Hanya membutuhkan waktu 10 meni mereka sampai. Samuel memarkirkan mobilnya di parkiran. Pria itu menatap Navya yang kini juga menatapnya. Mereka berdua keluar dari dalam mobil lalu Navya menarik nafasnya dengan dalam saat melihat mobil Papa dan Mamanya sudah ada di parkiran. Samuel menggandeng tangan Navya yang sangat dingin.

Mereka berdua masuk ke dalam restoran yang sangat sepi, karna Samuel sengaja booking restoran itu untuk acara malam ini. Agar lancar acaranya. Samuel membawa Navya ke lantai dua, dimana keluarga mereka sudah ada di rooftop.

Dari ujung Navya melihat keluarga nya sedang berkumpul bersama keluarga Samuel.

"Malam. Maaf jika kami telat," celetuk Samuel lembut.

Mereka semua menatap kearah sumber suara itu. "Gapapa, ayo duduk dulu," ucap Chika a.k.a Bunda dari Samuel.

Pria itu duduk dan di ikuti oleh Navya yang duduk di samping Samuel.

Gadis itu menundukkan kepalanya dan meremas ujung dressnya itu. Dia sangat takut dengan tatapan yang diberikan oleh kakak perempuannya.

Silla menatap adiknya dengan sinis, gadis itu melihat dress adiknya yang terlalu pendek dan di bagian dada sangat terlihat.

"Ekhm, apa bisa kita mulai?" ucap Papa Navya tegas.

Alvano ayah dari Samuel mengangguk pelan. Pria itu duduk tegap dan menatap lawan bicaranya. "Begini Nevan, alasan kami dan keluarga mengundang kalian datang untuk melamar putri kalian yang bernama Navya Beatarisa untuk anak tunggal saya, Samuel Narendra," kata Vano menggunakan nada tegas.

Orang tua Navya terdiam, begitu pun dengan kakak dan abangnya.

Nevan melirik kearah putrinya. "Navya? Bukan Silla?" tanya Nevan bingung, takutnya pendengarannya tidak jelas.

Vano mengangguk pelan. "Iya, Navya. Putri bungsu kalian yang akan kami lamar untuk putra saya, Samuel." Pria paruh baya melirik ke arah dua remaja secara bergantian.

"Navya? Kamu nggak hamil kan?" tanya Mama khawatir.

Navya mengangkat wajah ketika mendengar pertanyaan Mamanya. "Enggak, Ma. Navya enggak mungkin melakukan hal bodoh seperti itu," jujur ​​Navya.

"Lalu, kenapa tiba-tiba kamu mau menikah? Jujur papa bingung loh ini, bisa dijelaskan lagi?" bingung Nevan.

Samuel bangkit dari tempat duduknya dan menatap Papa dan Mamanya Navya dengan tersenyum tipis. "Saya akan menjelaskan semuanya kepada keluarga, Navya," tegas Samuel.

"Sebelumnya, perkenalkan nama saya Samuel Narendra. Saya anak tunggal dari keluarga Narendra. Usia saya 18 tahun, alasan mengapa saya menyuruh kalian berkumpul disini, karna saya ingin meminta izin dan restu kepada orang tua Navya untuk menikah dengan putri bungsu kalian. Memang terdengar sangat konyol untuk kalian, tapi saya benar-benar serius untuk menikahi putri kalian tanpa paksaan, ataupun hal lainnya," ungkap Samuel dengan nada tegas. Pria itu langsung kembali duduk di tempatnya.

Nevan menatap Samuel penuh pertanyaan. "Apa alasan kamu menikahi putri saya? Saya tidak mau hanya sekedar cinta saja, yang namanya pernikahan bukan lah permainan!" tanya nevan.

Samuel berdeham pelan. "Menurut saya, Navya adalah sosok wanita yang sangat berbeda dari wanita lain. Dia memiliki pemikiran yang dewasa, dia baik, sopan, dan yang lebih penting, Navya memiliki kecerdasan yang sangat tinggi. Bagi saya dia sangat pantas untuk dijadikan seorang istri idaman, selain itu. saya suka dan cinta dengan Navya, saya juga ingin bersama dia hingga maut memisahkan kami. Dan, saya juga ingin membahagiakan Navya sepanjang hidup saya!" jawab Samuel serius.

NAVYA ||  TERBITWhere stories live. Discover now