BAB 48: NAVYA

75.7K 6.7K 1.4K
                                    

Happy reading!
.
.


Kini disebuah bangunan tinggi seorang pria tengah di sibukkan dengan banyak berkas yang berada diatas meja. Pria itu adalah Samuel Narendra yang berada di perusahaan milik Ayahnya. Samuel sengaja tidak masuk sekolah hari ini karna harus mengerjakkan banyak berkas di kantor yang sudah numpuk.

Hampir 3 jam Samuel tidak beranjak dari tempat duduknya. Pria itu masih sibuk dengan berkas dan rapat yang akan dimulai nanti. Samuel memijat pangkal hidungnya karna sudah mulai merasa lelah.

"Perasaan daritadi gak kelar-kelar dah, gue cuman libur sehari kemarin udah langsung banyak aja," gumam Samuel.

Samuel melirik kearah ponselnya, sepertinya tadi ada notif pesan masuk berapa kali. Samuel terbelalak melihat pesan masuk dari istrinya.

My Queen❤
Sam
Samuellll
Kamu masih lama?
Aku mau ke cafe, tiba-tiba aku mau ke cate deh😣
Baby kita kayaknya mau jalan-jalan, ayo temenin aku

Samuel tersenyum tipis. Sulit untuk dia menolak permintaan istrinya, Samuel tak membalas chat dari Navya. Tapi dia langsung menelpon wanita itu yang mengajaknya ke cafe.

Tak lama diangkat oleh Navya.

"Hai sayang, jadi ke cafe?" tanya Samuel.

"Jadi, aku siap-siap ya. Kamu jangan lama-lama, oke?"

"Iya, aku langsung pulang sekarang," kata Samuel yang langsung memutuskan sambungan telpon.

Samuel tidak peduli dengan pekerjaannya dan rapat. Pria itu mengambil kunci mobil dan keluar dari ruangan pribadinya. Sebelum pergi, Samuel akan ke ruangan Ayahnya dan meminta izin untuk pulang duluan.

Ketika ingin ke ruangan sang Ayah, pria itu bertemu dengan Vano yang baru saja selesai meeting.

"Ayah, aku izin pulang duluan ya. Navya ngidam, dan Ayah nggak mau kalo cucu Ayah nanti ileran, kan?" celetuk Samuel.

Vano mengangguk pelan. "Sana, biar Rico yang ambil alih tugasmu." Samuel tersenyum tipis, pria itu pun pergi dari hadapan sang Ayah.

Pandangan Vano menatap punggung anaknya yang semakin menjauh. Ada rasa kecewa dalam benak Vano kepada Samuel karna masih berhubungan dengan masalalu. Yeah, Vano sudah mengetahui semuanya dari salah satu intel dia.

Vano melirik kearah Rico. "Awasi terus putra saya, jika dia masih berhubungan dengan gadis kemarin kabarin saya, Rico," kata Vano datar.

"Baik, Tuan."

Author POV

Di dalam kamar Samuel tidak berhenti menatap Navya yang masih duduk di depan kaca meja rias. Wanita itu daritadi belum selesai menyatok rambutnya, bahkan udah hampir satu jam Samuel menunggu.

Navya yang merasa di perhatikan menatap Samuel dari kaca. "Kenapa kamu liatin aku kayak gitu?" tanya Navya bingung.

"Kamu lama sayang," rengek Samuel yang guling-guling dikasur.

"Bentar lagi," kata Navya.

"Daritadi bilang gitu mulu, kita cuman mau ke cafe sayang," ucap Samuel dengan lembut.

Navya menatap datar Samuel dari kaca. "Mau punya istri cantikkan?" Samuel menganggukkan kepalanya pelan.

"Yaudah sabar, jadi suami kok nggak ada sabarnya," ketus Navya.

Samuel mengelus dadanya. "Sabar Sam, bini lo lagi sensitif," gumam Samuel.

Dan tidak lama Navya pun selesai dengan acara menyatok rambutnya, wanita itu memakai lipbam agar bibirnya tidak pucat seperti mayat. Navya menatap Samuel yang sibuk dengan ponselnya itu. "Jadi jalan nggak?" ketus Navya.

NAVYA ||  TERBITNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ