Samuel menatap kearah Navya yang menatap nya dengan muka polos gadis itu. "Kenapa?"

Navya memainkan jari nya di dada Samuel. "Kita beneran nikah?"

"Iya, kenapa?"

"Padahal tadi aku bercanda loh," ucap Navya menunjukkan muka polosnya.

Samuel mendekati mulutnya di dekat daun telinga Navya. "Dalam kamus hidup gue nggak ada kata bercanda, apalagi soal pernikahan," bisik Samuel.

"Kalo kita di DO gimana? Aku nggak bisa kejar cita-cita lagi dong," sedih Navya.

Samuel membelai rambut Navya. "Siapa yang bakal DO lo? Sekolah ini kan punya keluarga gue, jadi nggak mungkin kita di DO sayang," ucap Samuel lembut.

"Are you sure?"

Pria itu mengangguk pelan. "Yeah, lagi pula disini ada kok yang udah nikah, tapi mereka private," ucap Samuel.

"Siapa?" tanya Navya bingung.

Samuel mencubit pipi Navya. "Kepo deh, yuk," ajak Samuel.

Navya menatap bingung Samuel. "Kemana?" tanya Navya.

"Kita urus berkas buat nikah lah," sahut Samuel dengan memakai jaket nya.

"Tapi aku kan masih 17 tahun, kak," ucap Navya.

Samuel menaikan sebelah alisnya. "Terus? keluarga Narendra bisa melakukan apapun yang kita mau, termasuk urus surat pernikahan kek gini doang kecil," ucap Samuel.

"Yaudah, yuk," ajak Navya yang menarik tangan Samuel.

Mereka berdua keluar dari ruangan khusus pemilik sekolah dan tidak lupa Samuel mengunci pintu tersebut dengan card yang hanya di miliki keluarga Narendra. Siapapun tidak akan bisa masuk kedalam, kecuali memiliki cardnya.

🍂🍂🍂🍂

Samuel dan Navya berjalan di koridor sekolah dengan santai, Samuel merangkul pinggang Navya dengan sangat posesif dan tatapan nya yang datar.

Banyak siswa yang menatap kearah mereka dengan bingung, pasalnya tadi kedua remaja itu tiba-tiba saja menghilang entah kemana.

"WOY, LO BERDUA!" teriak Bastian.

Navya dan Samuel menghentikan langkah mereka. "Kenapa?" tanya Navya saat mereka semua ada di samping nya, termasuk ada Mila juga.

"Kalian mau kemana? Ini masih jam sekolah anjir," tanya Farhan ketika melihat keduanya ingin pergi.

Samuel merangkul pundak Navya. "Pencatatan sipil," jawab Samuel.

Bola mata para sahabat mereka terbelalak. "Ngapain?!" ucap mereka serempak.

Samuel memutarkan bola matanya malas. "Baca buku, ya daftar nikah lah," ketus Samuel.

Farhan menatap Navya. "Beneran?"

Navya mengangguk pelan. "Iya, kita mau nikah," ucap Navya santai.

Bastian mencubit pipi nya. "Kagak sakit, berarti kagak mimpi," gumam Bastian.

"Kenapa? Kok tiba-tiba?" tanya Sean yang sejak tadi diam.

NAVYA ||  TERBITWhere stories live. Discover now