"Karna cape jomblo, nanti di tuduh lagi nikung pacar orang." Navya melirik kearah Mila sekilas dengan sinis. Dia masih kesal dan marah dengan sahabat nya yang bisa berkata seperti itu kepadanya.

Mila menundukkan kepalanya. "Maaf, kalo perkataan gue tadi kelewatan dan buat lo sakit hati," sesal Mila.

Navya hanya berdeham pelan, ia menatap kearah Samuel. "Ayo kak, nanti keburu nutup loh," ajak Navya.

"Kita cabut," Samuel langsung menarik tangan Navya dan menjauh dari para sahabatnya yang terdiam dan masih tidak percaya dengan penuturan kedua remaja tadi.

Mila menatap kepergian sahabat nya dengan sendu, dia merasa sangat bersalah sekarang kepada gadis itu. Sean menepuk pundak Mila dan tersenyum tipis.

Sedangkan Farhan dan Bastian masih tercengang. "Mereka beneran mau nikah?" celetuk Farhan.

"Grecep ye Samuel," ucap Bastian.

Farhan mengangguk setuju "Aku menyebutnya, tampan dan pemberani."

"Gentle nama nya, daripada lo berdua ghosting anak orang terus," sarkas Sean.

Farhan menatap kearah Sean sinis. "Itu mah Bastian ye, gue kagak, sorry aja."

Di dalam mobil Navya dan Samuel berada di perjalanan menuju kantor pencatatan sipil, Samuel menatap Navya yang hanya melamun saja. "Benera siap kan? Gue nggak mau lo nikah sama gue karna terpaksa," tanya Samuel yang memecahkan keheningan.

"Iya, aku emang ada niatan nikah muda. Tapi kamu nggak akan larang aku buat sekolah tinggi kan?"

Samuel mengangguk pelan. "Of course baby. Gue juga mau punya istri yang berpendidikan, karna ngurus dan didik anak juga butuh otak yang pinter bukan?" ujar Samuel.

Navya meremas rok abu-abu nya, dia tiba-tiba kepikiran Papanya. Apa Papa akan memberikan restu kepada nya? Begitu pun dengan Mama nya.

Karna dia saja sedang tidak tinggal dengan kedua orang tuanya. Navya berharap jika mereka akan memberikan restu, karna Navya ingin sekali merasakan sebuah kebahagiaan yang belum pernah dia dapatkan dari keluarga.

"Sam, orang tua aku gimana?" cicit Navya kepada pria yang di sebelahnya.

Samuel memberhentikan mobilnya di pinggir jalan, pria itu menatap kearah Navya. "Tenang aja, nanti malam gue sama keluarga akan adain pertemuan sama orang tua lo, jadi tenang aja ya?" ucap Samuel lembut.

"Really? Kalo papa nggak izinin?" kata Navya yang sudah takut jika tidak akan di izinkan menikah.

Samuel mengelus pipi Navya lembut. "Gue akan yakinin bokap lo, kalo gue bisa jagain dan buat putri nya bahagia."

Navya mengulumkan senyumannya. "Semoga ini yang terbaik."

Samuel mengangguk pelan. "Amin, niat baik pasti ada aja jalan nya," kata Samuel.

"Bener, yaudah lanjut lagi." Samuel pun kembali melajukan mobil nya dengan kecepatan di atas rata-rata menuju pencatatan sipil.

Sebenarnya niat Navya hanya bercanda saja tadi, eh tapi beneran akan di nikahin oleh Samuel. Tapi dirinya juga seneng sih, pada awalnya Navya sama sekali tidak mau pacaran, lebih baik menikah biar nggak jadi bahan omongan orang kalo mereka hanya pacaran.

NAVYA ||  TERBITWhere stories live. Discover now