Fifty Four

45K 2.4K 72
                                    

Rio memperhatikan Vania yang masih sibuk memoleskan make up nya, sedangkan Arka bermain bersama Alina dengan mainan yang baru dibelinya. Sore ini Rio akan memberikan sambutan untuk pembukaan family gathering yang akan diadakan tiga hari di Bali.

"Sudah, Van?" tanya Rio yang melihat Vania membereskan peralatan make up nya. Vania menganggukkan kepalanya seraya memasukkan semua make up nya ke dalam tas kecil.

Rio berjalan sembari menggendong Alina, sedangkan Vania menggandeng Arka diikuti dua pengasuh ke arah ballroom hotel tempat pembukaan. Semua orang sama, sama-sama memakai kaos putih yang menjadi seragam family gathering tahun ini begitu juga dengan Rio dan Vania.

Rio dan Vania menyalami beberapa orang karyawan dan petinggi di usaha bisnisnya. Acara masih mempertunjukkan seorang penyanyi pop perempuan yang cukup terkenal yang sedang menyanyi di tempat yang telah tersedia dengan diiringi alunan gitar.

"Sudah punya anak dua, Pak?" tanya salah satu petinggi sembari memperhatikan Arka dan Alina.

Rio terkekeh pelan, "Iya, alhamdulillah" jawab Rio.

"Bagi tips nya dong, Pak" pintanya membuat Rio terkekeh. Memang dia belum dikaruniai anak di usia pernikahan yang ketiga. Itulah yang patut disyukuri oleh Rio. Ia tak sampai menunggu satu tahun untuk memiliki anak.

Vania yang mendengar hal itu sontak menampilkan semburat malu. Ia menundukkan kepalanya untuk menutupinya.

"Nggak ada tips, asal buat aja kayak biasa" canda Rio membuat Vania langsung memutar matanya jengah.

Setelah beberapa menit berbasa-basi, Rio mengajak Vania duduk di bangku yang telah disediakan. Bangku yang letaknya berada di tengah-tengah, tak terlalu ke depan dan ke belakang.

Vania memperhatikan ke sekelilingnya, ia tak menyangka suaminya mengadakan acara family gathering untuk orang sebanyak ini. Apalagi sampai menyewa semua kamar hotel.

"Kakak nggak rugi apa?" tanya Vania pelan membuat Rio mengalihkan pandangan ke arah Vania.

"Rugi kenapa?" tanya Rio mengerutkan dahinya bingung.

"Kakak ngajak orang berapa?" tanya Vania.

"Sekitar seribuan" jawab Rio santai membuat Vania membeo.

"Kenapa, Van?" tanya Rio bingung.

"sewa hotel untuk seribu orang selama tiga hari dan juga transportasi buat mereka, Kakak nggak rugi?" tanya Vania tak percaya.

Rio terkekeh pelan mendengar pertanyaan Vania, "Tidak, malah untung. Menurutku, kalau kita buat karyawan bahagia, maka kinerja mereka akan tambah lebih baik" jawab Rio santai.

"Segini banyaknya, Kakak usaha apa sih?" tanya Vania yang memang sedikit kurang tahu apalagi ia sudah tiga tahun tak bertemu suaminya.

"Alhamdulillah. Selama tiga tahun kamu ninggalin aku, aku jadi orang workaholic. Nggak ada yang aku pikir selain bekerja buat ngumpulin uang buat nyewa orang nyari kamu. Eh nyatanya keblalasan, malah sekarang jadi terlalu kaya sampai aku punya resort dan menanam saham sana sini. Sama WDH juga" jelas Rio dengan nada sombongnya.

Vania mendengus kesal sembari menahan senyumannya. Entah dari mana ia bisa mendapat suami seperti ini. Romantis saja masih sempat-sempatnya sombong.

"Sombong" cibir Vania membuat Rio tergelak.

"Demi kamu, Van" bisik Rio membuat Vania tersipu malu.

"Halo, selamat sore semuanya" sapa dua MC mengalihkan perhatian mereka.

Dua MC mulai bertugas memeriahkan acara ini. Vania sendiri sibuk berjalan ke sana ke mari menjaga Alina yang berlarian ke bangku satu ke bangku yang lain, padahal tak ada yang ia kenal.

OUR LOVEWhere stories live. Discover now