BAB 10: NAVYA

94.1K 9.3K 2.1K
                                    

Happy Reading! 📖
.
.
.

•••••••••••••••••••••••••

Samuel dkk berada di rooftop sekolah, seperti biasa mereka selalu bolos. Jika biasanya di taman belakang maka sekarang mereka di rooftop. Mereka bergelut dengan pikiran masing-masing. Samuel yang memikirkan cara agar cepat bisa menyelesaikan misi ini.

Bukan hanya itu, dia juga memikirkan siapa pengkhianat yang ada di dalam gangnya. Samuel menatap teman-temannya yang sedang bermain ponsel, Samuel sangat tidak yakin jika para sahabatnya menusuk dia dari belakang dengan menjadi seorang pengkhianat.

Samuel menghela napas kasar, dia takut jika misi ini gagal dan Navya ataupun Mila akan menjadi target selanjutnya. Samuel sangat tidak mau hal itu terjadi kepada dua gadis itu, apalagi Navya. Dia tidak akan segan-segan membunuh orang yang berani menyentuh gadisnya.

Farhan menepuk pundak Samuel pelan. "Gue lupa kasih tau lo, kalo kemarin anak skala ganggu Navya dan dia hampir mau di bawa ke markas anak skala," ucap Farhan dengan mengasih tau tentang kejadian kemarin.

Samuel mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. "Bajingan, liat aja pembalasan gue."

"Lo jangan berulah dulu, kita fokus ke misi dulu," celetuk Sean.

"Bener, misi kita jauh lebih penting," timpal Regal.

Samuel menatap teman-temannya dengan tajam. "Penting? SAMPE SEKARANG AJA KITA BELUM DAPET PETUNJUK! SETIAP KITA NEMU TITIK TUH ORANG PASTI SELALU HILANG, DAN GUE YAKIN KALO INI ULAH PENGKHIANAT YANG ADA DI ANTARA KITA!" ucap Samuel menggunakan nada tinggi.

Mereka semua terdiam, ucapan Samuel memang benar. Petunjuk mereka selalu hilang ketika sudah menemui satu titik untuk menyelesaikan misi mereka ini. 

Samuel bangkit dari duduknya, dia berdiri membelakangi teman-temannya itu. "Lo semua tau gue gimana kalo ada yang berani nusuk gue dari belakang? gue nggak akan main-main bakal bunuh di antara kalian dengan samurai gold gue! Mau lo sahabat gue atau bukan, sekalinya pengkhianat tetap pengkhianat!" sambung Samuel dengan penuh penekanan.

Farhan menghela napas panjang, kalo sudah begini akan ribet urusannya. "Gue udah nemu titik untuk menyelesaikan misi ini tapi lo nggak mau, dengan alasan nggak bisa ninggalin Navya. Sekarang gue tanya, lebih penting misi atau Navya?" ujar Farhan.

Samuel melirik kearah Farhan dengan tajam. "Kenapa jadi bawa-bawa, Navya?"

"Sorry, bukan mau salahin Navya. Tapi dari awal lo bilang untuk jagain Navya dan Mila gue udah firasat kalo misi ini bakal berantakan. Niat awal kita cuman lindungin mereka dari kejauhan, kan? bukan malah lo jadiin Navya pacar lo, dan gue heran kenapa bisa lo jadiin Navya pacar secepat ini?" 

"Dan sekarang? misi ini jadi berantakan dan lo salahin pihak yang mungkin berkhianat di antara kita. Lo juga harus sadar, LO JUGA SALAH DISINI! LO KETUA, LO LEADER DAN LO PEMIMPIN KITA! TAPI LO LEBIH MENTINGIN SEORANG NAVYA? PIKIR PAKE OTAK SAMUEL!" sambung Farhan.

"NAVYA PRIORITAS GUE!" bentak Samuel.

Farhan terkekeh pelan mendengar bentakan Samuel. "TERUS GANG KITA BUKAN PRIORITAS LO GITU?"

"KITA BANGUN INI GENG UDAH DARI LAMA, DARI SEBELUM KITA SEMUA KENAL NAVYA ATAUPUN MILA! SEMENJAK MEREKA ADA DI DALAM GENGGAMAN KITA SEMUANYA JADI KACAU! LO YANG SIBUK SAMA NAVYA.  SEAN, REGAL, BASTIAN SIBUK MAIN SAMA MILA! GUE? GUE SENDIRI YANG CARI INFORMASI, GUE YANG CARI JALAN KELUAR SUPAYA MISI INI SELESAI! BAHKAN SAMPE ADA PENGKHIANAT PUN LO SEMUA BARU TAU DARI JENDRAL, KAN? SELAMA INI KEMANA AJA? GILIRAN UDAH HILANG AKAL BUAT SELANJUTNYA MALAH SALAHIN PIHAK SATU DOANG LO SEMUA!" sambung Farhan dengan menunjuk semua teman-temannya satu persatu.

NAVYA ||  TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang