah, rasanya sangat sulit untuk memaafkan kakaknya karna perkataan yang sangat pedas waktu itu.

"Nay denger, kita butuhnya restu orang tua, ok? Silla hanya sebagai kakak, dia tidak bisa bertindak jika orang tua lo setuju, pahamkan?" Navya mengangguk paham dan tersenyum.

"Yaudah, yuk."

Gue pun menggandeng tangan Navya untuk keluar dari rumah. Navya mengunci pintu dan memeluk lengan gue.

Samuel POV berakhir

Di perjalanan menuju restoran Navya hanya diam saja, jujur ​​dia benar-benar dibuat gugup oleh ini, bahkan di saat dia ikut olimpiade tidak pernah segugup ini sama sekali.

Samuel melirik ke samping, membiarkan Navya membuang rasa gugupnya itu. Meski dirinya juga sama, sama-sama gugup.

Siapa yang tidak gugup jika akan bertemu dua keluarga sekaligus. Apalagi mereka bertemu untuk meminta restu dan izin untuk menikah, mana kedua remaja itu bilangnya sangat dadakan.

NAVYA ||  TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang